7 Cara Membuat Artikel Ilmiah yang Bagus beserta Contohnya untuk Pemula

Apakah kamu masih kesulitan untuk membuat artikel ilmiah? Jangan khawatir, baca artikel ini hingga habis dulu, yuk.

18 November 2024 Lintang Filia

8. Kesimpulan

Kesimpulan merangkum poin utama dari hasil dan temuan penelitian yang dikaitkan dengan tujuan awal. Bagian ini juga bisa mengandung saran atau rekomendasi, baik untuk penerapan hasil penelitian maupun untuk penelitian lanjutan di masa depan.

9. Daftar Pustaka

Struktur artikel ilmiah terakhir adalah daftar pustaka berupa semua sumber yang dirujuk dalam artikel dicantumkan.

Sumber tersebut termasuk buku, artikel jurnal, atau dokumen lain yang relevan. Daftar pustaka harus disusun sesuai gaya penulisan yang berlaku agar sumber-sumber yang dikutip bisa dilacak oleh pembaca.

Cara Membuat Artikel Ilmiah dan Contohnya

Nah, inilah bagian yang mungkin paling tunggu, yaitu cara membuat artikel ilmiah yang mudah untuk pemula.

Agar mempermudahmu memahami dan mempraktikan, maka Mamikos sudah menyertakan contoh pada tiap cara membuat artikel ilmiah di bawah ini.๐Ÿ‘‡โœจ

1. Menentukan Topik dan Rumusan Masalah

Cara membuat artikel yang pertama kali harus kamu lakukan adalah menentukan topik dan rumusan masalah. Pilih topik yang relevan dengan bidang yang kamu pelajari.

Pastikan topik ini cukup spesifik dan menarik untuk dibahas. Setelah itu, buat rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitianmu.

Contoh

Topik: โ€œDampak Tren Hijrah Di Media Sosial TikTok pada Gen Zโ€

Rumusan Masalah: โ€œBagaimana tren hijrah di TikTok memengaruhi perilaku religius dan pembentukan identitas Gen Z?โ€

2. Melakukan Kajian Pustaka

Cara membuat artikel ilmiah selanjutnya adalah melakukan kajian pustaka yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari penelitian terdahulu yang relevan dengan topikmu.

Tujuannya adalah untuk memberikan dasar teori dan membandingkan hasil penelitianmu dengan penelitian sebelumnya.

Contoh

Penelitian oleh Firly Annisa (2018) menunjukkan bahwa Islam sebagai jalan hidup kini sering dipahami secara simbolis dan dangkal, terutama di kalangan micro-celebrities. Penelitian ini menemukan bahwa interpretasi agama cenderung dipengaruhi oleh preferensi politik, ekonomi, dan budaya individu.

Temuan ini juga sejalan dengan fenomena di mana hijrah lebih banyak dimaknai sebagai perubahan tampilan luar, tanpa makna spiritual yang mendalam, serta menunjukkan bahwa konsumsi agama yang instan kini lebih populer di kalangan milenial dan Gen Z.

Close