Pengertian Metode Waterfall, Tahapan, Jenis dan Contohnya
Pengertian metode waterfall, tahapan, jenis dan contohnya – Di zaman sekarang ini, semua orang berlomba-lomba dengan efektifitas dan efisiensi waktu. Cara-cara manual seringnya sudah tidak dianggap relevan dengan kebutuhan pada saat ini yang serba cepat. Oleh karena itu, perkembangan teknologi menjadi salah satu metode yang terbilang tepat untuk menjawab akan kebutuhan tersebut.
Sistem informasi menjadi salah satu jawaban dan jalan keluar yang mudah untuk persoalan teknologi dan aktivitas manusia. Terlebih bila aktivitas tersebut membutuhkan teknologi yang menjalankan baik itu operasi maupun persoalan manajemen. Selain itu, sistem informasi yang merupakan buah tangan manusia berasal dari pengembangan sistem lama yang diperbaharui. Metode atau siklus tersebut akan terus terjadi secara berulang-ulang dan memang begitulah caranya bekerja.
Serba Serbi Metode Waterfall
Daftar Isi
Daftar Isi
Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembangunan perangkat lunak (software) tersebut adalah model waterfall. Waterfall merupakan sebuah model klasik yang memiliki sifat sistematis. Lalu, seperti apa model waterfall ini akan diterapkan? Baca artikel di bawah ini dengan seksama untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Pengertian Metode Waterfall
Metode waterfall merupakan suatu model yang digunakan untuk pegembangan perangkat lunak. Di mana, seperti telah disinggung pada poin sebelumnya bahwa metode ini memiliki sifat yang sistematis atau fase-fase yang cenderung berurutan. Adapun, fase-fase tersebut dimulai dari proses perencanaan atau planning, pemodelan atau modeling, pembangunan atau construction, dan penyebaran atau deployment. Nantinya, keseluruhan fase itu akan membentuk support untuk mendukung perangkat lunak (software) yang utuh, komplit, dan menyeluruh.
Perlu diketahui bahwa metode waterfall adalah metode pengembngan untuk perangkat lunak (software) tertua. Hal tersebut tercermin melalui sifatnya yang natural dan original. Selain itu, metode waterfall juga umum dikenal dengan istilah software development life cycle (SDLC) atau dapat juga disebut sebagai ‘Linear Sequential Model’.
Tahap-Tahap dalam Metode Waterfall
Sebelumnya, metode waterfall yang termasuk dalam jajaran model generik pada rekayasa perangkat lunak telah diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Winston Royce. Di mana pada saat itu masih berkisar tahun 1970, dan itulah mengapa metode ini kerap disebut-sebut sebagai sesuatu yang kuno. Namun, pada dasarnya, metode ini menjadi yang paling umum digunakan dalam software engineering.
1. Requirement Analysis
Pertama-tama, pada tahapan pengembangan perangkat lunak (software), ada langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pengembang. Langkah tersebut adalah mengetahui, mengerti, dan memahami tentang informasi yang akan dibutuhkan oleh pengguna dari perangkat lunaknya itu. Untuk dapat menempuh langkah ini, maka ada sejumlah metode yang dapat dilakukan, di antaranya adalah observasi, diskusi, survey, wawancara, dan sebagainya.
Kemudian, setelah informasi-informasi yang dibutuhkan itu terkumpul, maka berikutnya adalah pengolahan. Pengolahan dan analisa data (informasi) perlu dilakukan guna mengenali lebih mendalam terkait kebutuhan pengguna akan perangkat lunak yang hendak dikembangkan.
2. System and Software Design
Kemudian, ada tahap lanjutan dari requirement analysis, yaitu sebuah analisa lanjutan yang nantinya akan dibutuhkan untuk mengimplementasikan desain. Tujuan dari perancangan desain itu sendiri adalah untuk membentuk dalam memberikan gambaran yang jelas dan detail tentang apa-apa saja yang harus dan perlu untuk dilakukan.
Selain itu, tahapan ini akan berguna untuk membantu pengembagang. Di mana pengembag dapat menyiapakan kebutuhan perangkat keras (hardware) dalam proses pembuatan arsitektur sistem perangkat lunak.
3. Implementation and Unit Testing
Tahapan implementation and unit testing secara sederhana dapat diartikan sebagai tahap pemrograman. Di mana, perangkat lunak dirunut menjadi bagian dan modul-modul kecil yang diperuntukkan ke tahapan berikutnya.
Kemudian, pada tahapan ini umumnya dilakukan pengujian dan pemeriksaan soal fungsionalitas modul. Hal itu dilakukan untuk melihat, apakah modul yang sudah dibuat itu memenuhi kriteria yang dikehendaki atau belum.
4. Integration and System Testing
Setelah melalui tiga tahapan, kini ada langkah yang perlu dilakukan untuk pengembangan dan uji tahap implementasi selanjutnya. Nantinya, tahapan implementasi itu diterapkan ke dalam sistem secara keseluruhan. Jika proses integrasi telah selesai, maka dilakukanlah pemeriksaan dan pengujian sistem secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya kegagalan maupun kesalahan pada sistem.
5. Operation and Maintenance
Tahapan terakhir pada metode waterfall adalah pengoperasian pengguna dan pemeliharaan. Pemeliharaan sendiri memungkinkan pengembang untuk melaksanakan perbaikan atas kesalahan yang kemungkinan terjadi dan tidak terdeteksi pada tahap sebelumnya. Beberapa contoh pemeliharaan tersebut meliputi perbaikan kesalahan, perbaikan implementasi unit sistem, serta peningkatan dan penyesuaian sistem yang sesuai dengan kebutuhan.
Jenis-Jenis Metode Waterfall
Secara umum, jenis pada metode waterfall sama saja antara satu dengan yang lainya. Namun, setidaknya terdapat istilah-istilah yang berbeda dan bergantung pada pendapat ahli mana yang jadikan dasar. Faktanya, beberapa jenis di bawah ini mempunyai makan dan alur yang sama, perbedaannya hanya terdapat pada cara penyebutan atau istilahnya saja.
Jenis Metode Waterfall Menurut Pressman
- Communication
- Planning
- Modelling
- Construction
- Deployment
Jenis Metode Waterfall Menurut Sommerville
- Requirements Definition
- System and Software Design
- Implementation and Unit Testing
- Integration and System Testing
- Operation and Maintenance
Jenis Metode Waterfall Secara Umum
- Requirement
- Design
- Implementation
- Verification
- Maintenance
Kelebihan Menggunakan Metode Waterfall
Penggunaan metode waterfall dalam hal ini memungkinkan adanya departementalisasi dan control. Di mana proses pengembangan model fase one by one itu kesalahan dibuat seminimal mungkin. Selain itu, pengembanagan ada melalui berbagai hal dan konsep, seperti dengan desain, pengujian, implementasi, penyelesaian masalah, dan juga pada operasi serta pemeliharaan.
Kekurangan Menggunakan Metode Waterfall
Berikutnya adalah kekurangan dari penggunaan metode waterfall. Salah satu kekurangan tersebut di antaranya adalah sangat minimnya, bahkan tidak memungkinkan untuk melakukan banyak revisi bila terjadi kesalahan. Sebab, setelah aplikasi tersebut masuk dalam tahap pengujian, akan sulit untuk kembali lagi ke tahapan sebelumnya dan mengubah sesuatu yang tidak terdokumentasi.
Contoh Penerapan Metode Waterfall
Berikut ini adalah salah satu contoh penerapan metode waterfall yang dipublikasi melalui artikel berjudul ‘Implementasi Metode Waterfall Dalam Pembangunan Sistem Informasi Klinik Tiara Bunda Berbasis Web Service’ oleh Muhammad Muslih dkk.
Nah, demikian tadi informasi seputar metode waterfall. Setelah diuraikan poin-poin pentingnya, mulai dari pengertian hingga contohnya, semoga kamu dapat mencermatinya dengan baik, ya. Jangan lupa untuk bagikan artikel ini ke orang-orang di sekitarmu agar mereka dapat memahami metode waterfall juga.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: