Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Pertama Kali Diungkapkan oleh Empu Tantular dalam Sebuah Buku Berjudul?
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Pertama Kali Diungkapkan oleh Empu Tantular dalam Sebuah Buku Berjudul? – Sebenarnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh empu tantular dalam sebuah buku berjudul apa?
Nah, di dalam artikel kali ini akan membahas terkait hal tersebut. Untuk itu, simak terus penjelasannya berikut.
Asal Usul Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Pertama Kali Diungkapkan Oleh Empu Tantular dalam Sebuah Buku Berjudul Apa?
Awal mula semboyan Bhinneka Tunggal Ika dikarang oleh seorang Mpu Tantular.
Karangan tersebut pada awalnya ditulis di buku yang bernama Kitab Sutasoma atau Kakawin. Kitab tersebut ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno.
Lalu, pertama kali kitab tersebut diciptakan oleh Mpu Tantular yaitu pada akhir abad ke 14.
Pada saat ini merupakan zaman keemasan kerajaan Majapahit yang masuk di bawah kekuasaan Hayam Wuruk.
Perlu kamu ketahui juga, bahan naskah yang dipakai untuk menulis kitab Sutasoma tersebut terbuat dari daun lontar. Untuk ukurn kitabnya sendiri yaitu 40,5 x 3,5 cm.
Kitab Sutasoma ini juga menjadi sebuah karya sastra yang termasuk ke dalam peninggalan kerajaan Majapahit, sehingga amat sangat terjaga.
Nah, untuk kutipan Bhinneka Tunggal Ika ini terletak di bagian pupuh 139 bait ke 5 yang ada di dalam kitab Sutasoma tersebut.
Untuk isi kitab Sutasoma yaitu merupakan rangkuman yang menceritakan perjuangan Sutasoma dalam menegakkan dharma.
Dengan bersemedi di sebuah candi, Sutasoma akhirnya berhasil mendapatkan anugrah lalu pergi ke pegunungan Himalaya.
Lalu, setelah kembali, Sutasoma langsung dinobatkan sebagai raja dengan gelar Prabu Sutasoma.
Dari perjalanan perjuangan Sutasoma tersebut, maka muncullah kutipan Bhinneka Tunggal Ika. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak berikut ini.
Asal Usul Kutipan Bhineka Tunggal Ika
Seperti yang sudah dijelaskan, kutipan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ada di kitab Sutasoma terletak di pupuh 139 bait ke 5. Nah, berikut ini uraian isinya.
“Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.”
Kalimat tersebut mempunyai makna “Konon Budha serta Siwa adalah dua zat yang berbeda. Walaupun mereka memang berbeda, namun bagaimanakah dapat dikenali?
Sebab, kebenaran Siwa serta Buddha merupakan tungga. Sehingga, berbeda tetapi tunggal, namun tidaklah ada kebenaran yang bisa mendua.
Penutup
Demikian pembahasan terkait semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh Empu Tantular dalam sebuah buku berjudul Kakawin Sutasoma.
Jadi, asal mula semboyan itu tercipta yaitu karena adanya kitab Sutasoma ini.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: