Ringkasan Cerita Hikayat Panji Semirang Singkat beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Ringkasan Cerita Hikayat Panji Semirang Singkat beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik — Kamu mungkin pernah mendengar mengenai cerita hikayat. Namun, apakah kamu masih ingat dengan cerita hikayat Panji Semirang?

Pada artikel Mamikos kali ini, Mamikos akan menginformasikan mengenai ringkasan cerita hikayat Panji Semirang singkat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya khusus untuk kamu.

Bahasan Ringkasan Cerita Hikayat Panji Semirang Singkat

wikipedia.org

Pembacaan karya sastra lama Melayu yang disebut sebagai hikayat ini tak lain adalah untuk menjadi pelipur lara, membangkitkan semangat juang atau sekadar memeriahkan suasana pesta.

Hikayat ini dapat berbentuk prosa, undang-undang, atau silsifah yang sifatnya rekaan. Dalam artikel ini Mamikos sudah merangkum seperti apa ringkasan cerita hikayat Panji Semirang singkat berikut dengan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya untuk kamu.

Pahami Pengertian Hikayat di Sini

Cerita Hikayat Panji Semirang adalah bagian dari Cerita Panji yang berasal dari Jawa Timur pada abad ke-14 Masehi. Lantas, siapa penulis Hikayat Panji Semirang?

Meski cerita hikayat Panji Semirang ini diyakini berasal dari Jawa Timur, namun siapa penulis Panji Semirang tidak diketahui secara jelas.

Hikayat satu ini mengandung nilai-nilai moral yang patut diteladani seperti ketabahan, kesetiaan, dan semangat juang, yang menjadikannya sebagai sumber penting dalam penelitian bahasa Melayu.

Hikayat merupakan jenis karya sastra lama yang dapat berbentuk prosa. Biasanya dalam hikayat mengandung berbagai nilai moral dan sering kali disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi selanjutnya secara turun temurun.

Jika menengok ke KBBI Daring, hikayat memiliki arti sebuah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, atau silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat itu.

Pada zaman itu, cerita hikayat akan dibaca sebagai pelipur lara, membangkitkan semangat juang, atau sekadar untuk memeriahkan suasana pesta.

Biasanya, pembacaan cerita hikayat akan diawali dengan pembukaan yang panjang. Kemudian cerita berlanjut pada kisah-kisah yang terkait dengan tokoh heroik atau bahkan romantis.

Simak Ringkasan Cerita Hikayat Panji Semirang Singkat di Sini

Dalam hikayat Panji Semirang mengisahkan tentang ketabahan seorang putri raja yang diusir dari kerajaannya sendiri. Puteri tersebut memutuskan untuk meninggalkan istananya lalu menyamar sebagai laki-laki dan menamai dirinya sendiri Panji Semirang.

Dalam perjalanannya tersebut, Sang Putri yang menyamar harus menghadapi sejumlah rintangan sebelum akhirnya ia berhasil kembali bersatu dengan keluarganya.

Tak hanya itu, setelah melewati banyak rintangan, Sang Putri akhirnya bertemu kembali dengan kekasih hatinya. Mari simak selengkapnya ringkasan cerita hikayat Panji Semirang sebagai berikut ini.

Hikayat Panji Semirang bermula dari empat bersaudara yang menjadi raja di Kuripan, Daha, Gegelang, dan Singasari di Tanah Jawa.

Raja Daha dikisahkan memiliki dua putri bernama Galuh Candra Kirana yang cantik dan lemah lembut, serta Galuh Ajeng yang rupanya memiliki kedengkian terhadap kakak tirinya.

Cerita Inti Hikayat Panji Semirang

Dikisahkan Raja Kahuripan, saudara dari Raja Daha, ingin menikahkan putranya, Raden Inu Kertapati, dengan Galuh Candra Kirana.

Namun di sisi lain, Paduka Liku, selir Raja Daha, justru tengah merencanakan kejahatan untuk menggantikan Galuh Candra Kirana sebagai menantu raja.

Dia lalu mengirimkan tapai beracun kepada permaisuri, seiring menyusun rencana jahat dengan bantuan seorang pertapa. Dia kemudian mencoba menggantikan hadiah pernikahan dengan boneka emas yang dimiliki Galuh Candra Kirana.

Konflik kemudian bermunculan saat Candra Kirana menolak untuk menukarkan bonekanya. Sementara itu, akibat kejahatan Paduka Liku, permaisuri Daha meninggal akibat tapai beracun. Candra Kirana kemudian difitnah sebagai pelakunya dan ia pun lantas diusir dari istananya.

Setelah keluar dari istana, Candra Kirana dan pengikutnya lalu membangun sebuah kerajaan kecil. Bukan hanya itu, Candra Kirana juga menyamar sebagai seorang pria dan berganti nama menjadi Panji Semirang.

Upaya Panji Semirang Memperkuat Kerajaannya

Mereka kemudian melakukan perampokan demi memperkuat kerajaan mereka. Kabar tentang keberadaan kerajaan Panji Semirang sampai ke Kahuripan. Raden Inu Kertapati pun dikirim untuk membayar uang jujuran kepada Panji Semirang.

Raden Inu Kertapati merasa terkesan dengan kecantikan dan kelembutan suara dari Panji Semirang. Di lain waktu, ketika melihat Candra Kirana, yang menyamar sebagai pemain gambuh, Raden Inu Kertapati menyadari bahwa itu adalah kekasihnya.

Setelah mereka bertemu kembali, Candra Kirana segera membawa Raden Inu Kertapati ke istana Kahuripan untuk menjelaskan kebenaran yang terjadi.

Paduka Liku yang kehilangan dukungan sebab Raja Daha kini menolak memperhatikannya. Adiknya yang mencoba mencari guna-guna tersebut kemudian meninggal dalam perjalanan.

Paduka Liku yang merasa putus asa kemudian bunuh diri setelah mendengar berita pernikahan antara Raden Inu Kertapati dan Galuh Candra Kirana.

Cerita dalam hikayat Panji Semirang pun berakhir dengan kebahagiaan setelah melewati berbagai rintangan, konflik dan intrik dalam kehidupan sang tokoh utama yakni Galuh Candra Kirana.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerita Hikayat Panji Semirang

Setelah membaca ringkasan cerita hikayat Panji Semirang singkat di atas, mari melanjutkan membaca apa saja unsur intrinsik dan ekstrinsik di bagian ini.

1. Unsur Intrinsik Panji Semirang:

Dalam hikayat Panji Semirang unsur intrinsiknya mencakup tema, alur, penokohan, setting, sudut pandang, dan amanat yang akan diuraikan di sini.

a. Tema:

Tema utama dari cerita Panji Semirang yakni rasa iri dengki yang kemudian membuat seseorang menghalalkan segala cara karena hatinya menjadi buta.

Dalam hikayat ini juga digambarkan betapa bahayanya saat seseorang memiliki hati yang diliputi benci dan dengki tersebut.

b. Alur Cerita:

Alur cerita pada hikayat Panji Semirang berlangsung maju. Sebab, cerita dimulai dari peristiwa awal hingga akhir, memberikan pengalaman membaca kronologis yang rapi.

Pengenalan masing-masing tokoh berikut sifat dan latar belakangnya secara singkat sudah dijelaskan pada saat cerita dimulai.

Cerita berlanjut pada konflik yang mengakibatkan Galuh Candra Kirana, Sang Putri, harus terusir dari kerajaan dan terpisah dengan kekasih hatinya.

Cerita lalu ditutup dengan penyelesaian konflik yang jelas dan tidak membingungkan.

c. Tokoh:

Karakter dalam cerita hikayat Panji Semirang antara lain:

  • Galuh Candra Kirana
  • Raden Inu Kertapati
  • Galuh Ajeng
  • Paduka Liku
  • Sang Ratu
  • Sang Raja
  • Mentri.

d. Setting/Tempat:

Setting atau tempat berlangsungnya cerita melibatkan Kerajaan Negeri Daha dan hutan. Hal ini menciptakan suasana yang bervariasi antara kebahagiaan dan ketegangan.

e. Amanat:

Amanat yang terkandung dalam cerita hikayat Panji Semirang menyoroti betapa pentingnya sifat baik, lemah lembut, perilaku santun, serta peringatan agar tidak menjadi individu yang penuh dendam, dengki dan mudah iri hati.

2. Unsur Ekstrinsik Panji Semirang:

Di sisi lain, unsur ekstrinsik Hikayat Panji Semirang mencakup nilai-nilai sosial dan budaya yang tercermin dalam cerita mulai dari awal hingga endingnya.

Nilai budaya juga tergambar melalui tindakan yang tidak berprikemanusiaan dijelaskan dalam cerita. Aspek religi, kesabaran, dan ketekunan tercermin dalam pemujaan dewa serta sikap Sang Raja dan Permaisuri, menambah dimensi spiritual serta moral yang dapat diteladani.

Konklusi Ringkasan Cerita Hikayat Panji Semirang

Dalam cerita hikayat Panji Semirang memberikan sebuah simpulan yang kuat mengenai penting seseorang untuk memiliki ketabahan, kesetiaan, serta nilai hubungan keluarga dalam menghadapi berbagai rintangan.

Pada kisah ini menyoroti bagaimana ketabahan menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sang tokoh utama, Galuh Candra Kirana.

Melalui perjalanan hidupnya yang penuh rintangan, Candra Kirana mampu mempertahankan tekadnya dan mengatasi setiap cobaan yang datang ke hidupnya.

Kemudian, kesetiaan menjadi tema sentral dalam hikayat Panji Semirang ini. Galuh Candra Kirana, yang menyamar sebagai Panji Semirang, menunjukkan kesetiaan pada nilai-nilai serta prinsip-prinsip yang ia percaya bahkan dalam kondisi paling sulit sekalipun.

Hal ini memberikan pembaca pesan kuat bahwa kesetiaan pada diri sendiri dan pada orang-orang terdekat adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi perjalanan hidup.

Nilai hubungan keluarga tak kalah menjadi fokus penting dalam konklusi cerita ini. Meskipun Galuh Candra Kirana mengalami kesulitan hingga harus terpisah dari keluarga dan kekasih hatinya, akhir cerita menunjukkan pentingnya persatuan keluarga.

Keseluruhan, Hikayat Panji Semirang memberikan pelajaran yang mendalam kepada para pembaca mengenai nilai-nilai moral seperti ketabahan, kesetiaan, dan pentingnya kepercayaan dalam keluarga.

Penutup

Info ringkasan cerita hikayat Panji Semirang singkat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam artikel Mamikos kali ini harus disudahi dulu sampai di sini.

Mudah-mudahan saja setelah membaca ringkasan cerita hikayat Panji Semirang singkat pada artikel ini, wawasan kamu jadi semakin bertambah lagi.

FAQ

Jelaskan apa yang dimaksud dengan hikayat?

Hikayat merupakan salah satu jenis sastra lama yang bentuknya dapat berupa lisan atau tulisan. Secara umum, hikayat mengisahkan tentang kehidupan dari kaum bangsawan, keluarga istana, atau orang-orang yang memiliki kehebatan atau kekuatan tertentu di masa lampau.

Sebutkan apa saja contoh hikayat?

Berikut ini adalah uraian beberapa contoh hikayat Melayu dan Jawa yang terkenal dan perlu kamu ketahui, di antaranya adalah Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat si Miskin, Hikayat 1001 Malam, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Hang Tuah.

Coba sebutkan apa saja unsur intrinsik hikayat?

Unsur intrinsik dari hikayat yang perlu kamu ketahui apabila hendak mengerjakan tugas nanti antara lain adalah Tema, Latar, Alur, Amanat, Tokoh, Watak/ Penokohan, Sudut Pandang, dan Gaya Bahasa.

Apa saja tujuan hikayat itu?

Hikayat memiliki fungsi atau tujuan sebagai pelipur lara, menumbuhkan jiwa kepahlawanan atau pemimpin, membangkitkan semangat, untuk kepentingan didaktis (bersifat mendidik), dan untuk mengabadikan segala kejadian yang dialami oleh para raja di masa lampau.

Seperti apa struktur hikayat?

Hikayat memiliki 6 struktur yang perlu kamu pahami yakni abstraksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda. Ciri-ciri hikayat sendiri antara lain ceritanya bersifat istana sentris, menggunakan bahasa Melayu lama, segi cerita kaku, cerita bersifat anonim, dan kisahnya banyak dibumbui.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta