32 Aksara Sunda Berdasarkan Jenisnya Lengkap dengan Cara Membacanya dan Contoh Kalimatnya
Bagi kamu yang penasaran dengan seperti apa aksara Sunda dan bagaimana cara membacanya, berikut adalah ulasan ringkasnya.
Modifikasi yang dimaksud adalah pengubahan, penghilangan, maupun penambahan bunyi yang ada pada aksara dasar.
Aksara rarangken sendiri terdiri dari 13 aksara rarangken dengan rincian lima aksara rarangken yang ditulis di atas aksara, tiga aksara rarangken di bawah aksara, dan lima rarangken yang sejajar dengan aksara.
Pada aksara Sunda Ngalagena terdapat tambahan dua aksara yang bersumber dari huruf hijaiyah Arab yaitu kha dan sya.
Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai jenis-jenis aksara Sunda seperti aksara Sunda Ngalagena, aksara Sunda swara, dan aksara rarangkan, berikut detailnya.
Aksara Sunda Ngalagena


Advertisement
Ada beberapa jenis aksara Sunda, dan yang pertama adalah aksara Sunda dasar atau aksara Sunda Ngalagena.
Aksara Sunda Ngalagena total memiliki 23 aksara Sunda, namun kemudian memiliki tambahan dua aksara yaitu kha dan sya yang merupakan serapan dari Bahasa Arab.
Penggunaan aksara Sunda Ngalagena dalam praktiknya memerlukan bantuan dari jenis aksara Sunda yang lain seperti aksara Sunda swara dan aksara rarangken untuk membentuk kalimat tertentu.
Namun, hal tersebut bersifat situasional, yakni menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada lapangan. Sebab, penyusunan kata atau kalimat hanya dengan modal aksara Sunda Ngalagena bisa saja dilakukan.
Aksara Swara Sunda

Selain aksara Sunda berjenis Ngalagena, terdapat jenis aksara Sunda yang lain yaitu aksara swara.
Berbeda dengan aksara Ngalagena yang merupakan paduan huruf konsonan dengan vokal A, aksara swara Sunda sepenuhnya merupakan aksara swara yang berarti adalah huruf vokal saja.
Di sistem penulisan aksara latin, atau setidaknya dalam Bahasa Indonesia kita mengenal lima huruf vokal yang terdiri dari a, i, u, e, o.
Di sistem penulisan aksara Sunda terkhusus pada aksara swara, terdapat tujuh huruf vokal yaitu a, é, i, u, o, e, eu.
Aksara swara Sunda memiliki teknis penggunaan yang serupa dengan penerapan aksara Swara Jawa, yaitu digunakan sebagai pembentuk bacaan vokal tertentu dengan mengaitkan aksara Swara ke aksara Ngalagena.
Tidak hanya itu, aksara Swara Sunda juga bisa digunakan sebagai pembentuk ‘huruf’ pertama sebuah kata apabila kata tersebut mempunyai huruf pertama berupa huruf vokal, misalnya isun, endang, aduh, dan seterusnya.