Sejarah Peristiwa Sumpah Pemuda Singkat, Tujuan & Makna Isi Sumpah Pemuda
Sejarah Peristiwa Sumpah Pemuda Singkat, Tujuan & Makna Isi Sumpah Pemuda – Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kamu perlu mengetahui sejarah Indonesia. Salah satu hal penting yang perlu diketahui adalah sejarah Sumpah Pemuda. Walaupun sudah lama dicetuskan, namun Sumpah Pemuda harus diingat dan diamalkan terutama oleh para pemuda Indonesia.
Pengamalan nilai Sumpah Pemuda perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kamu harus bisa mengamalkan nilai patriotisme, kegotongroyongan, cinta tanah air, cinta damai, persatuan, dan nilai penting lainnya yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.
Sejarah Sumpah Pemuda
Daftar Isi
Daftar Isi
Sumpah Pemuda berasal dari Kongres Pemuda II yang digagas oleh PPPI atau Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia serta dihadiri organisasi pemuda. Kongres Pemuda II ini dilaksanakan di tiga gedung dan tiga kegiatan rapat yang berbeda demi menghasilkan Sumpah Pemuda.
Organisasi pemuda yang hadir adalah Jong Java, Jong Bataks Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Pemoeda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, serta Jong Ambon. Rapat yang terjadi dalam sejarah Sumpah Pemuda tahun 1928, yaitu:
1. Rapat Pertama Dilaksanakan Tanggal 27 Oktober 1928
Rapat pertama dilaksanakan di Gedung KJB. Gedung KJB adalah gedung Katholieke Jongenlingen Bond. Soegondo yang menyampaikan sambutan berharap bahwa kongres yang dilaksanakan bisa memperkuat semangat persatuan yang ada dalam sanubari para pemuda.
Acara selanjutnya yaitu uraian yang dipaparkan oleh Mohammad Yamin mengenai arti serta hubungan persatuan dengan pemuda.
Berdasarkan Mohammad Yamin, terdapat lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu, sejarah, hukum adat, bahasa, kemauan, dan pendidikan.
2. Rapat Kedua Dilaksanakan Tanggal 28 Oktober 1928
Rapat kedua membahas mengenai pendidikan dan dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop. Pembicara dalam rapat kedua yaitu Poernomowoelan serta Sarmidi Mangoensarkoro yang memiliki pendapat bahwa setiap anak perlu memperoleh pendidikan kebangsaan.
Tidak hanya itu saja, setiap anak perlu didik dengan demokratis serta terdapat kesimbangan pendidikan di sekolah dengan pendidikan di rumah.
3. Rapat Ketiga Dilaksanakan Tanggal 28 Oktober 1928
Rapat ketiga Kongres Pemuda II dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat. Saat ini, gedung tersebut diabadikan menjadi Gedung Sumpah Pemuda. Dalam sesi rapat,
Soenario memberikan penjelasan mengenai pentingnya nasionalisme maupun demokrasi selain dari gerakan kepanduan. Sementara itu, Ramelan menjelaskan bahwa gerakan kepanduan ini tidak dapat dipisahkan dari bagian pergerakan nasional.
Anak-anak yang diberi pendidikan gerakan kepanduan sejak dini akan membuat anak-anak lebih mandiri dan disiplin, kedua hal tersebut diperlukan dalam perjuangan.
Rapat ketiga mengumumkan rumusan dari hasil Kongres Pemuda II yang dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Para pemuda yang datang mengucapkan rumusan atau ikrar tersebut sebagai bentuk Sumpah Setia.
Sebelum penutupan kongres, WR Supratman menampilkan lagu Indonesia Raya yang merupakan lagu ciptaannya dengan sambutan meriah dari para peserta kongres.
Sejarah sumpah pemuda singkat ini bisa dipelajari oleh masyarakat Indonesia supaya meningkatkan kecintaan terhadap perjuangan yang telah dilakukan tokoh-tokoh.
Tujuan Sumpah Pemuda
Setelah kamu mengetahui sejarah Sumpah Pemuda, mungkin kamu juga ingin tahu apa tujuan dari Sumpah Pemuda. Kamu juga bisa mengetahui sejarah Sumpah Pemuda lengkap dari buku sejarah yang menjelaskan mengenai kejadian tersebut.
Berikut ini beberapa tujuan dari Sumpah Pemuda yang perlu diketahui:
- Membangkitkan sikap dan jiwa nasionalisme para pemuda Indonesia serta seluruh rakyat Indonesia. Jiwa nasionalisme ini penting dimiliki supaya mampu melawan, menentang, serta mengusir para penjajah yang ada.
- Melaksanakan cita-cita untuk bisa mengumpulkan pemuda di seluruh Indonesia.
- Memperluas usaha dana kegiatan supaya bisa mencapai kemerdekaan Indonesia.
- Membuat kokoh serta tebal rasa persatuan dan kesatuan dari bangsa Indonesia.
Makna Isi Sumpah pemuda
Sejarah Sumpah Pemuda merupakan hal yang penting dan sakral untuk seluruh bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah semangat serta tekad para pemuda Indonesia untuk menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan yang dilakukan negara asing.
Peristiwa sejarah Sumpah Pemuda adalah hal yang perlu diingat selalu. Hal ini membuat Sumpah Pemuda mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi . Berikut adalah makna dari isi Sumpah Pemuda:
1. Menyatukan Perjuangan yang Dilakukan Bangsa Indonesia
Kelahiran Sumpah Pemuda menjadi awal dari perjuangan para pemuda. Pada saat itu, pemuda serta pemudi rela untuk mengorbankan tenaga, waktu, pikiran, bahkan harta benda demi bisa menyatukan bangsa Indonesia.
Tanpa adanya Sumpah Pemuda dan perjuangan yang dilakukan bisa saja Indonesia tidak bisa mencapai kesatuan dalam melawan penjajah. Oleh karena itu, sebagai penerus bangsa kamu harus bisa mengamalkan semangat juang serta melanjutkan energi positif yang telah ada.
Amalkan semangat juang dalam mengambil langkah dan keputusan untuk kemajuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
2. Menjaga Keutuhan Bangsa
Masyarakat Indonesia harus bisa menjaga keutuhan bangsa. Pada saat ini, makna dari Sumpah Pemuda perlu ditanamkan lewat pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda.
Teknologi yang berkembang dengan cepat juga berpengaruh pada cara pikir generasi muda. Seharusnya, teknologi bisa digunakan dengan bijak supaya generasi muda menjadi lebih paham dan peduli dengan kondisi negara Indonesia.
3. Menekankan Kebanggan Terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa pemersatu bangsa adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36.
Kebanggaan terhadap bahasa Indonesia harus ditekankan. Saat ini penggunaan bahasa Indonesia yang baik harus bisa digalakkan, apalagi saat ini banyak modifikasi bahasa yang menggeser bahasa Indonesia.
Tanpa pemahaman bahasa yang baik, maka mengungkapkan ide dan isi juga menjadi sulit. Hal ini juga memiliki pengaruh pada rasa nasionalisme dan intelegensi.
Dalam Sumpah pemuda, kamu bisa melihat semangat besar yang dimiliki oleh para pemuda demi bisa menciptakan persatuan dan kesatuan. Semangat tersebut bisa menjadi contoh yang nyata untuk para pemuda generasi saat ini dalam mengambil langkah.
Makna Sumpah Pemuda yang bisa diterapkan yaitu tetap semangat walaupun ada banyak rintangan yang dihadapi. Dalam kehidupan sehari-hari, pemuda juga harus bangga menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.
Bahasa Indonesia bisa digunakan di semua wilayah Indonesia dan menunjukkan rasa kesatuan yang dimiliki sebagai sesama warga Indonesia.
Tokoh yang Terlibat dalam Kongres Pemuda II
Selain mempelajari sejarah Sumpah Pemuda, kamu juga perlu tahu tokoh atau orang-orang penting yang memiliki andil dalam peristiwa pembentukan Sumpah Pemuda. Berikut adalah tokoh-tokoh yang terlibat dalam pembentukan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II:
Mohammad Yamin
Mohammad Yamin adalah seorang penyair puisi gaya modern yang lahir di Minangkabau pada tahun 1903. M. Yamin merupakan anggota dari Jong Sumatranen Bond serta memiliki peran dalam penyusunan Sumpah Pemuda.
Dalam ikrar yang dibacakan, ia menetapkan bahasa Indonesia yang asalnya dari bahasa Melayu, sebagai bahasa nasional.
Dari organisasi Indonesia Muda, M. Yamin mendesak agar bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai bahasa utama dan bahasa resmi dalam kesusastraan Indonesia.
Soegondo Djojopoespito
Soegondo Djojopoespito adalah pahlawan nasional yang lahir pada tanggal 22 Februari 1905 di Tuban, Jawa Timur. Beliau dipilih secara langsung oleh Mohammad Hatta sebagai ketua Persatuan Pemuda Indonesia yang ada di Belanda.
Soegondo juga merupakan pemuda yang aktif dalam organisasi PPI. Bersama dengan Mohammad Yamin serta pemuda lainya, Soegondo menciptakan ikrar Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia. Saat ini, ikrar tersebut lebih dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
S. Mangoensarkoro
Sarmidi Mangoensarkoro atau yang lebih dikenal sebagai S. Mangoensarkoro adalah tokoh yang juga berperan dalam Sumpah Pemuda. Sarmidi yang lahir pada tahun 1904 ini adalah seorang aktivis pendidikan.
Ketika Kongres Pemuda I dan II, Sarmidi berbicara banyak mengenai pendidikan untuk masyarakat Indonesia. Berkat konsentrasi dalam pendidikan yang kuat, Sarmidi dipercaya menjabat sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949-1950.
W.R. Supratman
Tidak hanya dikenal sebagai wartawan, pengarang, dan pencipta lagu Indonesia, W.R. Supratman juga menjadi sosok yang berpengaruh dalam Kongres Pemuda II.
Ketika penutupan kongres, beliau menunjukkan lagu instrumental tanpa teks menggunakan alat musik biola. Lagu tersebut menjadi lagu kemerdekaan Indonesia yakni Indonesia Raya.
Dolly Salim atau Theodora Athia Salim
Salah satu toko dalam sejarah Sumpah Pemuda 1928 adalah Dolly Salim. Dolly Salim adalah tokoh yang juga berperan penting dalam Kongres Pemuda II.
Theodora Athia Salim merupakan putri dari Agus Salim yang melantunkan lagu kebangsaan Indonesia Raya menggunakan biola walaupun ia bukan anggota Kongres. Tidak hanya itu, Dolly Salim juga memiliki inisiatif untuk melantunkan lirik dari lagu Indonesia.
Padahal pada saat itu Kongres Pemuda dilaksanakan dengan penjagaan dari polisi Belanda yang melarang kata ‘merdeka’. Ketika dinyanyikan, lirik ‘merdeka’ dalam lagu Indonesia Raya diganti menjadi kata ‘mulia’ oleh Dolly supaya tidak menimbulkan pembubaran serta penangkapan tokoh.
Amir Syarifuddin
Amir Syarifuddin adalah wakil ketua Jong Batak Bond yang turut hadir dalam Kongres Pemuda II. Amir adalah aktivis yang anti Jepang. Amir juga memberikan kontribusi berupa ide yang brilian dalam perumusan Sumpah Pemuda.
J. Leimena
Salah satu anggota panitia Kongres pemuda II adalah J. Leimena. Tokoh ini adalah mahasiswa aktivis yang berasal dari Ambon serta merupakan ketua dari organisasi Jong Ambon. J. Leimena juga merupakan anggota panitia untuk Kongres Pemuda I dan II.
Prof. Mr. Soenario Sastrowardoyo
Dalam perumusan Sumpah Pemuda dan pembicaraannya, terdapat tokoh yang berperan sebagai penasehat panitia. Tokoh penasehat tersebut adalah Prof. Mr. Soenario Sastrowardoyo.
Soenario juga merupakan sosok yang berperan aktif dalam Manifesto 1925 serta Kongres Pemuda yang merupakan tonggak sejarah Indonesia. Saat Manifesto Politik dicetuskan, Soenario berperan sebagai Pengurus Perhimpunan Indonesia dengan Hatta.
Soenario merupakan Sekretaris II dan Hatta adalah Bendahara I. Pada akhir Desember 1925, Soenario berhasil meraih gelar Meester in de Rechten dan pulang kembali ke Indonesia.
Soenario aktif sebagai pengacara dan membela para aktivis pergerakan yang berhubungan dengan polisi Hindia Belanda. Dalam sejarah Sumpah Pemuda, Soenario memiliki peran sebagai penasihat dan pembicara makalah.
Djoko Marsaid
Pada Kongres Pemuda II, Djoko Marsaid berperan sebagai wakil ketua kongres. Djoko Marsaid juga merupakan ketua Jong Java yang awalnya menjabat menjadi wakil ketua dan mendampingi Soegondo Djojopoespito.
Tidak banyak informasi yang diketahui mengenai Djoko Marsaid, tetapi sebagai wakil ketua tentunya Djoko Marsaid memberikan kontribusi besar untuk kelahiran Sumpah Pemuda yang tidak boleh dilupakan oleh masyarakat.
Sebagai bagian dari pemuda Indonesia, sejarah Sumpah Pemuda adalah kejadian yang tidak bisa dilupakan. Masyarakat Indonesia perlu mengakui tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, serta bahasa Indonesia.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: