Ringkasan Materi Sosiologi Kelas 11 Kurikulum Merdeka Semester 1 dan 2 Lengkap
Ringkasan Materi Sosiologi Kelas 11 Kurikulum Merdeka Semester 1 dan 2 Lengkap – Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dimana kamu akan mempelajari setiap kehidupan masyarakat.
Mata pelajaran sosiologi termasuk salah satu yang dipelajari pada kurikulum merdeka siswa SMA kelas 11.
Nah, pada artikel kali ini Mamikos akan membagikan ringkasan materi sosiologi kelas 11 kurikulum merdeka semester 1 dan 2 lengkap. Materi ini bisa kamu jadikan bahan belajar secara mandiri di rumah. Simak selengkapnya!
Rangkuman Materi Sosiologi Kelas 11
Daftar Isi
Daftar Isi
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, mata pelajaran sosiologi adalah salah satu bidang ilmu sosial yang sangat penting dalam memahami masyarakat dan interaksi sosial yang ada di sekitar kita.
Istilah sosiologi berasal dari dua kata bahasa Latin, “socius” yang berarti masyarakat, dan “logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan.
Sebagai ilmu sosial, sosiologi mempelajari berbagai aspek kehidupan manusia dalam konteks masyarakat, termasuk pola perilaku, nilai, norma, dan struktur sosial.
Mata pelajaran sosiologi di jenjang SMA sangat berperan penting dalam membekali pengetahuan serta kecakapan sosial yang dibutuhkan siswa di masa depan.
Materi Sosiologi Kelas 11 pada Kurikulum Merdeka adalah segala bentuk materi yang digunakan membantu siswa mempelajari secara runtut dan sistematis sehingga mampu menguasai semua materi secara utuh.
Adapun daftar materi yang akan dipelajari siswa dalam Kurikulum Merdeka, semester 1 (ganjil) sampai dengan semester 2 (genap) yaitu kelompok sosial, permasalahan sosial akibat pengelompokan sosial, konflik sosial, dan memabngun harmoni sosial.
Agar memudahkan kamu memahami materi di atas, berikut ini ringkasan materi sosiologi kelas 11 berdasarkan kurikulum merdeka semester 1 dan 2:
BAB 1 Kelompok Sosial
Kamu mungkin pernah mendengar istilah manusia sebagai makhluk sosial, pasalnya manusia yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu kemudian manusia selalu membentuk dan membutuhkan kelompok sosial.
Kelompok sosial di masyarakat dapat terbentuk ketika individu-individu saling berinteraksi, mengenal, menemukan kesamaan, dan memiliki tujuan yang sama yang hendak dicapai.
Pembentukan kelompok sosial atas dasar kesamaan kepentingan, tempat tinggal, keturungan, pengalaman dan ideologi.
Sementara tujuan pembentukan kelompok sosial yaitu ingin meneruskan keturunan, memenuhi kebutuhan dan memperoleh efektivitas kerja.
Sebuah kelompok sosial yang dibangun dapat mencapai tujuannya jika terdapat norma yang telah disepakati dan ditaati bersama.
Kelompok sosial memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu terdiri atas minimal dua orang, antar anggota saling mengenal, memiliki kesamaan tujuan, dan berbagi identitas yang sama.
Kelompok sosial dapat berkembang melalui beberapa tahap mulai dari tahap forming, storming, norming, performing, hingga adjourning. Konsep kelompok (group) juga berbeda dengan pengelompokan (category).
Pengkategorian dibutuhkan untuk memudahkan identifikasi kelompok sosial dalam masyarakat.
Akan tetapi, terkadang pengelompokan mengarah pada pelabelan (labelling) yang dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.
Kelompok sosial dalam masyarakat berbeda dengan perilaku kolektif. Perbedaan tersebut terdapat pada tujuan, hubungan sosial, dan keeratan hubungan antar anggotanya.
Secara umum kelompok sosial dapat dibedakan dalam bentuk primer dan sekunder, dalam dan luar, serta kelompok referensi.
Keberagaman kelompok sosial juga tidak lepas dari dinamika yang mempengaruhinya. Dinamika kelompok membahas
tentang pengaruh atau hubungan antara individu dan kelompok sehingga menimbulkan perubahan di dalamnya.
Dinamika tersebut dapat terjadi karena unsur kepemimpinan, organisasi, jaringan sosial, dan konformitas yang dibangun dalam kelompok sosial.
BAB 2 Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial
Hubungan sosial yang dibangun di dalam atau luar kelompok sosial, terkadang dapat memicu sikap sosial yang dapat mengarah tindakan yang tidak menyenangkan dan merugikan banyak orang.
Akibatnya, akan muncul permasalahan sosial yang disebabkan oleh pengelompokkan sosial. Permasalahan sosial umumnya mengacu pada kondisi pelanggaran nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
Permasalahan sosial ini tidak terlepas dari dinamika kelompok sosial yang disertai dengan sikap berupa prasangka, eksklusivisme, dan partikularisme.
Misalnya, timbul masalah ketidakadilan, intoleransi, serta korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Kecenderungan tersebut kemudian menjadi akar sehingga muncul permasalahan sosial yang dapat memecah belah stabilitas sosial di masyarakat.
Oleh karena itu, untuk mengatasinya dibutuhkan sikap kritis dalam menyikapi dan memecahkan setiap permasalahan sosial yang ada.
Adapun rekomendasi pemecahan masalah sosial di masyarakat dapat dioptimalkan jika dilakukan melalui penelitian sosial.
Penelitian sosial menerapkan langkah serta prosedur sistematis melalui identifikasi, perumusan masalah, desain penyelidikan, pengumpulan, analisi, hingga pelaporan.
Hasil penelitian tersebut kemudian dapat dipublikasikan sehingga dapat memberikan manfaat yang luas.
BAB 3 Konflik Sosial
Kehidupan di masyarakat pada dasarnya bersifat dinamis. Perbedaan sosial adalah hal mutlak yang terjadi. Namun, terkadang perbedaan sosial tidak disikapi dengan bijak.
Sehingga akibatnya perbedaan sosial melupakan akan keberagaman sosial dan pada akhirnya antara pihak yang berbeda berupaya untuk menjatuhkan satu sama lain.
Hal tersebutlah yang kemudian menjadi sikap munculnya konflik sosial.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut sangat penting untuk mengetahui pemahaman mengenai penyebab, jenis, dan dampak yang ditimbulkan akibat konflik sosial di masyarakat.
Konflik tidak akan terselesaikan jika tidak diatasi dengan cara yang bijak hingga akhirnya dapat berujung pada tindak kekerasan.
Kesadaran serta pengetahuan mengenai cara penanganan konflik sosial jadi kunci utama dalam mengatasi perpecahan akibat konflik.
Adapun penangan konflik dapat dilakukan dengan upaya pencegahan, resolusi, manajemen, dan transformasi konflik.
Kombinasi cara-cara tersebut kemudian akan cara untuk membangun harmoni sosial.
Tentunya hal ini melalui pencegahan (preventive), membentuk perdamaian (peacemaking), menjaga perdamaian (peacekeeping), dan membangun perdamaian (peacebuilding).
Sebagai upaya penyelesaian konflik sosial, juga dapat dilakukan melalui penelitian lapangan yang mana hasilnya akan mampu menggambarkan konflik sosial yang terjadi dilapangan.
Adapun langkah penelitian yang diambil yaitu pertama menemukan komponen konflik yang terjadi.
Kemudian kedua, agar melakukan penyelidikan dan pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan cara yang relevan. Ketiga, setelah data dikumpulkan lalu dipetakan hasil temuan tersebut.
Keempat, melakukan analisis hasil temuan data yang telah diperoleh. Kelima, memberikan rekomendasi yang tepat dengan mengedepankan cara-cara yang dapat memebangun perdamaian di masyarakat.
BAB 4 Membangun Harmoni Sosial
Kehidupan masyarakat sangatlah beragam. Sementara di sisi lain masyarakat senantiasa dihadapkan dengan berbagai tantangan disintegrasi sosial.
Sehingga, menyikapi hal ini dibutuhkan berbagai upaya agar membangun harmoni sosial dapat terpelihara dengan baik.
Adapun prinsip agar memelihara harmoni sosial yang dapat dikembangkan yaitu integrasi, inklusi, dan kohesi sosial.
Integrasi sosial tidak hanya dipandang dalam konteks penyatuan dalam sebuah konflik sosial. Namun, integrasi lebih dari itu dan mencakup berbagai aspek lainnya, termasuk dalam menyikapi permasalahan sosial.
Kemudian konsep inklusi sosial juga dinilai sangat penting dimiliki oleh masyarakat, inklusi yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada setiap individu untuk mendapat hak dan kesempatan untuk mengembangkan dirinya.
Selain itu, kohesi sosial juga agar dibangun dengan menumbuhkan rasa saling memiliki, rasa kepercayaan, dan saling terbuka.
Kemudian, untuk mewujudkan semua prinsip-prinsip tersebut, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, kampanye sosial, audiensi publik, kepedulian sosial, dan filantropi sosial.
Beberapa contoh aksi sosial tersebut dapat dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan secara sistematis.
Sehingga, aksi sosial tersebut sebagai bentuk pengabdian masyarakat secara sederhana yang dapat dilakukan oleh semua kalangan di masyarakat.
Penutup
Demikian ulasan mengenai contoh kalimat dengan kata komoditas, basis, rasional, adaptasi, inisiatif, dan akumulasi yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.
Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui.
Pastikan download dan install aplikasi Mamikos di smartphone kesayangan kamu, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: