Ringkasan Cerita Rakyat Lutung Kasarung dan Purbasari Pendek Beserta Pesan Moralnya

Ringkasan Cerita Rakyat Lutung Kasarung dan Purbasari Pendek Beserta Pesan Moralnya – Lutung Kasarung merupakan cerita rakyat dari Jawa Barat. Melalui cerita rakyat ini kita diajarkan untuk menepati janji yang telah diucapkan apapun resikonya.

Walau kisah ini sudah ratusan tahun lamanya, tetapi nilai moral yang terkandung di dalamnya masih relevan untuk diterapkan di kehidupan sekarang.

Tentang Cerita Rakyat Lutung Kasarung dan Purbasari

upload.wikimedia.org

Pepatah Jawa mengatakan bahwa ajining dhiri saka lathi yang artinya adalah harga diri seseorang ada pada lidahnya.

Makna dari pepatah ini adalah seseorang akan memiliki harga diri selama dia menjaga lidahnya dari perbuatan yang tidak baik seperti berdusta dan memfitnah.

Jika kamu ingin mengetahui bagaimana ringkasan cerita Lutung Kasarung dan Purbasari. Berikut ini adalah ringkasan cerita rakyat Lutung Kasarung.

Ringkasan Cerita Rakyat Lutung Kasarung

Menurut cerita rakyat Lutung Kasarung. Zaman dahulu hiduplah seorang raja bernama Prabu Tapa Agung yang memerintah di sebuah kerajaan Pasir Batang.

Beliau memiliki tujuh orang putri yang bernama Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan Purbasari.

Dibanding dengan kakak-kakaknya Purbasari lebih unggul dalam segala bidang. Purbasari sangat ahli dalam ilmu kepemimpinan, perpolitikan, hingga sastra.

Selain itu Purbasari dikenal sangat dekat dengan rakyatnya. Sudah tak terhitung berapa kali Purbasari membantu rakyat miskin di kerajaannya. Hal inilah yang membuat Prabu Tapa Agung sangat menyayangi putri bungsunya.

Suatu hari Prabu Tapa Agung mengundang seluruh putrinya untuk hadir dalam sebuah acara yang diadakan di pasewakan.

Dalam kesempatan itu Prabu Tapa Agung mengatakan bahwa dirinya ingin memulai kehidupan baru sebagai pertapa di hutan.

Keputusan Prabu Tapa Agung ini tentu membuat semua yang hadir dalam acara tersebut bukan main kagetnya.

Setelah sang raja berkata demikian, semua yang hadir pada acara itu tidak sabar menanti siapakah yang akan ditunjuk sebagai pengganti sang raja.

Sesaat kemudian Prabu Tapa Agung mengatakan bahwa Purbasari yang akan menggantikannya menjadi pemimpin di kerajaan Pasir Batang.

Keputusan Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari disambut dengan gembira oleh para prajurit dan para pembesar kerajaan.

Di antara yang hadir dalam pasewakan itu hanya Purbararang yang tidak senang dengan penunjukan Purbasari sebagai pemimpin baru di kerajaan Pasir Batang.

Purbararang yang merupakan putri sulung dari Prabu Tapa Agung merasa bahwa dirinya lebih berhak memerintah di kerajaan Pasir Batang daripada Purbasari, adik bungsunya.

Meski hatinya tidak senang dengan penunjukan yang dilakukan ayahandanya. Tetapi Purbararang berusaha menutupi rasa tidak senangnya tersebut.

Kebencian Purbararang

Menurut cerita rakyat Lutung Kasarung. Selang beberapa hari kemudian Prabu Tapa Agung meninggalkan kerajaan.

Beliau menuju suatu hutan yang letaknya berada di lereng gunung Ciremai. Di sana beliau, menjadi pertapa supaya bisa lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Ketika sang raja telah meninggalkan kerajaan. Muncullah keinginan Purbararang untuk merebut tampuk kekuasaan dari tangan adiknya.

Purbararang memikirkan bagaimana cara yang paling tepat untuk merebut singgasana kerajaan yang saat ini diduduki Purbasari.

Setelah melakukan berbagai pertimbangan, akhirnya Purbararang berhasil menemukan cara yang tepat untuk menyingkirkan Purbasari.

Ia bekerja sama dengan seorang dukun dari aliran hitam. Berkat kekuatan sihir yang dimiliki sang dukun, kulit mulus milik Purbasari berubah menjadi bernanah dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Melihat perubahan yang terjadi pada tubuh adiknya. Purbararang segera menyebarkan fitnah bahawa jika tidak segera diasingkan. Purbasari akan menebar wabah mematikan ke seluruh penjuru kerajaan Pasir Batang.

Fitnah yang disebar oleh Purbararang ini pun berhasil. akhirnya Purbasari diusir meninggalkan kerajaan.

Sepeninggal Purbasari tampuk kekuasaan Pasir Batang langsung dikuasai Purbararang. Meski sama-sama memiliki paras yang cantik, tetapi Purbararang memiliki watak yang jauh berbeda dengan Purbasari.

Purbararang memerintah dengan sangat kejam. Ia menaikkan pajak hingga berkali-kali lipat besarnya.

Uang yang didapat dari penarikan pajak ini bukannya digunakan untuk membangun kerajaan dan mensejahterakan rakyat, tetapi justru digunakan untuk menggelar pesta dan untuk kesenangan pribadinya.

Sebenarnya sudah banyak tetua kerajaan yang mengingatkan supaya Purbararang tidak berperilaku demikian.

Sayangnya, semua orang yang mengingatkan dan menolak perintahnya langsung dijatuhi hukuman yang berat.

Selain itu kepada rakyat yang telat atau enggan membayar pajak. Purbararang tak segan untuk memenjarakannya.

Kekejaman Purbararang dalam memerintah ini membuat banyak warga kerajaan Pasir Batang yang tidak betah.

Mereka yang sudah tidak betah dengan keputusan dan kebijakan Purbararang memilih untuk meninggalkan kerajaan.

Purbasari yang Terusir

Sementara itu Purbasari yang saat hidup di dalam hutan bertahan hidup dengan melakukan apa saja.

Di dalam hutan Purbasari dibuatkan sebuah pondokan kecil yang digunakannya untuk berlindung dari panas dan hujan.

Meskipun hutan yang digunakan untuk mengasingkan Purbasari ini dikenal angker dan dihuni oleh berbagai binatang buas.

Namun, bagi Purbasari hutan yang kini menjadi tempat tinggalnya merupakan hutan yang sangat menyenangkan. Sebab, semua yang tinggal di dalamnya sangat baik terhadap Purbasari.

Suatu hari muncullah seekor lutung yang dengan tiba-tiba membuat kerusuhan di ibu kota kerajaan Tapa Barang.

Seluruh upaya telah dilakukan untuk menjinakkan sang lutung. Sayangnya, semua usaha yang dilakukan berakhir sia-sia.

Ajaibnya, tidak ada satu pun senjata yang dimiliki prajurit kerajaan yang mampu melukai atau bahkan memotong bulu sang lutung.

Merasa yang dihadapi bukanlah lutung biasa. Akhirnya Purbararang mengutus Uwak Barata yang merupakan panglima perang di kerajaan Pasir Batang untuk menangkap lutung yang telah meresahkan masyarakat tadi.

Berkat kesaktian Uwak Barata, akhirnya lutung tersebut berhasil ditangkap. Setelah tertangkap Purbararang mengutus Uwak Barata  membuang lutung yang telah dikalahkannya ke hutan yang digunakan untuk mengasingkan Purbasari.

Meski hati kecilnya menolak tetapi Uwak Barata tetap menjalankan perintah tersebut. Sebelum melepaskan lutung ke hutan.

Uwak Barata berpesan kepada lutung, “Wahai lutung ketahuilah bahwa di dalam hutan ini hidup seorang putri yang sangat cantik hati dan wajahnya. Namun, karena suatu hal sang putri menderita suatu penyakit kulit yang membuatnya harus diasingkan ke hutan. Aku minta kamu dapat menjaganya dengan baik.”

Usai berkata demikian Uwak Barata segera melepaskan lutung tersebut. Sesudahnya Uwak Barata segera kembali ke kerajaan.

Lutung yang penasaran segera mencari sosok putri yang dikatakan Uwak Barata. Meski lutung itu dengan baik, tetapi bukan perkara yang mudah bagi lutung untuk menemukan sosok putri yang dikatakan Uwak Barata.

Selang beberapa hari kemudian lutung berhasil menemukan sosok yang dicarinya. Saat melihat kondisi sang putri, timbullah rasa iba di hati sang lutung.

Merasa tak tega dengan kondisi sang lutung pun mulai berusaha untuk menjadi sahabat sang putri.

Usaha yang dilakukan lutung ini pun berhasil. Hanya dalam waktu yang singkat keduanya dapat menjadi sahabat yang akrab.

Suatu hari ketika Purbasari sedang terlelap. Lutung melakukan semedi di samping tubuh Purbasari.

Dalam semedinya itu lutung melihat bahwa penyakit yang diderita Purbasari terjadi karena sihir jahat.

Sebenarnya lutung sangat ingin membantu Purbasari lepas dari sihir tersebut. Namun, kekuatan lutung masih belum mampu untuk melepaskan sihir tersebut dari tubuh Purbasari.

Ia pun kemudian meminta tolong kepada para dewa di kahyangan untuk membantunya. Banyak yang mengira bahwa lutung ini hanyalah lutung biasa.

Padahal sebenarnya lutung ini merupakan jelmaan dari putra raja dewa yang turun ke bumi untuk mencari pendamping hidup.

Singkat kisah, permintaan lutung ini dikabulkan oleh para dewa. Para dewa berkenan membuatkan lutung sebuah telaga yang mampu menyembuhkan penyakit yang diderita Purbasari.

Di dalam tidurnya Purbasari mendapat petunjuk yang mengatakan apabila dirinya ingin sembuh dari sakit yang dideritanya. Maka dirinya harus mandi di sebuah sendang yang berada di bawah pohon Asoka.

Begitu bangun Purbasari langsung mencari sendang seperti yang dilihatnya di dalam mimpinya barusan.

Setelah melakukan pencarian selama berhari-hari. Akhirnya Purbasari berhasil menemukan sendang yang sama seperti yang dilihat dalam mimpinya.

Seketika Purbasari langsung mencebur ke dalam sendang tersebut. Ajaibnya setelah menceburkan diri ke dalam sendang.

Purbasari dapat sembuh dengan seketika. Kecantikannya yang bertahun-tahun raib. Kini telah pulih kembali.

Lutung yang melihat wujud asli dari Purbasari sangat terpana. Ia tidak menyangka bahwa kecantikan Purbasari melebihi kecantikan para bidadari kahyangan.

Usai mendapat kesembuhan Purbasari kembali ke kerajaannya. Betapa terkejut Purbasari melihat perubahan yang terjadi di kerajaannya.

Sepanjang perjalanan dari hutan pengasingan sampai ke ibu kota kerajaan. Purbasari melihat banyak sekali kemiskinan dan kelaparan.

Kedatangan Purbasari yang dengan tiba-tiba ini membuat geger istana. Sebab, selama ini banyak yang mengira kalau Purbasari telah mati.

Namun, ketika melihat Purbasari datang dengan kondisi segar bugar. Semua terlihat senang dan gembira. Mereka yang melihat Purbasari datang seolah melihat harapan baru.

Mereka ingin Purbasari kembali memimpin kerajaan. Namun, keinginan mereka agar Purbasari kembali duduk di singgasananya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Purbasari Kembali ke Istana

Purbararang yang tahu Purbasari datang ke istana segera menemuinya. Purbararang sangat terkejut melihat Purbasari telah kembali seperti sediakala.

“Aku datang untuk mengambil apa yang menjadi hakku,” kata Purbasari.

“Tidak semudah itu, Purbasari. Jika kau ingin merebut kembali tahtamu. Maka kamu harus mampu melawanku,” tantang Purbararang.

Beberapa saat kemudian Purbararang meminta bantuan kepada dukun sakti untuk membuat kulit Purbasari bernanah kembali.

Sang dukun pun segera melaksanakan perintah tersebut. Sesaat kemudian mulut sang dukun terlihat berkomat-kamit membaca mantra. Sekejap kemudian kulit mulus Purbasari melepuh dan mengeluarkan aroma tak sedap lagi.

Pemandangan ini membuat Purbararang girang bukan main. Namun, Purbasari tidak gentar. Ia sudah diberitahu oleh lutung sahabatnya cara menangkal sihir jahat tersebut.

Ketika borok yang ada di tubuhnya semakin melebar. Purbasari segera memejamkan mata seraya meminta pertolongan kepada para dewa.

Benar saja, hanya dalam waktu sekejap Purbasari telah kembali seperti semula. Purbararang yang tidak menduga peristiwa ini dapat terjadi menjadi marah bukan kepalang.

Ia kembali mengutus dukun untuk membunuh Purbasari dengan sihirnya. Sayangnya sebelum sang dukun berbuat lebih banyak.

Sang dukun sudah lebih dulu pingsan karena ditendang oleh lutung yang dulu pernah membuat geger ibu kota kerajaan Pasir Batang.

Keberadaan lutung yang kini berpihak kepada Purbasari membuat Purbararang gentar. Tapi, ia tidak menyerah dan belum mau mengakui kejahatannya.

“Aku telah membuat peraturan yang menyebutkan siapapun yang memerintah di Pasir Batang harus sudah menikah atau paling tidak sudah memiliki calon pasangan hidup,” kata Purbararang.

Kata-kata Purbararang ini sangat mengejutkan bagi Purbasari. Sebab, hingga kini dirinya belum memiliki calon.

Di tengah kebingungannya itu tiba-tiba sang lutung berkata, “Kau tidak perlu khawatir wahai Purbasari. Apabila kau menginginkan pasangan hidup. Aku mau menjadi pasangan hidupmu, tetapi apakah kamu mau menjadikanku sebagai pasangan hidup?” tanya sang lutung.

“Aku mau,” jawab Purbasari singkat.

“Apa? Kau mau berpasangan dengan lutung jelek ini? Hahahaha. Rupanya terlalu lama di hidup di dalam hutan sudah membuatmu gila,” ejek Purbararang.

Merasa tak tega Purbasari dihina, lutung segera berubah ke wujud aslinya. Saat sang lutung kembali ke wujud aslinya. Bukan hanya Purbararang saja yang terkejut.

Purbasari yang selama ini bersahabat dengannya juga tidak mengira kalau ternyata lutung yang disayanginya itu merupakan seorang pemuda berdarah dewa dengan paras yang sangat rupawan.

Sekarang tidak ada alasan lagi bagi Purbararang untuk melarang Purbasari menduduki pucuk kepemimpinan kerajaan Pasir Batang.

Singkat cerita Purbasari menikah dengan lelaki berdarah dewa yang sebenarnya bernama Pangeran Guru Minda.

Selepas menikah Purbasari dengan didampingi suaminya kembali memerintah di kerajaan Pasir Batang dengan adil dan bijaksana.

Sementara itu untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya Purbararang dengan suaminya diberi hukuman selama sepuluh tahun lamanya.

Di bawah kepemimpinan Purbasari masyarakat kerajaan Pasir Batang kembali dapat hidup tentram dan nyaman. Pajak yang tinggi diturunkan seperti sedia kala oleh Purbasari.

Pesan Moral Cerita Rakyat Lutung Kasarung

Pesan moral dari kisah ini adalah ketabahan dalam menerima takdir akan selalu membawa kebaikan kepada yang menjalaninya.

Selain itu dari kisah ini kita dapat pelajaran bahwa kebaikan akan selalu menang

Demikianlah rangkuman cerita rakyat Lutung Kasarung dan Purbasari lengkap dengan pesan moralnya.

Semoga dari cerita rakyat Lutung Kasarung ini kita senantiasa percaya bahwa kebenaran akan selalu menang terhadap kejahatan.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta