Puasa Ramadhan 2025: Pengertian, Syarat dan Ketentuan hingga Hukum Puasa Ramadhan
Puasa dapat diartikan sebagai menahan diri dari sesuatu. Sementara puasa Ramadhan memiliki makna, yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa serta diikuti dengan niat dan dilakukan sejak terbit fajar hingga matahari terbenam.
Hukum Berpuasa Bagi Mereka yang Bekerja Berat
Lantas, bagaimana dengan pekerja berat seperti kuli bangunan atau buruh kasar dalam berpuasa? Apakah mereka akan mendapatkan keringanan?
Tanpa mesti menjalankan puasa, para pekerja berat membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan tugasnya.
Sementara ketika mereka berpuasa, mereka diharuskan untuk menahan lapar dan haus. Bahkan, tidak menutup kemungkinan mereka bekerja di bawah teriknya matahari.
Ada kemungkinan juga mereka mengalami dehidrasi atau hal-hal buruk lain ketika tetap berpuasa.
Dikutip pendapat Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Busyrol Karim yang menyatakan bahwa ketika memasuki Ramadan, pekerja berat seperti buruh tani, wajib berniat puasa pada malam hari menjelang puasa.
Apabila kemudian pada siang hari ia kesulitan dalam menjalankan puasa, ia boleh berbuka. Tetapi, jika ia merasa kuat, maka ia boleh tidak membatalkannya.
Selain itu, jika memang keadaan darurat, yang bisa mengancam kesehatan atau bahkan jiwa seseorang, maka membatalkan puasa menjadi pilihan utama.
Jika ada hal-hal yang membuat seseorang bisa membatalkan puasa, tetapi ia bertahan menjalankan puasa, maka puasa tersebut tetap sah.
Sebaliknya, jika ternyata yang dihadapinya hanyalah masalah ringan, maka sang pekerja tidak diperkenankan membatalkan puasa. Dan jika memaksa membatalkan maka tentu puasanya menjadi tidak sah.
Keutamaan Puasa Ramadhan
Ada beberapa keutaman puasa Ramadhan yang sangat perlu untuk kamu ketahui agar semakin khusuk kamu dalam melaksanakan ibadah tersebut nanti.
Lantas, apa saja keutaman puasa Ramadhan yang merupakan bagian dari Puasa Ramadhan 2025: Pengertian, Syarat & Ketentuan Hingga Hukum Puasa Ramadhan tersebut. Simak penjelasan selengkapnya di bawah:

Advertisement
Bulan Pengampunan Dosa
Ramadhan merupakan waktu paling spesial sebab di bukan ini hujan keberkahan seakan tidak berhenti terjadi.
Salah satu hal yang menjadi paling utama adalah waktu dimana dosa-dosa kita di masa lalu akan diampuni oleh Allah SWT.
Namun, tentunya dengan sebuah syarat kita melaksanakan puasa di dalamnya hanya dengan mengharap pahala dari sisi Allah dan berdasarkan iman serta taqwa kita kepada-Nya.
Dibukanya Pintu Menuju Surga dan Ditutupnya Pintu Menuju Neraka
Sebagian ulama menafsirkan hadis ini dengan makna bahwa di bulan Ramadhan adalah waktu di mana Allah membuka amalan-amalan pahala selebar-lebarnya dan memberikan kemudahan dan pahala yang berlipat ganda.
Sehingga, hal tersebut akan memudahkan jalan seseorang untuk meraih amalan sebanyak-banyaknya dan dapat menuju surga.
Begitu pun sebaliknya, bulan Ramadhan mampu mencegah manusia dari kemaksiatan yang membuat mereka menuju pintu neraka.
Tentu saja dengan melaksanakan amalan-amalan tambahan selain yang wajib dan dengan niat khusuk karena Allah Ta’ala.
Waktu dan Momen Mustajab
Dalam berdoa tentu ada waktu-waktu tertentu atau mustajab agar doa dapat didengar dan akan dikabulkan Allah SWT. Doa orang yang berpuasa menjadi salah satunya.
Apalagi saat seseorang sedang berpuasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah tersebut.
Maka bisa dibilang bahwa bulan suci Ramadhan ini menjadi kesempatan besar kita untuk meminta kepada Allah segala kebaikan melalui doa.
Berdoalah yang banyak, berdoalah yang baik. Dengan berdoa hal baik, Allah SWT akan memilihkan hal paling terbaik untuk kita.
Bulan di Mana Terdapat Malam Lailatul Qadar
Apabila Ramadhan merupakan bulan terbaik dalam satu tahun, maka Lailatul Qadar adalah malam terbaik di antara semua malam dan hari yang ada di semesta ini.
Malam Lailatul Qadar merupakan malam diturunkannya Al-Quran yang penuh dengan keberkahan. Malam ini sangat spesial dimana nilainya adalah lebih baik dari seribu bulan.
Malam Lailatul Qadar sendiri tidak pernah disebutkan secara spesifik kapan dan hari apa.
Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan dalam sebuah hadits jika malam itu terdapat pada 10 malam terakhir pada malam ganjil di bulan suci Ramadhan.
Pada malam itu, umat Muslim disunahkan untuk memperbanyak amalan ibadah dan memperbanyak doa baik. Sebagaimana yang disebutkan:
….Di bulan itu terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa dihalangi mendapatkan kebaikannya, maka ia telah terhalangi.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 55)
Terdapat Keberkahan Melimpah dalam Sahur
“Makan sahur itu berkah, maka jangan kamu tinggalkan meskipun hanya meminum seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 3683)
Satu hal yang disunahkan saat kita berpuasa di bulan Ramadhan adalah makan sahur.
Kadang masih banyak dari kita yang menyepelekan hal ini, padahal di dalamnya banyak sekali mengandung kebaikan dan keberkahan seperti yang sudah disebutkan hadist riwayat di atas.
Selain untuk mempersiapkan tenaga untuk menjalani ibadah puasa hari tersebut, bersahur memiliki keberkahan yang besar di mana Allah dan para Malaikatnya akan bersalawat kepada mereka yang bersahur.
Maka, waktu Sahur tidak boleh lagi dilewatkan. Selalu upayakanlah bersahur meski dengan hanya seteguk air. Itu jauh lebih baik.