Untuk Kamu Generasi Milenial, Pilih Kos atau Apartemen? Ini Pertimbangannya!

Untuk Kamu Generasi Milenial, Pilih Kos atau Apartemen? Ini Pertimbangannya! – Sebagian besar milenial mengaku lebih memilih untuk tinggal kos-kosan ketimbang di apartemen. Data itu berdasarkan riset yang dilakukan di sebagian besar milenial yang tinggal atau kebetulan menuntut ilmu di Jakarta. Lantas bagaimana dengan sisanya? Ada juga yang memilih tinggal di apartemen namun dengan ketentuan tinggal di lantai dasar, dan tinggal bersama orang tua bahkan kerabatnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda mengatakan bahwa Jumlahnya hasil survei sekitar 47,4 persen milenial memilih tinggal di kos-kosan. Baru kemudian sebanyak 47,1 persen berkeinginan untuk tinggal di apartemen.

Untuk Kamu Generasi Milenial, Pilih Kos atau Apartemen?

Berdasarkan survei tersebut, saat ini sebanyak 39,9 persen kaum milenial tinggal di kos/apartemen yang harga sewanya masih berkisar di bawah Rp2juta/bulan. Sebanyak 38,5 persen menyewa dengan kisaran harga Rp 2-3 juta/bulan dan sebesar 21,6 persennya lagi menyewa dengan harga di atas Rp3 juta/bulan.

Hal itu tentu tentu disebabkan karena beberapa faktor. Mulai dari kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki saat tinggal di kos atau apartemen. Hasil survei juga menyebutkan jika beberapa kalangan milenial lebih menyukai kos dikarenakan memiliki ruang bersama untuk mereka bisa bersosialisasi dengan penghuni lainnya.

Di tengah masyarakat yang sudah cenderung individualistis, rupanya minat kaum milenial untuk bersosialisasi masih terbilang cukup tinggi. Mungkin akan berbeda cerita jika di apartemen juga disediakan ruang bersama seperti harapan para milenial yang masih mempertimbangkan pindah ke sana.

Fasilitas free wi-fi demi menunjang gaya hidup mereka tentu juga menjadi faktor terpenting yang diinginkan para milenials. Meskipun belum terlalu menjadi prioritas, namun rupanya sebesar 33,4 persen para milenials menginginkan adanya fasilitas ruang kerja bersama.

Ali juga melanjutkan, berdasarkan survei yang mereka lakukan beberapa lembaga sudah memperkirakan penghasilan rata-rata kaum milenial ini berkisar di angka Rp6-7 juta/ bulan. Itu artinya mereka tentu masih dapat membeli properti dengan besar cicilan Rp2-2,5 juta per bulan atau seharga Rp200-300 jutaan. Apakah menurutmu angka itu terlalu besar?

Akan tetapi yang jadi permasalahannya di sini, di Jakarta sendiri bahwa ketersediaan properti dengan kisaran harga tersebut sangat terbatas. Para milenials ini tentu saja berpikir, alih-alih membeli properti berbentuk apartemen, mereka lebih baik bertahan sementara waktu untuk tinggal di Jakarta di rumah kos-kosan saja.

Ada fakta lain yang juga mengejutkan. Yakni  generasi milenial yang berusia sekitar 25-35an yang bekerja atau bermukim di kawasan Jadebotabek nyatanya jauh lebih memilih jalan-jalan atau berlibur ke luar negeri ketimbang membeli properti. Survei ini memang tidak sepenuhnya memrepresentasikan kondisi sesungguhnya preferensi generasi milenial di Jadebotabek khususnya.

Tetapi setidaknya dapat memberikan kita sedikit gambaran. Bahwa bagi mereka, membeli properti atau hunian (yang bisa bersifat jangka panjang) bukanlah perkara prioritas mereka. Hasil dari 10 responden yang dilakukan tercatat lahir pada rentang tahun 1982 hingga 1992. Jumlah pendapatan mereka berkisar antara 8 juta hingga 35 juta per bulan.

Bagi mereka jauh lebih ‘bermanfaat’ ketika memilih jalan-jalan ke luar kota dan bahkan luar negeri atau belanja leisure daripada membeli hunian atau properti. Dan yang lebih mengejutkan alasan yang mereka kemukakan nyaris berbunyi sama. Dengan menghabiskan separuh pendapatan mereka untuk pergi jalan-jalan, setidaknya mereka mendapat pengalaman yang bisa dikisahkan di postingan sosial media. Ada juga yang menjawab demi mengoleksi ingatan tentang kebudayaan, tempat-tempat eksotis dan indah, bahasa, makanan, dan pandangan-pandangan hidup yang berbeda dari yang mereka kenal sebelumnya.

Jadi ingin tinggal di apartemen atau rumah kos-kosan, sebaiknya memperhatikan beberapa hal di bawah ini dulu sebelum menjatuhkan pilihan. Kamu bisa memperkirakan kemampuan serta keuntungan dan kelebihannya.

Pilih Kos atau Apartemen, Ini Pertimbangan Generasi Milenial.

1. Privasi

Poin ini sudah disinggung di awal sekali. Bahwa ada perbedaan yang sangat jelas kentara antara tinggal di apartemen atau kos-kosan. Ya sebenarnya kembali lagi sih pada selera dan kenyamanannya masing-masing. Ada sebagian orang yang lebih suka ketenangan ketimbang hiruk pikuk keramaian. Tapi ada juga yang merasa takut jika sepi dan lebih menginginkan suasana yang ramai. Kalau kamu orang yang memang suka ketenangan, apartemen adalah pilihan yang tepat buat kamu. Tinggal di apartemen privias akan jauh lebih terjaga dan para penghuninya cenderung individualistis. Sementara kos-kosan sendiri menawarkan suasana yang jauh lebih kekeluargaan.

2. Gengsi

Tinggal di apartemen biasanya dipandang jauh lebih bergengsi. Apalagi untuk generasi milenial yang haus akan eksistensi. Tentu berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk sekadar tempat tinggal. Menempati apartemen memang jauh lebih mahal dibandingkan menyewa sebuah kamar kos. Apalagi untuk mahasiswa baru yang masih mengandalkan uang orang tua. Karena itulah tidak semua orang memiliki kemampuan ekonomi tinggi untuk untuk menyewa apartemen.

3. Lokasi

Nyaris di sekitar kampus tersebar begitu banyak kos-kosan yang disewakan dengan harga yang variatif dan sesuai kebutuhan. Kamu ingin sangat dekat dengan kampus hingga cuma perlu berjalan kaki saja ada. Atau mau yang sedikit jauh juga tentu saja kembali pada pilihanmu. Sementara pilihan lokasi apartemen lebih terbatas karena tidak banyak apartemen yang dibangun pengembang di dekat daerah kampus.

4. Biaya

Biaya yang perlu kamu persiapkan jika ingin menempati sebuah apartemen tidaklah semurah tinggal di kos-kosan. Biaya tinggal di kos biasanya hanya meliputi sewa kamar saja, yang dapat dibayar setiap bulan atau per tiga/enam bukan tergantung kebijakan pemilik kos. Ada pula pengelola kos yang masih memberlakukan biaya tambahan seperti listrik air, wifi dan laundry. Tapi biaya tambahan ini tentu tidak seberapa dibandingkan dengan biaya tambahan yang harus kamu keluarkan kalau tinggal di apartemen, bukan? Selain sewa apartemen yang kamu harus langsung bayar dimuka untuk jangka waktu beberapa tahun sekaligus, tinggal di apartemen juga dikenakan service charge, listrik, air dan biaya-biaya lain yang rinciannya lumayan lebih banyak dari kos-kosan.

5. Fasilitas

Jangan langsung kecil hati ya buat kamu yang memang ingin menghuni apartemen. Karena meskipun biaya yang dikeluarkan jauh lebih menguras kantong, namun apartemen selalu menawarkan fasilitas yang lebih komplet. Sebut saja lahan parkir yang jauh lebih luas, kolam renang, tempat fitness, hingga minimarket. Laundry dan kantin juga sangat mudah dijangkau dari unit apartemen. Jadi kamu tidak perlu repot berjalan atau berkendara jauh kalau mencari makan.

Dan tenang saja, tidak semua kos-kosan minim fasilitas kok. Sebab ada beberapa kos yang menyediakan fasilitas komplet layaknya hotel. Meskipun soal harga sewa sudah pasti akan jauh berbeda dengan kos-kosan standar kebanyakan. Mungkin seperti pepatah, ‘ada harga ada barang’.

6. Administrasi

Proses administrasi di apartemen bisa dibilang cukup merepotkan dan memakan waktu panjang. Sebab di awal sewa kamu sebagai calon penyewa harus menandatangani kontrak sewa. Kamu juga harus mengantongi izin jika hendak masukkan dan mengeluarkan perabotan dari pengelola apartemen. Jangan kaget juga jika untuk mengambil paket atau barang yang dititipkan kamu harus tetap berurusan dengan pihak pengelola. Sedikit jauh berbeda ya dibandingkan tinggal di kos-kosan yang administrasinya tidak sebelibet dan serumit itu.

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idaman mu: