104 Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Jenjang SD, Lengkap!
Contoh asesmen diagnostik non kognitif jenjang SD, lengkap! – Asesmen diagnostik diperlukan peserta didik di berbagai jenjang, salah satunya jenjang Sekolah Dasar (SD). 🧑🎓
Pada asesmen tersebut, keadaan psikologi, emosional, dan sosial siswa akan dianalisis agar kondisi setiap peserta didik bisa diketahui. 🧠 Jadi, sangat penting untuk mengetahui hasil asesmen non kognitif agar guru bisa menangani siswa dengan cara tepat.
Jika guru sudah tahu karakteristik masing-masing siswa, harapannya proses pembelajaran bisa semakin efektif. Pada artikel berikut, Mamikos akan membahas contoh-contoh asesmen diagnostik non kognitif jenjang SD secara lengkap. Selamat membaca!
Daftar Isi
- Contoh-contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Jenjang SD
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Siswa SD
- Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Mengukur Sosial-Emosional
- Asesmen Diagnostik Non Kognitif Pertanyaan Terbuka
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Pertanyaan Reflektif Pilihan Ganda
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Refleksi Siswa
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Stimulasi Imajinatif
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Guru dan Orang Tua
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Observasi Guru
Daftar Isi
- Contoh-contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Jenjang SD
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Siswa SD
- Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Mengukur Sosial-Emosional
- Asesmen Diagnostik Non Kognitif Pertanyaan Terbuka
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Pertanyaan Reflektif Pilihan Ganda
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Refleksi Siswa
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Stimulasi Imajinatif
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Guru dan Orang Tua
- Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Observasi Guru
Contoh-contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Jenjang SD
Sebelum membahas contoh asesmen diagnostik non kognitif, terdapat tujuan asesmen diagnostik non kognitif menurut Huda dan Nurhuda (2023) dan Maut (2022) yang terdapat dalam buku Asesmen Diagnostik, seperti:
1.Memahami murid dalam hal kesejahteraan psikologis, emosi, serta sosial
2.Mengetahui aktivitas murid ketika pembelajaran dilakukan di luar sekolah, seperti rumah
3.Memahami kondisi atau keadaan keluarga murid
4.Memahami background atau latar belakang pergaulan murid
5.Mengidentifikasi karakter, minat, dan gaya belajar murid
Persiapan-persiapan Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk SD
Sebelum menjalankan asesmen diagnostik non kognitif pada jenjang SD, persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain:
- Persiapan instrumen berupa gambar berbagai ekspresi emosi atau emotikon
- Daftar pertanyaan kunci dari guru yang membahas kegiatan pendukung semangat belajar murid dengan kalimat “Kegiatan apa yang bisa membuatmu bersemangat belajar ketika di rumah?”. Contoh lainnya adalah hal menyenangkan yang terjadi di rumah murid saat ia belajar dengan kalimat “Apa saja hal menyenangkan yang terjadi ketika kamu belajar di rumah?”
Nantinya, pada pelaksanaan asesmen diagnostik non kognitif, siswa bisa menggambarkan perasaannya baik secara lisan, tulisan, maupun gambar.
Asesmen diagn ostik non kognitif bisa dibuat dengan menjabarkan 7 instrumen berikut:
- Instrumen latar belakang keluarga murid untuk mencari informasi kondisi keluarganya
- Instrumen kesiapan akademik dan psikologis untuk menilai kesiapan belajar murid
- Instrumen kebiasaan belajar untuk mengetahui cara belajar murid
- Instrumen motivasi untuk mengukur semangat belajar murid
- Instrumen minat untuk mengetahui minat murid terkait pelajaran
- Instrumen gaya belajar murid
- Instrumen untuk orang tua agar tahu harapan orang tua terkait perkembangan anaknya
Tindak Lanjut Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk SD
Setelah data dari asesmen diagnostik non kognitif didapatkan, guru bisa melakukan tindakan lanjutan berikut ini:
- Mengajak siswa diskusi personal berdasarkan ekspresi emoji yang dipilihnya.
- Membantu siswa mendapatkan tindakan lanjutan serta berkomunikasi dengan siswa dan orang tuanya.
- Mengulang asesmen tersebut di awal kegiatan belajar.
Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Siswa SD
Berikut ini adalah contoh asesmen diagnostik non kognitif jenjang SD yang bertujuan untuk mengukur perasaan murid dan kesiapannya sebelum proses belajar mengajar dilakukan.
Instruksi: berikan tanda checklist pada kotak emoji yang mewakili perasaanmu (😡 😭 😐 😀 😍) sebelum kegiatan belajar dimulai.
- Bagaimana perasaanmu saat diantar orang tua berangkat ke sekolah?
- Bagaimana perasaanmu saat kegiatan belajar di SD (nama sekolah) akan dimulai?
- Bagaimana perasaanmu saat kamu bertemu dengan teman-teman di SD (nama sekolah)?
- Bagaimana perasaanmu saat kamu bertemu dengan guru?
Instruksi: lingkari pernyataan yang sesuai dengan dirimu (ya/ kadang-kadang/ tidak)
- Aku merasa senang datang ke SD (nama sekolah) setiap hari.
- Saat pelajaran dimulai, aku bisa fokus.
- Aku merasa percaya diri saat diminta bicara di depan kelas.
- Aku bisa bekerja sama dengan teman dalam kelompok.
- Aku merasa nyaman bertanya kepada guru jika tidak paham pelajaran.
- Aku suka membantu teman yang mengalami kesulitan.
- Aku merasa aman dan diterima di kelas ini.
- Aku berani mencoba hal baru walaupun belum pernah melakukannya.
- Aku bisa mengatur waktu belajar dan bermain dengan baik.
- Jika aku marah atau sedih, aku tahu apa yang harus dilakukan
- Aku bangga dengan hasil pekerjaanku sendiri.
- Aku bisa menyelesaikan tugas walau tidak ada guru yang mengawasi.
- Aku pantang menyerah saat mengerjakan soal-soal sulit.
- Aku mau mendengarkan perbedaan pendapat teman.
- Aku menjaga barang-barang milik bersama dengan baik.
- Aku tidak marah saat nilaiku kurang dari teman-teman yang lain.
- Aku suka belajar hal baru walaupun sulit.
- Aku menaati aturan kelas tanpa harus diingatkan.
- Aku tahu kapan waktu bermain dan belajar.
- Aku tidak mudah kecewa kalau hasil tugasku belum bagus.
Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Mengukur Sosial-Emosional
Instruksi: lingkari pernyataan yang sesuai dengan dirimu (ya/ kadang-kadang/ tidak)
- Aku mempunyai teman yang bisa diajak bicara saat sedih dan senang.
- Aku merasa diterima oleh teman-teman di kelas.
- Aku percaya bisa belajar di SD (nama sekolah) dengan baik.
- Aku tahu apa yang dilakukan kalau sedang kecewa.
- Aku bisa mengenali perasaanku sendiri.
- Aku bisa meminta maaf kalau aku berbuat salah.
- Aku bisa menenangkan diri kalau sedang marah.
- Aku merasa dihargai saat menyampaikan pendapat.
- Aku merasa bersemangat saat ikut pelajaran tertentu.
- Aku percaya saya bisa sukses kalau berusaha.
Asesmen Diagnostik Non Kognitif Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka berikut dapat ditanyakan untuk mengenal murid lebih dalam.
Instruksi: Pada asesmen diagnostik non kognitif berupa pertanyaan terbuka yang reflektif dan eksploratif, siswa dapat menjawab soal dengan kalimat singkat. Jika belum memungkinkan, guru dapat membimbing siswa secara lisan.
- Apa yang paling kamu suka dari sekolah di SD (nama sekolah)? Apa alasannya?
- Apa yang membuat kamu semangat belajar hari ini?
- Ceritakan satu hal yang membuatmu bangga sekolah di di SD (nama sekolah) minggu ini.
- Jika ada teman yang membentakmu, apa yang biasanya kamu lakukan?
- Siapa teman yang sering membuatmu merasa sedih di sekolah? Apa alasannya?
- Apa yang kamu lakukan kalau kamu merasa bosan atau sedang malas belajar?
- Pelajaran apa yang menurutmu paling sulit? Apa yang kamu rasakan saat mengikutinya?
- Pelajaran apa yang menurutmu paling mudah? Apa yang kamu rasakan saat mengikutinya?
- Apa impianmu ketika besar nanti? Apa alasannya?
- Kapan terakhir kali kamu membantu temanmu? Ceritakan.
- Apa yang kamu lakukan ketika merasa lelah belajar?
- Ceritakan momen saat kamu merasa kecewa atau mendapatkan hasil yang tidak sesuai harapan. Lalu, bagaimana kamu menghadapi momen tersebut?
- Apa yang biasanya kamu lakukan saat mendapatkan tugas kelompok, tapi ternyata temanmu tidak mau diajak bekerja sama?
- Bagaimana perasaanmu saat mendapat nilai yang tidak sesuai harapanmu, padahal kamu sudah belajar tekun?
- Apa hal yang membuatmu bangga terhadap dirimu sendiri?
- Apa yang kamu harapkan dari guru di SD (nama sekolah) tahun inii?
- Hal apa yang membuatmu kehilangan semangat belajar?
- Siapa orang yang kamu jadikan teladan? Apa alasannya?
- Kapan kamu merasa menjadi teman yang baik?
- Bayangkan jika kamu bisa mengubah satu hal di kelas ini, hal apa yang ingin kamu ubah?
- Bagaimana caramu menenangkan diri saat marah atau sedih?
Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Pertanyaan Reflektif Pilihan Ganda
1. Jika aku tidak paham materi, aku akan…
a) Diam saja
b) Menyalin materi teman
c) Bertanya pada guru
d) Pulang dan mengeluh pada orang tua
2. Kalau aku bertengkar dengan teman, aku akan…
a) Membalas dengan marah
b) Menangis
c) Diam dulu, kemudian meminta maaf
d) Lapor pada guru dan orang tua
3. Saat guru menjelaskan, aku biasanya…
a) Mendengarkan dengan fokus
b) Berbicara pelan dengan teman
c) Melamun
d) Bermain-main
4. Kalau temanku melakukan kesalahan, maka aku…
a) Tertawa
b) Membantu
c) Marah
d) Diam saja
5. Aku merasa paling senang saat…
a) Bermain
b) Belajar kelompok
c) Mengerjakan tugas sendiri
d) Mengerjakan tugas dibantu orang tua
Pada asesmen simulasi pilihan, siswa diberikan contoh situasi-situasi sosial untuk mengetahui responnya.
- Sahabatmu menjatuhkan buku kesayanganmu secara tidak sengaja. Apa yang kamu lakukan?
- Guru memberi tugas kelompok, tapi sebenarnya kamu ingin mengerjakannya sendiri. Apa yang kamu lakukan?
- Kamu merasa tidak diajak bermain. Bagaimana perasaanmu?
- Kamu tidak bisa menjawab pertanyaan di depan kelas saat diminta guru. Apa yang kamu rasakan?
- Temanmu terus-menerus mengejekmu, apa respons terbaik yang bisa kamu lakukan?
Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Refleksi Siswa
Asesmen diagnostik non kognitif juga bisa diberikan dalam bentuk refleksi harian atau mingguan yang diisi siswa. Refleksi tersebut dapat berupa jurnal sederhana.
- Hari ini aku merasa… (senang, sedih, marah, bingung, semangat)
- Hal terbaik yang terjadi padaku hari ini adalah…
- Hal yang membuatku kesal hari ini adalah…
- Hari ini aku belajar tentang…
- Besok aku ingin lebih baik dalam hal…
- Aku bangga karena aku sudah…
- Teman yang paling membantuku hari ini adalah…
- Aku merasa lelah ketika…
- Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada…
- Alasanku ingin belajar lebih giat karena…
Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Stimulasi Imajinatif
Pada asesmen diagnostik non kognitif berupa stimulasi imajinatif, tujuannya adalah meningkatkan empati siswa sekaligus sebagai refleksi.
- Bayangkan jika kamu adalah kapten tim basket dan melihat temanmu tidak semangat bermain. Apa yang kamu lakukan?
- Jika kamu punya kekuatan super, strategi apa yang akan kamu lakukan untuk membantu temanmu belajar?
- Kamu punya teman baru. Namun, belum punya banyak teman. Apa yang akan kamu lakukan?
- Jika kamu melihat dua teman bertengkar dan tidak ada yang melerai, kamu akan…
- Bayangkan jika kamu bisa menjadi guru selama satu hari. Materi apa yang akan kamu ajarkan?
Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif untuk Guru dan Orang Tua
Asesmen berupa checklist perilaku sosial berikut dapat diberikan untuk guru atau orang tua.
- Mau mendengarkan teman saat bicara. (ya/tidak)
- Tidak memotong pembicaraan teman. (ya/tidak)
- Mengajak teman yang pendiam ikut belajar bersama. (ya/tidak)
- Tidak mudah tersinggung jika perilakunya dikoreksi. (ya/tidak)
- Berani meminta tolong saat merasa kesulitan. (ya/tidak)
- Menunjukkan tanggung jawab terhadap tugas kelompok dengan menyelesaikannya. (ya/tidak)
- Bisa menyampaikan pendapat dengan baik. (ya/tidak)
- Menyapa guru dan teman dengan sopan. (ya/tidak)
- Mau bergantian saat bermain dan belajar. (ya/tidak)
- Tidak menyalahkan teman saat mengalami masalah di sekolah. (ya/tidak)
Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif Observasi Guru
Pada asesmen diagnostik non kognitif observasi guru, instrumen penilaiannya didasarkan pengamatan oleh guru. Hal yang diobservasi meliputi emosi, tingkah laku, dan hubungan sosial murid.
Instruksi: Gunakan checklist atau catatan untuk memantau perilaku murid.
- Murid berinisiatif saat mengerjakan tugas kelompok. (ya/tidak)
- Murid dapat menyampaikan pendapat secara sopan di kelas. (ya/tidak)
- Murid menunjukkan empati saat melihat teman yang mengalami kesulitan. (ya/tidak)
- Murid mampu menyelesaikan tugas tanpa harus terus diingatkan guru. (ya/tidak)
- Murid menunjukkan perubahan emosi (senang, sedih, cemas) yang konsisten selama seminggu. (ya/tidak)
- Murid bersedia mengantre tanpa diminta. (ya/tidak)
- Murid tidak memotong pembicaraan guru atau teman saat berbicara. (ya/tidak)
- Murid konsisten hadir di kelas tepat waktu dan tidak terlambat selama seminggu. (ya/tidak)
- Murid menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi saat pelajaran. (ya/tidak)
- Murid menunjukkan kemampuan memimpin dalam kelompok kecil. (ya/tidak)
- Murid menghadapi konflik dengan cara yang baik. (ya/tidak)
- Murid menunjukkan ekspresi antusias saat belajar. (ya/tidak)
- Murid mampu menenangkan diri saat mengalami masalah. (ya/tidak)
- Murid dapat menyelesaikan konflik tanpa bantuan guru. (ya/tidak)
Penutup
Demikian informasi terkait 104 contoh asesmen diagnostik non kognitif jenjang SD lengkap yang bisa kamu jadikan referensi. Tentunya kamu masih bisa mengembangkan pernyataan-pernyataan di atas sesuai kebutuhan.
Dapatkan informasi terkait asesmen seperti contoh soal asesmen diagnostik kognitif, contoh asesmen formatif-sumatif, dan informasi penting lainnya untuk pelajar di blog Mamikos. Semoga bermanfaat.
Referensi:
Asesmen Diagnostik Pendukung Pembelajaran Berdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka [Ebook]. Tautan:https://eprints.uad.ac.id/51651/1/Asesmen%20Diagnostik_Ika%20Maryani%2C%20dkk.pdf
45 Contoh Asesmen Diagnostik Kognitif dan Non Kognitif Tingkat SD, SMP, SMA [Daring].Tautan:https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7421386/45-contoh-asesmen-diagnostik-kognitif-dan-non-kognitif-tingkat-sd-smp-sma.
45 Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif SD, Pembelajaran Asyik![Daring].Tautan:https://www.twinkl.com.sg/blog/contoh-asesmen-diagnostik-non-kognitif-sd
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: