Cerita Rakyat Pendek Bawang Merah Bawang Putih Beserta Pesan Moralnya

Cerita Rakyat Pendek Bawang Merah Bawang Putih Beserta Pesan Moralnya – Selain memiliki budaya dan tradisi yang beraneka ragam.

Indonesia juga memiliki segudang cerita rakyat yang melimpah. Hingga saat ini cerita rakyat ini masih lestari karena memiliki pesan moral yang dapat digunakan sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan.

Cerita rakyat yang ada di Indonesia biasanya muncul dan berkembang karena mendapat pengaruh dari adat dan tradisi dari masyarakat setempat.

Hal inilah yang menjadikan cerita rakyat antara daerah satu dengan daerah lainnya memiliki sejumlah perbedaan.

Tentang Cerita Rakyat di Indonesia

https://www.youtube.com/@RiriCeritaAnakInteraktif

Kebanyakan cerita rakyat yang ditemukan di Indonesia ini adalah sastra lisan yang penyebarannya tidak dengan cara dituliskan, tetapi melalui cara bertutur.

Selain itu cerita rakyat di Indonesia banyak yang sifatnya anonim atau tidak diketahui secara pasti siapa penciptanya dan kapan waktu penciptaannya.

Salah satu dari sekian cerita rakyat di Indonesia yang populer di antaranya adalah cerita rakyat dari Provinsi Riau yang berjudul Bawang Merah dan Bawang Putih.

Kisah Cerita Rakyat Pendek Bawang Merah Bawang Putih

Kisah mengenai Bawang Merah dan Bawang Putih di Indonesia begitu populer. Sehingga selain sering dibawakan dalam bentuk cerita.

Kisah tentang Bawang Merah dan Bawang Putih ini sering ditampilkan dalam bentuk pementasan seperti drama musik dan teater.

Cerita Rakyat Pendek Bawang Merah Bawang Putih

Di masa lalu di sebuah desa yang sangat subur hiduplah sebuah keluarga kecil yang harmonis. Keluarga itu memiliki seorang putri kecil berparas sangat cantik yang diberi nama Bawang Putih.

Bawang Putih tumbuh dengan sangat bahagia. Ia sama sekali tidak kekurangan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.

Ayahnya yang seorang pedagang selalu membawakan makanan yang lezat setiap kali pulang dari pasar tempatnya bekerja.

Di rumah, Bawang Putih sering diajak oleh ibunya berkebun dan membuat berbagai makanan dan kue yang lezat.

Sayangnya, kebahagiaan yang dirasakan Bawang Putih ini tidak berlangsung lama. Suatu hari ibu Bawang Putih jatuh sakit.

Meski sudah dibawa ke tabib dan mengonsumsi berbagai ienis obat-obatan. Sakit yang diderita ibu Bawang Putih tidak kunjung sembuh dan yang terjadi malah sebaliknya.

Sakit yang diderita ibu Bawang Putih semakin parah yang pada akhirnya nyawa ibu Bawang Putih tidak bisa diselamatkan.

Kehilangan sosok seorang ibu yang senantiasa memberinya kasih sayang dan menemaninya saat sang ayah bekerja membuat hati Bawang Putih hancur.

Kini ketika ayahnya sedang bekerja di pasar, Bawang Putih hanya sendiri di rumah. Merasa kasihan dengan keadaan putrinya yang selalu sendirian.

Ayahnya kemudian memutuskan menikah lagi dengan harapan ada sosok yang menemani Bawang Putih saat ditinggal kerja.

Singkat cerita, sang ayah menikah dengan seorang janda yang telah memiliki anak perempuan bernama Bawang Merah yang usianya sepantaran dengan Bawang Putih.

Sang ayah mengira bahwa Bawang Putih dan Bawang Merah akan dapat menjadi teman sekaligus saudara tiri yang akur.

Awalnya, semua berjalan baik-baik saja. Ibu tiri dan Bawang Merah terlihat begitu sayang dan perhatian kepada Bawang Putih.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu perangai kedua berubah. Ketika sang ayah sedang bekerja di pasar.

Bawang Putih sering mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari ibu tiri dan saudara tirinya. Semua pekerjaan rumah harus dikerjakan oleh Bawang Putih.

Sementara yang dilakukan oleh ibu tiri dan Bawang Merah hanya bersantai dan kadang pergi berbelanja menghabiskan uang pemberian dari ayahnya.

Kesedihan yang dirasakan oleh Bawang Putih semakin menjadi saat sang ayah yang selama ini mencintainya harus pergi untuk selama-lamanya.

Sepeninggal sang ayah, Bawang Putih tidak lagi dianggap sebagai anak melainkan dianggap sebagai seorang pembantu di rumahnya sendiri.

Suatu hari ketika Bawang Putih diminta mencuci selendang milik Bawang Merah. Selendang yang sedang dicuci itu tiba-tiba hanyut terbawa arus sungai.

Bawang Putih yang takut akan mendapat hukuman apabila tidak dapat mendapatkan kembali selendang yang sedang dicucinya itu pun segera mengejarnya.

Sayangnya, upaya yang dilakukan Bawang Putih ini sia-sia. Di tengah keputus-asaanya ini Bawang Putih bertemu dengan seorang nenek-nenek.

Nenek itu berkata telah menemukan selendang yang dicari Bawang Putih. Sang nenek berkenan mengembalikan selendang itu kepada Bawang Putih dengan syarat Bawang Putih mau membantu nenek tadi membersihkan rumahnya.

Karena merasa sudah tidak memiliki pilihan lain. Akhirnya Bawang Putih menerima permintaan dari nenek-nenek yang mengaku telah menemukan selendangnya yang hanyut.

Seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, setelah Bawang Putih membantu membereskan rumahnya. Nenek-nenek tadi menepati janjinya.

Bawang Putih merasa sangat senang karena selendang milik Bawang Merah yang hanyut sudah berada di tangannya.

Setelah semuanya beres, Bawang Putih berpamitan kepada nenek-nenek tadi.

Sesaaat sebelum Bawang Putih pulang, nenek-nenek tadi meminta Bawang Putih untuk memilih salah satu labu miliknya untuk dibawa pulang.

Saat itu Bawang Putih diharuskan memilih labu yang berukuran besar atau labu yang berukuran kecil. Merasa tidak enak hati kalau memilih labu yang berukuran besar.

Akhirnya Bawang Putih memilih labu berukuran kecil. Nenek tadi tampak tersenyum dengan pilihan Bawang Putih.

Setelah itu Bawang Putih segera pulang dengan harapan tidak akan mendapat marah dari ibu tiri dan saudara tirinya.

Sayangnya, perkiraan Bawang Putih ini meleset. Begitu sampai rumah Bawang Putih langsung dimarahi habis-habisan oleh ibu tirinya.

Kemarahan ibu tirinya ini dikarenakan Bawang Putih dinilai terlalu lama mencuci pakaian miliknya dan selendang milik Bawang Merah.

Meskipun Bawang Putih sudah mengatakan apa yang baru dialaminya. Namun, ibu tirinya tidak peduli dengan peristiwa yang dialami Bawang Putih.

Hari itu kemarahan ibu tiri Bawang Putih benar-benar memuncak. Buah labu yang merupakan oleh-oleh dari nenek-nenek yang menemukan selendang milik Bawang Merah dibanting sampai hancur.

Namun, begitu labu itu pecah mata ibu tiri dan Bawang Merah langsung terbelalak. Sebab, labu itu berisi perhiasan berbahan emas, intan, dan berlian.

Setelah melihat isi dari labu dan mendengar cerita dari Bawang Merah. Ibu dan saudara tiri Bawang Putih membayangkan betapa mewahnya isi dari labu besar yang tidak dipilih Bawang Putih.

Demi ingin mendapatkan labu yang berukuran besar. Bawang Merah berpura-pura mencuci dan menghanyutkan selendangnya.

Sesaat kemudian, ketika Bawang Merah mencari selendangnya yang hanyut. Ia bertemu dengan nenek-nenek yang memiliki ciri-ciri sama seperti yang diceritakan Bawang Putih.

Sang nenek mengatakan sama seperti yang dikatakannya kepada Bawang Putih. Namun, Bawang Merah menolak dan langsung meminta untuk diberikan labu berukuran besar.

Permintaan dari Bawang Merah ini pun dituruti oleh sang nenek. Bawang Merah mendapat labu berukuran besar.

Tentu Bawang Merah sangat bahagia. Sesampainya di rumah labu berukuran besar yang baru diperolehnya langsung dibanting ke lantai.

Alangkah kagetnya Bawang Merah dan ibunya saat tahu isi dari labu yang dibawanya pulang bukan perhiasan seperti milik Bawang Putih.

Isi labu besar yang dibawa pulang Bawang Merah ini adalah ular, kalajengking, laba-laba, lipan, dan berbagai bintang melata lainnya yang snagat mengerikan.

Bawang Merah dan ibunya sangat ketakutan. Bahkan, saking takutnya keduanya berlarian di dalam rumah dan apesnya ular yang berasal dari dalam labu mematuk kaki keduanya.

Akibat dari bisa ular yang mematuknya Bawang Merah dan ibunya jatuh tak sadarkan diri. Meski perlakuan keduanya kepada Bawang Putih sangat jahat.

Namun, Bawang Putih sangat menyayangi ibu tiri dan saudara tirinya. Karena tak ingin kehilangan lagi orang yang disayanginya.

Bawang Putih merawat ibu tiri dan saudara tirinya. Berkat perawatan yang diberikan Bawang Putih inilah yang membuat nyawa Bawang Merah dan ibunya dapat diselamatkan.

Semenjak peristiwa itu sikap Bawang Merah dan ibunya kepada Bawang Putih berubah. Dan semenjak kejadian itu Bawang Putih kembali mendapatkan kembali kebahagiaannya.

Pesan Moral Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih

Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki pesan moral
bahwa setiap perbuatan jahat akan mendapat celaka.

Selain itu cerita rakyat ini mengajarkan bahwa jangan
membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaslah dengan kebaikan.

Sebab, apabila kejahatan dibalas dengan kejahatan akan
menumbuhkan dendam yang tak akan berkesudahan.   

Demikian cerita rakyat pendek Bawang Merah dan Bawang Putih lengkap dengan pesan moralnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta