7 Keunikan Rumah Adat Mandar Beserta Bentuk, Filosofi, dan Sejarah Singkatnya
7 Keunikan Rumah Adat Mandar Beserta Bentuk, Filosofi, dan Sejarah Singkatnya – Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi di negara Indonesia yang beribu kota di Mamuju dan memiliki budaya serta kearifan lokal yang unik.
Keunikan tersebut terlihat dari konsensus budaya berupa bangunan yang disebut rumah adat Mandar.
Tentang Rumah Adat Mandar
Daftar Isi
Daftar Isi
Rumah Adat Mandar memiliki nama lain yaitu rumah Boyang. Adapun mandar sendiri merupakan nama suku yang menempati rumah Boyang.
Sebagai informasi, suku mandar merupakan suku mayoritas yang menghuni bumi Sulawesi Barat.
Untuk detail mengenai rumah Mandar khas Sulawesi Barat, silakan menyimak penjelasan berikut:
Keunikan Rumah Adat Mandar
1. Samboyang
Merupakan sebuah ruang yang berlokasi di depan rumah yang memiliki ukuran lebar. Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat menerima tamu jika berkehendak menginap.
Selain sebagai tempat menginap, samboyang juga difungsikan sebagai pusat kegiatan, misalnya bila ingin mengadakan hajatan, dll.
2. Tanganga Boyang
Apakahitu Tanganga Boyang? Tanganga Boyang yaitu ruangan yang bersebelahan dengan samboyang. Tanganga Boyang memiliki ukuran yang lebih luas daripada Samboyang.
Apakah fungsinya? Fungsinya adalah sebagai pusat kegiatan keluarga. Maka tak heran, Tanganga Boyang juga disebut sebagai ruang keluaga.
3. Bui Boyang
Bui Boyang merupakan nama ruang di rumah Adat Mandar dimana terdiri dari beberapa kamar sebagai tempat istirahat.
Keluarga perlu menyediakan ruang maksimal untuk menjaga anak perempuan, begitulah kiranya penjagaan dan afeksi keluarga untuk melindungi anak perempuan dari pergaulan yang kurang menyenangkan.
4. Tapang
Tapang didefinisikan sebagai ruang dalam rumah adat mandar yang berada di bagian loteng. Sederhananya, tempat ini digunakan sebagai tempat menyimpan barang yang sudah tidak dipakai.
5. Paceko
Nah, Paceko ini merupakan ruangan dimana sering menjadi sumber harum bau masakan. Ya, paceko merupakan bahasa lokal yang bermakna dapur.
6. Lego-lego
Lego-lego merupakan sebuah ruang yang didesain untuk menjadi teras. Ruang ini terletak di bagian terdepan dari rumah Boyang.
Lego-lego dibuat dengan desain memiliki atap, supaya tidak bosan dan monoton, desain pembuatan lego-lego ini dapat di peroleh dengan maksimal.
Pemilik rumah pun berulang kali menjadikan tempat ini untuk melihat keindahah pemandangan di luar rumah. Asyik kan, bisa relieve stress.
7. Naong Boyang
Naong Boyang menjadi penutup keunikan Rumah Adat Mandar atau Rumah Boyang di Sulawesi Barat. Naong Boyang sendiri merupakan ruang yang dibangun sebagai kolong rumah.
Nah keberadaannya ini membantu pemilik rumah untuk bisa menyimpang berbagai keperluan, utamanya menyimpan hewan ternak seperti; ayam, ituk, bahkan kuda.
Selain berfungsi untuk si pemilik rumah, naong boyang juga bisa bermanfaat secara sosial, contohnya tempat bertedeuh orang yang kejebak hujan.
Namun perlu dijadikan catatan, bahwa ketika berteduh perlu meminta izin terlebih dahulu kepada empu pemilik rumah. Berdasarkan keterangan, naong boyang juga dapat difungsikan sebagai tempat upacara.
Bentuk Rumah Adat Mandar
Rumah mandar atau boyang dibangun dengan konsep rumah panggung. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan kolong (naong boyang) di bawah rumah.
Rumah adat Boyang dibangun dengan atap berbentuk prisam memanjang dari bagian depan hingga belakang.
Originalitas rumah Boyang dibangun dengan bahan material kayu, daun rumbia, dan daun sirap.
Namun pada perkembangan zaman, ada campuran penggunaan seng. Adapun kayu yang digunakan adalah kayu yang konon memiliki kualitas tinggi.
Rumah adat ini berdiri bukan dengan bantuan pondasi semen yang ditegakkan dari dalam tanah.
Rumah boyang ini berdiri dengan sanggaan balok dengan panjang sekitar dua meter. Balok-balok besar tersebut sengaja tidak ditancapkan dalam tanah, melainkan ada penyangga berupa batu besar.
Sebagai informasi, rumah mandar memiliki bentuk atap yaitu berbentuk prisma dengan sisi depan dan belakang memanjang.
1. Teras Rumah
Rumah adat Boyang memiliki luas penampungan teras rumah yang lebih besar dari rumah adat lain.
2. Ornamen
Identitas suku Mandar sangat terlihat dengan kental pada ornamen yang diletakkan di atap, dinding, tangga, dan plafon.
3. Susunan Atap
Adapun kuantitas susunan atap rumah mulai menurun. Tercatat bahwa Rumah jenis boyang adaq memiliki tiga sampai tujuh susunan atap. Sedangkan rumah jenis boyang beasa memiliki satu susunan atap.
Filosofi Rumah Adat Mandar
1. Bangunan menghadap Matahari
Masyarakat suku mandar percaya bahwa budaya aktivitas tersebut (mmebangun rumah boyang menghadap) matahari merupakan representasi simbol keselarasan hidup manusia.
Pemikiran ini muncul atas referensi mengenai arah kiblat yang mengandung makna baik sebagai arah umat Islam beribadah.
2. Dibangun di hari-hari tertentu
Rumah Boyang dibangun di hari Jum’at, hari Kamis, dan hari Senin. Adapun bulan yang dihindari untuk membangun rumah adat ini antara lain: Safar, Dzulkaiddah, Muharram, dan Jumadil Awal.
3. Memiliki aturan susun tiga
Bangunan rumah adat Boyang dilakukan dengan mengikuti atiran tiga petak dan tiga susun.
Susunan pertama diawali dengan pembangunan loteng dan atap. Susunan kedua, yaitu roang hayang. Roang hayang merupakan tempat keluarga beraktivitas dalam rumah.
Terakhir susun ketiga yaitu naong boyang atau kolong rumah yang dipergunakan untuk menyimpan berbagai barang milik pemilik rumah, utamanya menyimpan hewan ternak seperti; ayam, ituk, bahkan kuda.
Refleksi susunan ini diperoleh dari pemaknaan sebagai berikut: di susunan pertama bermakna Tuhan, Nabi Muhammad, dan manusia menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan manusia membutuhkan Tuhan.
Susunan kedua bermakna berlakunya demokrasi pada hukum masyarakat. Terakhir yaitu susunan ketiga bermakna persatuan, keadilan, dan ekonomi menjadi tiga hal yang saling membutuhkan.
Sejarah Rumah Adat Mandar
Konon dalam membangun rumah adat Mandar atau Boyang, senantiasa diawali dengan pertemuan yang melibatkan keluarga atau kerabat.
Fungsi dari pertemuan tersebut adalah untuk musyawarah. Musyawarah ini dipimpin oleh tetua yang mengetahui nilai dan adat istiadat lokal daerah.
Pertemuan musyawarah ini umumnya menghadirkan tukang ahli rumah atau disebut dengan pappapia boyang.
Adapun inti dari musyawarah adalah mengutamakan pembahasan pada status sosial berkenaan siapa yang akan menempati rumah tersebut.
Status sosial ini berfungsi untuk menyesuaikan dengan jenis rumah yang akan dibangun.
Seperti contoh bangsawan, maka rumah yang dibangun berjenis boyang adaq, bila milik masyarakat biasa maka jenis rumahnya yaitu boyang beasa.
Nah, berikut di atas adalah penjelasan detail mengenai salah satu budaya dari Sulawesi Barat yang berbentuk bangunan berupas Rumah Boyang dari Suku Mandar.
Sekarang, kamu jadi lebih tahu mengenai ragam budaya dan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi.
Sebagai tambahan informasi, kebudayaan di Sulawesi Barat tidak sekedar pada bangunan ya, melainkan ada banyak kearifan lokal di sana.
Seperti halnya: melluas, mamose, cakkuriri, maccera banua, sayyang pattudu, mattamu buah, dan lain-lain.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: