Ringkasan Pemberontakan APRA 1950 Penyebab, Tujuan, Dampak, dan Akhir

Apakah kamu tahu kejadian pemberontakan APRA 1950? Kalau belum, yuk, simak artikel Mamikos berikut ini!

31 Juli 2023 Sekarbumi

Ringkasan Pemberontakan APRA 1950 Penyebab, Tujuan, Dampak, dan Akhir – Indonesia termasuk dalam negara yang memiliki sejarah perjuangan yang panjang.

Nah, apakah kamu tahu tentang pemberontakan APRA? Kalau belum tahu, jangan khawatir.

Berikut Mamikos berikan ringkasan pemberontakan APRA 1950 untuk kamu pelajari!

Penyebab Pemberontakan APRA 1950

Ringkasan Pemberontakan APRA
https://id.wikipedia.org/

Hal pertama yang perlu dibahas dalam ringkasan pemberontakan APRA 1950 ini adalah penyebab dan awal mula terjadinya pemberontakan APRA.

Penyebab dan awal mula terjadinya pemberontakan APRA adalah Konferensi Meja Bundar (KMB) di tahun 1949.

Kamu masih ingat kan bahwa dalam KMB ini Belanda harus mengakui kemerdekaan Indonesia, terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), dan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat)?

Di dalam APRIS, terdapat TNI (Tentara Negara Indonesia) dan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger/Kerajaan Hindia Belanda).

Mendengar keputusan pembentukan RIS, KL (Koninklijk Leger) tentu merasa tidak puas.

Nah, di dalam KNIL terdapat beberapa pribumi yang pro dengan KL. Dari sinilah, muncullah pertentangan antara TNI dan KNIL.

Mereka tidak sudi menerima pembentukan RIS karena ingin mempertahankan bentuk federal Indonesia.

Karena, pada saat itu, terdapat negara bagian yang disebut Negara Pasundan dengan angkatan perangnya sendiri. Jadi, tentu saja mereka menolak pembentukan APRIS juga.

Saat mereka mengajukan permohonan supaya pemerintah pusat mengakui Negara Pasundan beserta angkatan perangnya, hal ini langsung ditolak.

Akhirnya, seorang kapten tentara Belanda, Raymond Westerling, menyatukan KNIL dan KL menjadi sebuah pasukan besar yang dinamakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).

Raymond Westerling, beserta APRA, bertujuan untuk menggulingkan pemerintah RIS, membubarkan kabinetnya, dan membunuh seluruh petinggi dan TNI.

Pemberontakan APRA 1950

Berikut Mamikos berikan ringkasan pemberontakan APRA 1950 secara kronologis untuk kamu pelajari!

APRA didirikan pada tanggal 15 Januari 1949. Sebagian besar anggotanya adalah KNIL.

Nah, hampir setahun kemudian, tepatnya pada 5 Januari 1950, sebuah ultimatum pun dikirimkan kepada pemerintah pusat dari Raymond Westerling.

Isinya adalah permintaan pengakuan Negara Pasundan beserta angkatan perangnya. Jika tidak, maka APRA akan menyerang.

Ultimatum ini tentu diabaikan oleh pemerintah pusat karena tidak sesuai dengan kesepakatan pada saat KMB yang lalu.

Di saat yang bersamaan, Westerling juga berusaha untuk membunuh petinggi pemerintah pusat di Bandung. Tapi hal itu gagal.

Drs. Moh. Hatta—yang saat ini masih menjadi Perdana Menteri—akhirnya pada tanggal 10 Januari 1950 memberi perintah untuk menangkap Westerling. Sayangnya hal itu tidak berhasil.

Pada 23 Januari 1950, Westerling justru berusaha mengkudeta Bandung dan Jakarta dengan cara menembak mati siapa pun yang mengenakan seragam TNI.

Puluhan tentara TNI gugur karena tidak menyangka akan diserang secara tiba-tiba oleh Westerling dan APRA seperti itu.

Bahkan, Letnan Kolonel Lembong yang sedang berkunjung ke Markas Besar Divisi Siliwangi pun turut terbunuh.

APRA kemudian menguasai Markas Besar Divisi Siliwangi, namun mereka kehabisan peluru.

Sementara itu, percobaan kudeta di Jakarta tidak berhasil karena bantuan yang diharapkan tidak kunjung datang.

Akhir Pemberontakan APRA 1950

Kamu pasti sudah penasaran dengan akhir dari ringkasan pemberontakan APRA 1950 ini kan?

Melihat aksi teror APRA di Jakarta dan Bandung, tentu saja pemerintah pusat Indonesia tidak hanya berpangku tangan.

Pada tanggal 24 Januari 1950, pemerintah pusat segera mengerahkan seluruh kekuatan militer untuk menahan gejolak yang diciptakan APRA sambil berdiskusi dengan pihak Belanda untuk menekan Westerling.

Baru pada tanggal 5 April 1950 pasukan khusus Indonesia berhasil menangkap Sultan Hamid II—salah satu petinggi Indonesia yang pro dengan keputusan Westerling.

Ia kemudian diadili dan dijebloskan ke penjara.

Sayangnya, Westerling berhasil kabur dan bersembunyi di Singapura. Secara otomatis, hilangnya sosok Westerling menjadi akhir dari APRA.

Dampak Pemberontakan APRA 1950

Tentu ringkasan pemberontakan APRA 1950 ini tidak akan lengkap bila tidak membahas mengenai dampaknya.

Ada begitu banyak dampak negatif yang disebabkan oleh pemberontakan APRA tahun 1950 ini.

Yang utama dan pertama adalah gugurnya anggota TNI, dan bahkan mungkin beberapa warga tidak bersalah.

Diperkirakan bahwa korban yang gugur dalam pembantaian APRA 1950 ini mencapai 40.000 jiwa.

Selain itu, teror yang mereka lakukan juga menyebabkan keresahan dan ketakutan di kalangan masyarakat Indonesia.

Kemudian, pada 15 Agustus 1950, Kabinet RIS pun dibubarkan. Dan pada 17 Agustus 1950, RIS pun diganti kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara itu, negara bagian Pasundan beserta angkatan perangnya pun dibubarkan dan sekarang kita kenal sebagai provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan daerah Banten.

Tokoh-tokoh Dalam Pemberontakan APRA 1950

Yang tidak boleh terlupakan dalam ringkasan pemberontakan APRA 1950 ini adalah tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya.

Seperti yang sudah diketahui, yang menginisiasi APRA di tahun 1949–1950 adalah Raymond Westerling, seorang kapten Belanda.

Ia mendapat dukungan yang cukup besar dari seorang tokoh penting Indonesia yang tidak puas dengan RIS.

Tokoh penting Indonesia itu adalah Sultan Hamid II.

Sungguh sangat disayangkan mengingat banyaknya kontribusi Sultan Hamid II terhadap Indonesia, salah satu yang paling utama adalah desainnya untuk lambang negara Indonesia.

Menurut hasil penyelidikan, Sultan Hamid II adalah otak dari seluruh rencana pemberontakan dan pembantaian APRA di tahun 1950 ini.

Sementara itu, ada juga Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, komandan KNIL yang terakhir.

Ia sebenarnya tidak berperan secara langsung dalam pemberontakan APRA 1950.

Ia memang ditelepon oleh Raymond yang meminta dukungan. Tapi van Vreeden menolak dan malah memperingatkan Westerling untuk berhenti. Walau begitu, ia tidak secara langsung memerintahkan penangkapan Westerling.

Pada tanggal 25 Juli 1950, van Vreeden akhirnya menyerahkan markas besar KNIL kepada TNI dan kembali ke Belanda.

Di samping itu, Anwar Tjokroaminoto beserta seluruh kabinet dalam Negara Pasundan juga ditangkap dan diselidiki karena dituduh menyetujui pemberontakan APRA ini.

Tapi, setelah terbukti bahwa mereka—termasuk Anwar—tidak terlibat, pemerintah pusat pun membebaskan mereka.

Anwar kemudian diberikan jabatan dalam DPR RIS, DPRS, dan juga di Kabinet Wilopo.

Asal Usul Nama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

Dari ringkasan pemberontakan APRA 1950 di atas, kamu pasti penasaran dengan nasal usul nama APRA kan?

Seperti yang kamu ketahui, APRA merupakan singkatan untuk Angkatan Perang Ratu Adil.

Nah, Ratu Adil itu siapa sih? Ternyata, Westerling mengambil nama tersebut dari salah satu ramalan Jayabaya.

Jayabaya pernah meramalkan bahwa akan datang seorang pemimpin dengan garis keturunan Turki yang membawa keadilan dan kedamaian di Indonesia.

Sosok pemimpin ini disebut Ratu Adil oleh masyarakat Jawa. Mereka percaya bahwa Ratu Adil kelak akan datang dan menyejahterakan ibu pertiwi.

Westerling menganggap bahwa yang disebut Ratu Adil ini adalah dirinya. Sebab, kebetulan sekali, ia juga memiliki sedikit darah Turki.

Maka dari itu, ia pun mengambil nama Ratu Adil untuk angkatan perangnya. Karena ia beranggapan bahwa dirinya memang akan membawa keadilan dan kesejahteraan di tanah Jawa.

Penutup

Itulah ringkasan pemberontakan APRA 1950 yang bisa Mamikos sampaikan.

Apakah ada hal-hal yang terlewat dari ringkasan pemberontakan APRA 1950 di atas?

Jika ada, kamu boleh banget menambahkannya dalam ringkasan pemberontakan APRA 1950 ya!

Semoga ringkasan pemberontakan APRA 1950 ini bisa membantumu belajar!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Close