Ringkasan Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia Singkat
Ringkasan perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Kolonialisme di negeri ini menjadi praktik imperialis, keduanya saling berkaitan satu dengan lainnya.
Setelah ratusan tahun, kolonial juga memberikan dampak untuk Indonesia bahkan hingga saat ini.
Bangsa Indonesia sendiri mendapatkan kemerdekaan dengan proses yang sangat panjang dan penuh perjuangan. Kemerdekaan ini juga berkaitan dengan perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.
Oleh sebab itulah, sebagai anak-anak bangsa sudah seharusnya mengetahui memahami sejarah tersebut.
Dengan mempelajarinya, maka kamu bisa mengambil pelajaran dari adanya praktik kolonialisme maupun imperialisme yang pernah terjadi pada masa lalu.
Sejarah Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelum membahas perkembangan kolonialisme dan imperialisme yang ada di Indonesia, penting mengetahui tujuannya.
Kolonialisme sendiri bertujuan untuk mendominasi kekuatan dalam bidang ekonomi, politik, juga sumber daya alam maupun manusia.
Hal inilah yang membuat wilayah koloni merupakan sumber kekayaan bahan mentah yang dibutuhkan negara kolonial.
Terdapat kepercayaan bahwa bangsa yang melakukan kolonialisme jauh lebih superior dibandingkan jajahannya.
Sementara itu, imperialisme merupakan kata yang diambil dari bahasa Latin berarti kekuasaan tertinggi atau kedaulatan.
Tujuannya sendiri adalah untuk memperluas aspek politik serta ekonomi, kekuasaan maupun kontrol, serta kekuatan militer.
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia sendiri berawal dari mahalnya harga rempah-rempah kawasan Eropa.
Padahal rempah-rempah merupakan bahan makanan yang sangat dibutuhkan untuk mengawetkan makanan dan menghangatkan badan.
Bukan hanya itu saja, rempah-rempah juga merupakan simbol kekayaan seorang raja sebab harganya yang sangat mahal.
Oleh sebab itu, banyak orang barat memulai perjalanan ke negara-negara Asia yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah.
Bangsa Eropa awalnya datang ke India, sebab pedagang Konstantinopel sering menyebutnya sebagai penghasil rempah.
Meskipun India memang memiliki banyak rempah, namun ternyata tidak sesuai dengan apa yang bangsa Eropa harapkan.
Menurut informasi yang mereka dapatkan, negara penghasil rempah-rempah adalah Kepulauan Nusantara (Indonesia).
Hal inilah yang kemudian mengawali perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia oleh negara di Eropa.
Pada masa kolonialisme ini, penduduk pribumi mengalami banyak kerugian baik pada bidang politik maupun ekonomi.
Oleh sebab itulah, perlawanan terhadap penjajahan terus dilakukan oleh rakyat pribumi hingga memperoleh kemerdekaan.
Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia
Dalam perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, terdapat beberapa negara yang berhasil menjajah wilayah Nusantara.
Berikut adalah beberapa Negara Eropa yang berhasil datang serta menduduki wilayah Nusantara.
1. Portugis
Penjelajahan samudra awalnya dimulai oleh Bartholomeus Diaz dari Portugis hingga Tanjung Harapan pada tahun 1498.
Penjelajahan tersebut dilanjutkan ileh Vasco de Gama yang pulang ke Portugal membawa berbagai rempah-rempah.
Hal inilah yang membuat bangsa Portugis semakin niat mencari sumber rempah paling banyak juga murah.
Anfonso d’Albuquerque memimpin ekspesisi ke timur hingga berhasil menguasai Malaka untuk kemudian menjadikannya pusat perdagangan di Asia Tenggara tahun 1511.
2. Spanyol
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia selanjutnya adalah dari Negara Spanyol.
Ketika itu, Sebastian del Cano yang berhasil berlabuh di Tidor pada tahun 1521 meskipun tidak disambut baik.
Hal ini karena Sebastian dianggap sudah melanggar Perjanjian Tordesillas, oleh sebab itu Spanyol dan Portugis melakukan Perjanjian Saragosa.
Perjanjian Sargosa untuk penyelesaian masalah kedua negara tersebut dilakukan pada tahun 1529.
3. Belanda
Jika membahas mengenai perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, tentu tidak akan terlepas dari masa penjajahan Belanda. Hal ini karena penjajahan Belanda terjadi hingga 350 tahun sebelum Jepang masuk ke Indonesia.
Awalnya, Cornelis de Houtman dari Belanda mendarat di Banten tahun 1596 untuk memonopoli perdagangan.
Hal tersebut akhirnya membuat Sultan Banten murka sehingga ekspedisi tersebut dinyatakan gagal.
Meski demikian, Belanda kembali datang pada tahun 1598 – 1600 dipimpin oleh Jacob van Nick di Maluku.
Nick berhasil membawa banyak rempah-rempah ke negaranya sehingga banyak pedagang datang ke Nusantara.
4. Inggris
Sir Henry Middleton dan James Cook mencari rempah-rempah ke Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Banten pada 1604.
Pelayaran kemudian berlanjut ke Ambon tahun 1605 sebelum ke Ternate dan Tidore untuk mendapat lebih banyak lada maupun cengkeh.
Contoh Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Ada cukup banyak contoh praktek kolonial dalam perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.
Berikut adalah beberapa contoh kolonialisme yang pernah terjadi di Nusantara sebelum kemerdekaan.
Contoh pertama adalah monopoli perdagangan, terutama setelah VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie berdiri.
Perusahaan dagang ini menekan para raja untuk memberikan kebijakan hanya pada VOC saja sehingga bisa menguasai politik Nusantara.
Contoh kedua adalah kerja paksa, merupakan kebijakan yang sangat menyengsarakan pribumi.
Sejarah perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia ini masih ada sampai sekarang, misalnya jalan Anyer – Panarukan sepanjang 1.000 km.
Contoh ketiga adalah sistem sewa tanah Raffles yang memberatkan rakyat pribumi. Kebijakan ini diambil oleh Gubernur Thomas Stamford Raffles tahun 1811 – 1816 yang membuat tanah pribumi seakan-akan milik orang asing.
Contoh keempat adalah sistem tanam paksa yang diterapkan oleh Van den Bosch tahun 1830, tujuannya untuk memperbaiki keuangan Belanda.
Tanam paksa ini tidak hanya menyengsarakan rakyat Indonesia, namun juga penuh dengan penyelewengan.
Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Ada cukup banyak dampak dari perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia dalam berbagai aspek.
Beberapa yang cukup berubah sejak masa kolonial adalah aspek politik, ekonomi, pendidikan, hingga sosial budaya.
Pada aspek politik, dampaknya adalah perubahan sistem kepemimpinan yang sebelumnya bersifat turun-temurun dengan upeti dari rakyat.
Daendels dan Raffles mengubah sistem tersebut menjadi lebih modern, bupati menjadi pegawai negeri serta mendapatkan gaji.
Dampak aspek ekonomi berupa pembuatan jalan raya serta pembangunan rel kereta api. Pembangunan infrastruktur ini digunakan untuk mengangkut pasokan bahan makanan, karena tujuan Belanda memang mencari rempah-rempah.
Bukan hanya itu saja, dampak perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia pada aspek ekonomi juga termasuk pembangunan waduk juga saluran irigasi.
Industri pertambangan dan kilang minyak juga dilakukan di Tarakan, Kalimantan Timur.
Sistem tanam maupun kerja paksa memberikan kesengsaraan bagi penduduk pribumi karena tidak mendapat upah yang sesuai.
Hal ini karena sebagian besar kekayaan yang didapatkan dari pembangunan tersebut digunakan untuk kebutuhan Belanda.
Pada aspek pendidikan, pemerintah Belanda memberikan kurikulum pengajaran sendiri hingga abad-19.
Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan rakyat Indonesia sebagai pegawai administrasi yang terdidik serta terampil, namun digaji dengan sangat murah.
Dampak pada aspek sosial budaya sangat terlihat selama masa kolonialisme, sebab Belanda membuat kotak-kotak dalam masyarakat.
Belanda membuat kasta dengan bangsa Eropa paling tinggi, sementara kaum pribumi adalah kasta terendah.
Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia tidak didapatkan begitu saja, perlu perjuangan dan sejarah yang panjang sebelum lepas dari penjajahan.
Oleh karena itu, penting mengetahui perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia sebagai pelajaran pada masa mendatang.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: