Contoh Bioteknologi Konvensional beserta Mikroorganismenya Lengkap dengan Manfaat dan Ciri-cirinya

Contoh Bioteknologi Konvensional beserta Mikroorganismenya Lengkap dengan Manfaat dan Ciri-cirinya – Pemahaman akan suatu materi akan lebih mendalam bila mengetahui contoh-contohnya.

Sama seperti mempelajari Bioteknologi Konvensional, mengetahui contoh, manfaat, dan ciri-ciri-cirinya akan membuat kamu makin paham. 🦠

Semuanya terbahas tuntas di artikel ini. Yuk, baca hingga akhir! 🧐

Ini Contoh Bioteknologi Konvensional beserta Mikroorganismenya Lengkap!

pixabay.com/@felixioncool

Bila sudah masuk pada bioteknologi konvensional, sudah pasti kamu telah mempelajari apa itu bioteknologi secara umum.

Bioteknologi merupakan keilmuan yang mengintegrasikan teknologi dan mikroorganisme untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia.

Itulah pengertian bioteknologi secara umum. Lalu, apa pengertian bioteknologi konvensional? Simak di bagian selanjutnya, ya!

Pengertian Bioteknologi Konvensional

Secara sederhana, bioteknologi konvensional merupakan jenis bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung untuk menghasilkan barang dan jasa bagi kehidupan manusia.

Contoh mikroorganisme yang telah manfaatkan dalam bioteknologi konvensional adalah bakteri dan jamur dalam proses fermentasi.

Bakteri-bakteri tersebut tidak serta merta langsung ditangani oleh tangan manusia. Manusia hanya menciptakan kondisi yang membuat bakteri tersebut bisa tumbuh.

Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan dengan cara yang sederhana dengan tujuan jumlah produk yang banyak.

Agar makin paham mengenai bioteknologi konvensional, simak contoh-contohnya berikut ini:

Contoh-Contoh Bioteknologi Konvensional dan Mikroorganismenya

1. Tempe

Siapa yang tidak tahu tempe? Makanan tradisional Indonesia ini menjadi santapan favorit sehari-hari yang memang bergizi.

Kandungan protein dalam tempe cukup tinggi sehingga bisa memenuhi kebutuhan gizi harian semua anggota keluarga.

Selain itu, tempe juga mengandung asam amino yang baik serta mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh. 

Produksi tempe dibuat dengan memanfaatkan proses fermentasi dengan bantuan dari jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae yang ada pada kedelai.

3. Kecap

Kecap merupakan salah satu bahan bumbu yang memiliki peranan penting dalam memenuhi gizi dan membuat enak masakan rumah.

Terbuat dari kedelai, sama seperti tempe, kecap juga diproduksi melalui proses fermentasi.

Dalam pembuatan kecap, ada dua jamur yang berperan penting yaitu Aspergillus oryzae dan Aspergillus wentii.

Selain itu, ada juga asam laktat pada kedelai yang membantu fermentasi kecap.

3. Tape

Makanan fermentasi selanjutnya yang merupakan contoh bioteknologi konvensional adalah Tape.

Ada dua macam bahan tape yang lumrah bagi orang Indonesia yaitu singkong dan ketan.

Baik tape singkong maupun tape ketan, keduanya memiliki rasa yang khas ala makanan fermentasi yang segar.

Keduanya memanfaatkan dua mikroorganisme dalam proses fermentasinya yaitu Rhizopus oryzae dan Saccharomyces cerevisiae.

4. Saus

Saus sambal maupun saus tomat ternyata juga merupakan produk dari bioteknologi konvensional.

Dalam pembuatan saus, Aspergillus oryzae kembali berperan sebagai starter. Mikroorganisme ini ditaburkan pada bahan baku sehingga bisa menghasilkan enzim yang mampu mengurai karbohidrat dan protein.

Fakta lainnya, jamur ini pulalah yang memberikan rasa dan aroma khas saus yang selama ini kita konsumsi.

5. Acar

Siapa nih yang suka menambahkan acar dalam makanan saat makan? Teruskanlah karena itu merupakan hal yang baik untuk kesehatan.

Perlu kamu ketahui bahwa acar dibuat dengan proses fermentasi juga. Bakteri asam laktat yang berperan dalam fermentasi acar adalah Lactobacillus plantarum.

Pada proses fermentasi acar, bakteri ini memiliki peran untuk menguraikan gula pada bahan acar menjadi asam laktat.

6. Keju

Contoh bioteknologi konvensional selanjutnya adalah keju. Produk susu yang satu ini termasuk favorit karena sering dimasukkan sebagai topping berbagai makanan.

Mulai dari pasta, pisang goreng, roti bakar, martabak, hingga minuman pun tak lepas dari taburan keju yang nikmat.

Dua bakteri terlibat dalam proses fermentasi keju. Mereka adalah Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.

Dua bakteri ini terdapat pada susu dan mampu menghasilkan enzim sehingga terjadi penggumpalan protein menjadi bagian yang cair dan padat.

7. Roti

Di luar negeri, roti merupakan salah satu bahan pokok makanan namun di Indonesia menjadi makanan yang termasuk sebagai camilan saja.

Nah, roti juga diciptakan dengan memanfaatkan proses fermentasi sehingga termasuk dalam contoh bioteknologi konvensional.

Mikroorganisme yang berperan pada fermentasi roti adalah Saccharomyces cerevisiae atau lebih dikenal dengan sebutan ragi roti.

Mikroorganisme yang sama juga merupakan bakteri yang berguna dalam proses pembuatan anggur dan bir.

Bakteri ini mampu mengembangkan adonan dan membuat tekstur ringan dan juga berpori pada roti.

8. Anggur

Sama seperti roti, anggur juga memanfaatkan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae dalam proses pembuatannya.

Bakteri ini mampu merubah gula yang terkandung dalam buah menjadi zat lain yaitu etanol dan karbondioksida.

9. Asam Cuka

Contoh bioteknologi konvensional berikutnya adalah asam cuka. Asam cuka biasa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari sebagai tambahan rasa.

Bahan pembuat asam cuka adalah etanol yang terbentuk pada fermentasi anaerob ragi.

Mikroorganisme yang berperan pada proses pembuatan asam cuka adalah Acetobacter aceti yang berperan melakukan oksidasi etanol sehingga bisa menjadi asam asetat.

10. Yoghurt

Siapa yang suka mencampurkan Yoghurt dalam makanan atau minuman? Nah, ternyata Yoghurt juga termasuk dalam contoh bioteknologi konvensional.

Dua mikroorganisme berperan dalam proses pembuatan Yoghurt yaitu Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. 

Keduanya mampu merubah kandungan laktosa dalam susu menjadi asam laktat dan juga mengentalkan susu sebagai akibat dari pemecahan protein susu.

11. Kimchi 

Penggemar budaya pop Korea pasti tidak asing dengan yang namanya Kimchi. Sayuran fermentasi ini juga merupakan contoh bioteknologi konvensional, lho.

Lactobacillus dan Leuconostoc berperan dalam pembuatan Kimchi sehingga bisa memiliki rasa yang segar dan tentunya awet meskipun tersimpan dalam jangka waktu lama.

Itulah beberapa contoh bioteknologi konvensional yang perlu kamu tahu. Semuanya memanfaatkan mikroorganisme dalam proses fermentasi sehingga bisa memproduksi produk akhir berupa makanan.

Manfaat Bioteknologi Konvensional

Dari semua contoh bioteknologi konvensional pada bagian sebelumnya, maka bisa terlihat kesamaan manfaatnya dalam pengolahan makanan.

Apa saja manfaat dari bioteknologi konvensional? Simak poin-poin berikut ini:

  1. Bioteknologi konvensional bermanfaat dalam menambahkan kandungan gizi pada produk pangan baik itu makanan maupun minuman.
  2. Rata-rata produksi makanan-makanan fermentasi dilakukan dalam jumlah banyak sehingga hal ini mampu membuat lapangan pekerjaan sehingga kesejahteraan masyarakat pun meningkat.
  3. Bioteknologi konvensional juga membantu industri pangan meningkat sehingga komoditas produksi dan perdagangan pun membaik.
  4. Pemanfaatan bioteknologi konvensional juga mampu membantu melakukan promosi produk industri baik di dalam maupun ke luar negeri.

Demikianlah beberapa manfaat dari keberadaan bioteknologi konvensional. Ternyata tidak serta merta hanya mampu menghasilkan makanan namun mampu juga menaikkan taraf ekonomi masyarakat.

Ciri-ciri Bioteknologi Konvensional

Untuk bisa mengkategorikan apakah suatu barang merupakan contoh bioteknologi konvensional atau bukan, kamu perlu tahu ciri-cirinya.

Berikut ini ciri-ciri dari bioteknologi konvensional:

Adanya teknik fermentasi

Ciri pertama dari bioteknologi konvensional adalah adanya penggunaan teknik fermentasi.

Secara sederhana, fermentasi merupakan proses perubahan gula menjadi energi yang dilakukan oleh mikroorganisme.

Menjadi budaya sejak lama

Ciri berikutnya dari bioteknologi konvensional adalah fakta bahwa telah menjadi budaya sejak lama yang bahkan sebelum zaman modern.

Saurabh Bhatia mengungkapkan bahwa bioteknologi tradisional atau konvensional sudah ada bahkan sejak tahun 2000 SM yang ditemukan secara tidak sengaja.

Menggunakan mikroorganisme langsung

Pada bioteknologi konvensional, mikroorganisme atau bakteri benar-benar dimanfaatkan secara utuh dan langsung.

Artinya, tidak ada persiapan atau proses lain sebelum fermentasi yang sungguh berbeda dengan bioteknologi modern.

Tidak memodifikasi genetik

Ciri lain dari bioteknologi konvensional adalah tidak adanya modifikasi genetik seperti pemanipulasian gen pada saat produksi produk.

Untuk pengolahan makanan

Bioteknologi konvensional sebagian besar dimanfaatkan dalam pengolahan makanan dan minuman. Contoh produknya adalah miso, cuka, bir, anggur, acar, kimchi, mentega, keju, tape, tempe, dan kecap.

Itulah ciri-ciri dari bioteknologi konvensional yang harus kamu tahu. Konvensional atau tradisional berarti prosesnya sederhana dan tidak ada modifikasi yang rumit.

Penutup

Demikianlah penjabaran mengenai contoh bioteknologi konvensional, mikroorganisme yang berperan, dan manfaat serta cirinya. 🦠

Bioteknologi konvensional memanfaatkan mikroorganisme secara utuh tanpa modifikasi genetik dan menggunakan proses yang sederhana untuk menghasilkan produk. 🔬

Produknya rata-rata merupakan makanan dan minuman yang gampang kamu temui baik di rumah, di swalayan, restoran, dan lain-lain.

Terimakasih sudah membaca sejauh ini, ya. Semoga bermanfaat! 😊

FAQ

Apa saja contoh bioteknologi konvensional?

Contoh bioteknologi konvensional antaranya adalah pembuatan tempe, roti, keju, yoghurt, dan kecap.

Apa saja contoh bioteknologi konvensional dalam pertanian?

Produk bioteknologi konvensional pada bidang pertanian contohnya adalah hidroponik, kultur jaringan, dan pembastaran.

Tempe termasuk ke dalam bioteknologi apa?

Tempe termasuk bioteknologi konvensional. Alasannya karena pembuatannya yang menggunakan alat dan proses sederhana. Pembuatan tempe memanfaatkan mikroorganisme bakteri Rhizopus oligosporus.

Apakah sosis termasuk bioteknologi?

Sosis juga merupakan produk makanan yang pengolahannya melalui proses bioteknologi, tepatnya bioteknologi konvensional karena alat serta prosesnya pun sederhana seperti tempe.

Madu apakah bioteknologi?

Madu tidak termasuk bioteknologi.

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta