Rasio Profitabilitas: Pengertian, Rumus, Fungsi, Jenis dan Contohnya Lengkap
Rasio Profitabilitas: Pengertian, Rumus, Fungsi, Jenis dan Contohnya Lengkap – Rasio profitabilitas adalah sesuatu hal penting yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan. Tanpa adanya rasio yang cukup tinggi, maka perusahaan tidak akan dianggap berkembang dengan baik. Bahkan bisa saja dianggap usaha itu tidak mampu berjuang.
Sehingga bisa dikatakan akan mengalami kerugian yang sangat besar. Itulah kenapa penghitungan rasio profitabilitas ini sangat penting. Apabila rasio yang dimiliki sangat tinggi maka akan mudah bagi perusahaan itu untuk mendapatkan investor atau suntikan dana baru..
Pengertian Rasio Profitabilitas
Daftar Isi
Daftar Isi
Rasio profitabilitas rasio keuntungan merupakan skala atau tolak ukur dari suatu perusahaan apakah mereka mampu menghasilkan keuntungan atau tidak. Dengan menggunakan rasio ini bisa dilihat berapa keuntungan yang diterima perusahaan dalam periode waktu tertentu.
Artinya suatu perusahaan bisa dikatakan memiliki untung cukup besar dalam suatu periode tertentu biasanya satu tahun. Apabila mereka memiliki kemampuan itu, stasiun nya akan terlihat sangat tinggi sehingga dalam satu periode bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Selain itu antara periode satu dengan periode selanjutnya akan mengalami peningkatan. Apabila mengalami peningkatan bisa dikatakan jika rasio keuntungan atau profitabilitas itu mengalami kenaikan dan perusahaan sudah berkembang dengan sangat pesat.
Rasio keuntungan bisa berbeda-beda dan biasanya Setiap perusahaan akan menggunakan jenis skala atau rasio yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu suatu lembaga pendanaan juga akan menggunakan rasio tertentu sesuai dengan standar mereka.
Intinya apabila suatu perusahaan memiliki rasio yang cukup tinggi bisa dikatakan potensinya untuk berkembang akan besar. Selain itu suatu perusahaan juga dikatakan berpotensi cukup tinggi apabila tidak mengalami penurunan keuntungan dari satu periode ke periode yang lain.
Manfaat Rasio Profitabilitas
Manfaat rasio profitabilitas ternyata cukup banyak. Berikut beberapa jenis manfaat yang biasanya digunakan oleh suatu perusahaan.
1. Menghitung Laba dalam Periode Tertentu
Rasio profitabilitas perusahaan berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dengan mengetahui besarnya pendapatan yang dimiliki oleh perusahaan ini maka bisa dilihat apakah perusahaan ini mendapatkan laba atau malah mengalami kerugian.
Biasanya periode waktu yang digunakan untuk melakukan penghitungan laba adalah 1 tahun. Dalam satu tahun ini akan dilihat kira-kira berapa pemasukan yang sudah didapatkan lalu jika sudah dikurangi dengan modal maka akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk kotor.
Penghitungan laba ini sangat penting untuk mengetahui perkembangan dari suatu perusahaan. Itulah kenapa rasio keuntungan sangat penting dan selalu dihitung oleh suatu perusahaan khususnya perusahaan terbuka yang memiliki saham di pasar modal Indonesia.
2. Mengetahui Perkembangan Laba
Perkembangan laba juga sangat penting untuk diketahui sehingga perusahaan dikatakan berkembang atau tidak. Saat terjadi pandemi sebagian besar perusahaan mengalami kemunduran tetapi setelah kondisi ini membaik biasanya akan terlihat adanya kenaikan laba.
Perkembangan laba dari satu periode ke periode yang lain merupakan salah satu tanda jika suatu perusahaan sudah berjalan dengan baik. Berarti pengelolaan perusahaan itu dijalankan dengan sempurna karena tidak mengalami masalah.
3. Mengetahui Kemampuan Pengembangan Modal
Rasio profitabilitas atau keuntungan yang tinggi juga merupakan salah satu tanda jika suatu perusahaan bisa mengembangkan modal dengan baik. Apapun perusahaannya entah itu besar atau kecil rasio keuntungan akan memperlihatkan jika perusahaan itu mampu mengelola modal yang dimiliki atau tidak.
Apa yang didapatkan dalam satu periode harus lebih besar dari modal yang dimiliki pada awal periode. Artinya pendapatan yang dipesan itu akan menunjukkan seberapa besar kemampuan suatu perusahaan untuk mengembangkan modal sehingga keuntungan yang didapatkan bisa lebih besar.
4. Mengetahui Laba Bersih
Terakhir yang tidak kalah penting adalah mengetahui laba bersih yang didapatkan dari laba kotor dikurangi dengan berbagai jenis operasional. Laba bersih inilah yang nantinya akan digunakan sebagai model baru untuk perusahaan agar bisa berkembang.
Selain itu laba yang diberikan kepada para pemegang saham sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati. Dengan melakukan ini akan ada perkembangan yang besar pada saham sehingga perusahaan semakin meningkat.
Fungsi Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan juga memiliki fungsi yang cukup besar. Berikut beberapa fungsi dari rasio keuntungan perusahaan.
1. Mengukur Performa Perusahaan
Rasio keuntungan digunakan untuk mengukur performa dari suatu perusahaan. Performa ini akan menunjukkan apakah suatu perusahaan sudah menjalankan fungsinya secara maksimal apa belum. Itulah kenapa suatu perusahaan biasanya akan merilis rasio profitabilitas mereka secara publik.
Dengan mengetahui performa dari suatu perusahaan. Bisa dilihat apakah perusahaan itu bisa berkembang dalam waktu dekat atau tidak. Apabila bisa berkembang maka perusahaan harus menunjukkan kemampuan mereka secara maksimal dengan banyaknya inovasi.
Sebaliknya apabila dilihat dari skala profitabilitas yang terus mengalami penurunan. Performa dari suatu perusahaan bisa dikatakan sangat anjlok. Kondisi seperti ini bisa membuat perusahaan tidak bisa berjalan dengan lancar.
2. Perbandingan
Selanjutnya adalah perbandingan yang bisa menunjukkan apakah pada periode sekarang dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami peningkatan atau tidak. Normalnya dari periode lalu ke periode selanjutnya harus terjadi peningkatan meski itu sangat kecil.
Adanya peningkatan ini menunjukkan jika kemampuan perusahaan untuk mempertahankan strategi mereka sangat baik. Bahkan apabila terjadi kenaikan yang cukup signifikan jika perusahaan itu mampu menjalankan kemampuannya secara maksimal.
Apabila dari perbandingan terlihat ada penurunan yang cukup signifikan. Bisa dikatakan jika perusahaan itu tidak mengalami perkembangan yang cukup besar. Apa mengalami kemerosotan sehingga perlu diadakan perbaikan.
3. Penyajian Data untuk Investor
Disadari atau tidak penyajian data yang baik dari memperlihatkan rasio profitabilitas bisa bermanfaat untuk semua orang. Salah satunya adalah investor yang menanamkan modal pada perusahaan itu baik secara langsung atau dengan membeli saham saham mereka pada pasar modal.
Apabila penyajian data sangat baik dan terlihat adanya peningkatan yang sangat signifikan. Perkembangan modal juga akan berjalan dengan baik, sehingga terjadi kenaikan harga yang konstan ataupun memiliki keren naik dalam satu periode.
4. Evaluasi Periode Selanjutnya
Rasio keuntungan atau profit aktivitas bisa juga digunakan sebagai salah satu jalan melakukan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk membuat suatu perusahaan berkembang lagi atau menghindari berbagai jenis kesalahan yang sebelumnya pernah dibuat.
Adanya evaluasi ini akan membuat suatu perusahaan bisa berjalan lagi dengan baik dan diakhir periode akan mendapatkan keuntungan. Paling tidak perusahaan tidak akan mengalami penurunan modal tetapi mengalami kenaikan meski itu sangat kecil.
Contoh Rasio Profitabilitas dan Rumusnya
Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan ternyata bisa dihitung dengan beberapa cara. Masing-masing cara ini dilakukan karena biasanya perusahaan atau stakeholder memiliki standar tersendiri untuk menilai perkembangan dari perusahaan.
1. Gross Profit Margin (Laba Kotor)
Laba kotor bisa didapatkan dengan mengetahui seberapa besar pendapatan yang didapatkan dari hasil penjualan. Selanjutnya pendapatan ini akan dikurangi dengan biaya operasional atau harga dari moda yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Secara umum untuk mengetahui laba kotor bisa menggunakan rumus berikut:
GPM = Laba Kotor / Total Pendapatan x 100%
Katakanlah suatu perusahaan memiliki laba kotor sekitar 4 miliar, lalu total pendapatan yang dimiliki 5 miliar. Berarti persentase laba kotor:
GPM = 4 / 5 x 100% = 80%
2. Margin Laba Bersih
Untuk mengetahui margin laba bersih, seseorang harus mengetahui seberapa besar laba bersih Setelah dikenakan pajak. Selain itu laba bersih itu akan dibagi dengan total penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui margin laba bersih adalah:
MLB = Laba bersih / penjualan x 100%
Contoh:
Suatu perusahaan memiliki laba bersih sekitar 2,5 miliar. Selanjutnya total penjualan yang dilakukan adalah 20 miliar.
MLB = 2,5/20 x 100% = 12,5%
3. Rasio Pengembalian Aset
Rasio pengembalian aset dihitung dengan membandingkan antara jumlah laba yang didapat dengan total atau keseluruhan aset yang dimiliki. Dengan mengetahui hal ini maka bisa terlihat berapa pengembalian aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung an rasio profitabilitas ini adalah:
RPA = Pendapatan / Total aset x 100%
Contoh: perusahaan memiliki pendapatan dalam satu periode sekitar 3 Miliar. Sementara itu total aset yang dimiliki 30 Miliar.
RPA = 3 / 30 × 100% = 10%
4. Rasio Pengembalian Penjualan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa besar persentase dari untung yang didapatkan setelah dikurangi berbagai jenis biaya operasional. Tetapi keuntungan ini masuk belum dikurangi dengan pajak yang nantinya akan dibebankan.
Jadi biaya ini murni persentase hasil dari penjualan. Apabila dibandingkan dengan penjualan kotor biasanya memiliki nilai yang lebih kecil karena penjualan kotor masih belum dikurangi dengan beberapa biaya operasional.
Rumus yang digunakan untuk penghitungan ini adalah:
RPP: penjualan sebelum pajak / total penjualan × 100%
Contoh: perusahaan memiliki nilai penjualan yang sudah dikurangi operasional dan belum dipotong pajak sebesar 4 miliar. Sementara itu total penjualan adalah 25 miliar.
RPP: 4 / 25 ×100% = 16%
5. Return on Investment
Rasio profitabilitas ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang didapatkan apabila dibandingkan dengan modal awal sebelum mengalami perkembangan.
Dengan penghitungan ini maka bisa diketahui berapa besar keuntungan yang sudah diterima oleh suatu perusahaan atau individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ROI:
ROI : (Total Pendapatan – Modal awal) : modal awal × 100%
Contoh: perusahaan memiliki total pendapatan sekitar 600 juta. Modal awal yang digunakan adalah 500 juta.
ROI : (600 – 500) : 500 × 100% = 20%
Rasio profitabilitas merupakan salah satu indikator kesuksesan dari suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki rasio profitabilitas yang cukup tinggi. Kemungkinan besar akan memudahkan mereka untuk mendapatkan investor.
Bahkan hal itu bisa dialami dalam beberapa tahun setelah didirikan. Intinya agar bisa mendapatkan rasio profitabilitas yang tinggi suatu perusahaan harus berjuang dengan sangat keras. Perjuangan ini membuahkan hasil berupa banyaknya untung yang didapatkan dalam suatu periode.
Selain itu beberapa bagian dari perusahaan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Suatu perusahaan yang tidak memiliki rasio keuntungan yang ini akan dianggap sebagai perusahaan yang tidak sukses.
Bahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama perusahaan itu bisa mengalami kerugian karena sumber pendanaan atau keuntungan yang mereka miliki tidak bisa dimaksimalkan.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Denpasar Bali Harga Murah