9 Tahapan Siklus Akuntansi beserta Penjelasannya untuk Membuat Laporan Keuangan

9 Tahapan Siklus Akuntansi beserta Penjelasannya untuk Membuat Laporan Keuangan – Dalam sebuah perusahaan, posisi akuntansi memegang peran yang cukup penting untuk mengolah data akuntansi yang ada.

Proses yang digunakan untuk mengumpulkan serta mengolah data akuntansi untuk periode tertentu disebut sebagai tahap siklus akuntansi.

Ada banyak alur yang perlu dilakukan oleh seorang akuntan untuk mengecek dan melakukan pembukuan laporan keuangan perusahaan dengan baik.

Untuk bisa menyusunnya, maka kamu perlu untuk memahami tahapan siklus akuntansi beserta penjelasannya terlebih dahulu.

Tahapan Siklus Akuntansi dalam Menyusun Laporan Keuangan

unsplash.com/@charlesdeluvio

Sebelum mengetahui apa saja tahapan siklus akuntansi beserta penjelasannya, saatnya membahas istilah ini secara singkat. 

Pada dasarnya, siklus akuntansi merupakan tindakan akuntansi yang dilakukan dalam perusahaan yang perlu untuk diproses.

Proses tersebut di antaranya seperti mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat dengan proses yang sifatnya berulang. Siklus ini biasanya berjalan dalam kurun satu tahun sesuai dengan kalender.

Keseluruhan dari prinsip dan teknik akuntansi perusahaan digunakan selama kurun waktu tersebut agar dapat mencatat seluruh aktivitas akuntansi dengan baik.

Tentunya aktivitas yang dicatat di sini hanya yang berkaitan dengan perjalanan bisnis perusahaan itu sendiri. 

Biasanya siklus akuntansi ini dimulai dengan pembukaan buku saat awal tahun dan diakhiri dengan jurnal penutup. Prosedur akuntansi ini berjalan selama perusahaan masih beroperasi.

Berikut ini tahapan siklus akuntansi beserta penjelasannya yang terjadi selama periode tersebut. Sebelum akhirnya dibuat menjadi laporan keuangan dan jurnal penutup.

1. Mengidentifikasi Transaksi

Tahapan siklus akuntansi yang pertama yaitu dengan melakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi.

Seorang akuntan perlu untuk bisa mengidentifikasi transaksi tersebut agar dapat dimasukkan ke dalam catatan.

Perlu untuk diingat bahwa tidak semua transaksi yang terjadi masuk ke dalam catatan. Hanya transaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi keuangan perusahaan yang dicatat.

Selain itu, termasuk juga transaksi yang bisa dinilai menggunakan unit moneter secara objektif.

Setiap transaksi yang dicatat juga harus disertai dengan bukti. Tanpa adanya bukti ini, maka transaksi tidak bisa dicatat dan dilaporkan pada laporan keuangan.

Bukti yang dimaksud bisa berupa nota, kwitansi, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dagang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Bukti yang didapatkan harus sah dan dapat diverifikasi kebenarannya.

2. Menganalisis Transaksi dalam Tahapan Siklus Akuntansi

Tahapan siklus akuntansi yang kedua yaitu akuntan perlu untuk menentukan pengaruh dari transaksi atas posisi keuangan perusahaan.

Rumus yang biasa digunakan yaitu

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

Pencatatan dilakukan menggunakan double-entry system. Artinya, transaksi tersebut akan berefek atas posisi keuangan untuk didebit dan dikredit dengan jumlah yang sama.

Setiap transaksi yang dicatat akan mempengaruhi setidaknya dua rekening pembukuan.

3. Mencatat Transaksi dalam Jurnal

Tahapan siklus akuntansi beserta penjelasannya yang akan dibahas selanjutnya yaitu melakukan pencatatan transaksi di jurnal.

Di sini, jurnal menjadi catatan kronologis atas keseluruhan transaksi yang terjadi pada periode tersebut. Proses ini sering disebut dengan penjurnalan.

Ada dua jenis jurnal yang digunakan yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.

Pada jurnal umum, tahapan pencatatan transaksi dimasukkan ke dalam rekening yang didebit maupun juga dikredit.

Sementara dengan jurnal khusus digunakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan atas transaksi yang terjadi secara berulang.

4. Memposting Buku Besar

Setelah itu, masuk ke tahapan selanjutnya yaitu dengan melakukan posting transaksi yang sudah dicatat tadi ke dalam buku besar.

Buku besar merupakan kumpulan dari rekening-rekening pembukuan yang digunakan untuk pencatatan aktiva tertentu.

Biasanya perusahaan sudah memiliki daftar dari susunan rekening buku besar yang juga disebut dengan chart of accounts.

Setiap rekening sudah memiliki kodenya sendiri agar mempermudah dalam mengidentifikasi.

Selain itu, terkadang diperlukan juga untuk cross-reference dengan lebih mudah menggunakan catatan transaksi yang ada di dalam jurnal.

5. Menyusun Neraca Saldo

Tahapan selanjutnya yaitu perlu untuk melakukan penyusunan neraca saldo yang berisi daftar dari salon rekening buku besar.

Cara untuk membuat neraca saldo ini dengan memindahkan saldo dari buku besar ke dalam neraca saldo agar bisa disatukan. Jumlah keduanya harus sama.

Jika terjadi perbedaan atas jumlah saldo, hal ini berarti bahwa neraca saldo tidak seimbang. Ada kesalahan yang perlu untuk dicari oleh akuntan sebelum dilakukan penyusunan laporan keuangan.

6. Menyusun Jurnal Penyesuaian

Tahapan siklus akuntansi beserta penjelasannya setelahnya yaitu kamu perlu untuk melakukan penyusunan jurnal penyesuaian.

Di dalam jurnal ini, akuntan dapat mencatat transaksi yang salah atau belum masuk ke dalam catatan.

Penyesuaian ini dilakukan dalam masa periodik, umumnya saat laporan akan dibuat. Pencatatan dilakukan caranya sama seperti transaksi yang ada pada umumnya.

Setelah dibuat jurnal penyesuaian, selanjutnya dibukukan bersama dengan buku besarnya. Kemudian, baru saldo yang tertera di buku besar dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan.

7. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Penyesuaian telah selesai dilakukan, selanjutnya akuntan akan melakukan penyusunan terhadap neraca saldo.

Caranya yaitu dengan memindahkan saldo yang sebelumnya telah disesuaikan di buku besar ke dalam neraca saldo yang baru.

Saldo yang berasal dari buku besar perlu untuk dikelompokkan masuk ke dalam aktiva atau pasiva.

Perlu untuk diingat bahwa saldo yang seimbang belum tentu selalu benar. Akan tetapi, saldo yang benar sudah pasti seimbang.

8. Menyusun Laporan Keuangan

Tahapan selanjutnya yaitu akuntan akan melakukan penyusunan terhadap laporan keuangan sesuai dengan neraca saldo yang diberikan setelah terjadinya penyesuaian.

Bagian dari laporan keuangan yang perlu disusun diantaranya:

  1. Laporan laba rugi yang digunakan untuk menggambarkan kinerja keuangan dari perusahaan.
  2. Laporan perubahan modal yang dilakukan agar bisa melihat bagaimana terjadinya perubahan tersebut.
  3. Neraca perusahaan yang digunakan untuk memprediksi akan adanya likuiditas, solvensi, dan juga fleksibilitas.
  4. Laporan arus kas yang digunakan untuk mengetahui kas keluar dan kas masuk atas periode berjalan.

9. Membuat Jurnal Penutup

Setelah selesai menyusun laporan keuangan, akuntan perlu untuk membuat jurnal penutup saat akhir periode saja.

Fungsinya yaitu melakukan penutupan atas rekening yang ada di dalam periode tertentu. Rekening yang ditutup hanya untuk rekening laba rugi.

Cara yang dilakukan yaitu dengan menjadikan rekening terkait kembali nol atau dibuat nihil.

Rekening ini perlu untuk ditutup karena akan digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran dari sumber yang ada pada periode berjalan.

Saat mencapai akhir periode akuntansi, maka rekening nominal yang sudah menjalankan fungsinya harus ditutup.

Pada periode berikutnya, rekening tersebut bisa kembali digunakan untuk mengukur aktivitas akuntansi yang baru.

Itu tadi merupakan berbagai tahapan siklus akuntansi beserta penjelasannya yang perlu dilaksanakan oleh seorang akuntan dalam penyusunan laporan keuangan.

Setiap tahapan yang ada dilakukan dan dicek dengan seteliti mungkin sehingga laporan yang dibuat juga memiliki data yang akurat.

Dalam mempelajari akuntansi, ada banyak materi selain tahapan siklus akuntansi yang perlu untuk dikuasai. Kamu bisa membaca mengenai materi seputar dunia akuntansi melalui situs blog Mamikos.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta