3 Contoh Ceramah Ramadhan Singkat Berbagai Topik Serta Menarik 2022

3 Contoh Ceramah Ramadhan Singkat Berbagai Topik Serta Menarik 2022 – Bulan Ramadhan akan segera tiba. Sudah saatnya kita mulai mempersiapkan diri menyambut bulan yang penuh berkah dan memperbanyak ibadah.

Pada Bulan Ramadhan, biasanya banyak diadakan ceramah Ramadhan. Pada artikel ini, Mamikos akan membagikan contoh ceramah Ramadhan singkat dengan berbagai topik yang menarik untuk Ramadhan 2022.

Jika pembaca Mamikos bertugas untuk memberikan ceramah, maka contoh berikut dapat membantu memberikan materi dalam ceramah. Jika pembaca Mamikos adalah kalangan umum, maka isi contoh ceramah ini semoga dapat memberikan semangat dan ilmu.

Contoh Ceramah Singkat di Bulan Ramadhan

Photo by Mosquegrapher on Unsplash

Pada Bulan Ramadhan, akan ada lebih banyak ceramah yang kita temukan daripada hari-hari biasa. Mulai dari ceramah subuh, kuliah tujuh menit atau kultum menjelang berbuka, hingga ceramah di antara isya dan tarawih.

Ceramah di Bulan Ramadhan biasanya terasa lebih mengena dan seolah menjadi momen yang spesial. Adanya ceramah ini memberikan kita inspirasi dan semangat untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lebih baik.

Seperti yang sudah disampaikan di atas, di bawah ini kita akan melihat contoh ceramah Ramadhan yang singkat dengan berbagai topik, dan pastinya menarik.

Contoh Ceramah Ramadhan – Menyambut Ramadhan

Contoh pertama adalah ceramah Ramadhan tentang menyambut Ramadhan. Ceramah ini diberikan oleh seorang ulama dan ahli tafsir, Quraish Shihab, dalam acara Mutiara Hati SCTV.

Adapun video acara tersebut dapat disaksikan pada channel Youtube.

Marhaban Ya Ramadhan, ucapan yang sering diucapkan kaum muslimin di mana pun mereka berada. Terjemahan yang populer adalah, “Selamat datang Bulan Ramadhan.”

Tapi ada makna yang lebih dalam. Marhab berarti lapang, juga diambil dari kata yang bermakna tempat mengambil bekal atau memperbaiki kendaraan.

Terjemahan Marhaban Ya Ramadhan berarti, “Kami menyambutmu, wahai Ramadhan, dengan hati yang lapang. Kami tidak menggerutu, tapi sebaliknya kami bergembira dengan kedatanganmu. Kami juga mempersiapkan jiwa kami untuk diperbaiki apa yang kurang dari padanya melalui tuntunan-tuntunan bulan ini. Kami juga mengambil bekal di bulan ini untuk menjadi teman yang selalu bersama sampai di hari kemudian nanti.”

Orang sering menyebut bahwa Allah mewajibkan kita berpuasa untuk meraih taqwa. Itu benar, karena ayat yang menyebutkan tentang kewajiban berpuasa menyatakan “La ‘alakum tattaquun”.

Tapi, tidak jarang kita melupakan bahwa Allah juga menyatakan agar supaya kalian menyempurnakan bilangan puasa, 29 atau 30 hari; agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang telah diberikan kepadamu; dan agar kamu bersyukur.

Jika demikian, ada dua target utama yang diharapkan selain taqwa itu, yaitu: menyadari dan mengagungkan petunjuk-petunjuk Ilahi, serta pada akhirnya mensyukuri nikmat-nikmatnya.

Saudara, karena itu kita perlu bersyukur. Pertama, karena kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menyambut dan berpuasa di bulan ini. Sekian banyak kerabat, teman, dan keluarga kita yang telah mendahului, sehingga tidak bisa lagi menyambut dan melaksanakan ibadah puasa.

Selanjutnya, kita perlu bertekad untuk menyukseskan puasa ini. Salah satu yang dibutuhkan untuk itu adalah memahami petunjuk-petunjuk-Nya. Karena itu, mari kita pelajari apa yang dikehendaki dari seorang muslim dari puasa yang dilaksanakannya.

Mari kita bertekad dari hari ke hari untuk terus meningkatkan puasa kita, hingga mencapai tujuan yang diharapkan dari puasa itu sendiri.

Saudara,
Sebab itulah niat dalam mazhab Syafi’i hendaknya dilakukan setiap malam, dalam konteks melakukan introspeksi. Apa yang kurang kemarin untuk disempurnakan hari ini, dan itu berlangsung terus-menerus.

Hal itu tidak dapat dicapai kecuali kalau kita penuh tekad untuk melaksanakannya sesempurna mungkin sambil mensyukuri nikmat Allah. Itulah yang diharapkan dapat kita tanamkan sejak dini untuk menyambut dan melaksanakan puasa-puasa di hari berikutnya.
Semoga kita berhasil.

Contoh Ceramah Ramadhan – Kemuliaan Malam Lailatul Qadar

Contoh berikutnya adalah mengenai malam Lailatul Qadar.

Saudaraku, pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan kultum mengenai Lailatul Qadar, atau yang sering disebut malam seribu bulan. Malam Lailatul Qadar merupakan malam dengan banyak kemuliaan.

Untuk itu, pada hari-hari terakhir Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah. Sebab, kita tidak tahu apakah malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar. Sehingga caranya adalah memperbanyak amalan sambil mengharapkan mendapatkan Lailatul Qadar.

Adapun kemuliaan malam Lailatul Qadar saya jelaskan sebagai berikut.
1.Menjadi waktu turunnya Al-Qur’an yang pertama kali
Keistimewaan malam Lailatul Qadar yang pertama adalah menjadi saksi dari turunnya Al-Qur’an di bumi. Hal ini sesuai firman Allah dalam surat Al-Qadr ayat 1 yang artinya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar.”

2. Selalu disertai keselamatan
Keistimewaan yang kedua adalah keselamatan akan selalu menyertai malam tersebut hingga tiba waktu fajar. Hal ini juga tertuang pada surat Al-Qadr ayat 5.

Oleh karena itu, pada malam-malam terakhir Ramadhan, umat muslim dianjurkan untuk melakukan i’tikaf, shalat malam, memperbanyak istighfar, dan memperbanyak dzikir, serta shalawat.

3. Lebih baik dari 1000 bulan
Pada Hadits Riwayat Ibnu Majah dan Ahmad, diriwayatkan bahwa terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa pun yang terhalang darinya, maka telah terhalangi kebaikan seluruhnya.

Dengan begitu, untuk meraih Lailatul Qadar, kita dianjurkan memperbanyak amalan ibadah. Pada malam yang lebih baik dari seribu bulan itu, maka pahala dari ibadah kita juga akan lebih besar

Contoh Ceramah Ramadhan – 10 Hari Terakhir Ramadhan

Contoh berikutnya adalah mengenai amalan di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.

Saudaraku, para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Tanpa terasa, kita sudah ada di hari-hari akhir bulan suci Ramadhan. Kita sudah mencapai pintu masuk dari 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Pada 10 hari terakhir ini merupakan grand final atau titik puncak dari Ramadhan.

Nabi Muhammad SAW, dalam hadits Bukhari nomor 6607, bersabda bahwa sesungguhnya amal ibadah itu tergantung dari detik-detik terakhirnya. Artinya, bahwa amal ibadah seseorang ditentukan oleh bagaimana orang tersebut menuntaskan ibadahnya.

Maka dikhawatirkan orang-orang yang semangat pada hari-hari pertama saja kemudian tersungkur di hari-hari akhir. Orang-orang tersebut dikhawatirkan tidak mendapatkan keberkahan bulan suci Ramadhan.

Diriwayatkan bahwa para Sahabat Nabi, Tabi’in, dan para ulama terdahulu mengagungkan 30 hari, yaitu terdiri dari 10 hari terakhir bulan Ramadhan, 10 hari awal bulan Muharram, dan 10 hari awal bulan Dzulhijjah.

Oleh karena itu, untuk bisa sukses di 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini, para ulama memberikan beberapa tips untuk memaksimalkan hari-hari terakhir Ramadhan, yaitu:
1.Memperbanyak Istighfar
Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak istighfar, yaitu memohon ampunan dari Allah. Karena yang membuat kita dapat terjatuh dan malas di hari-hari terakhir Ramadhan adalah dosa-dosa kita.

Bisa saja dosa yang kita lakukan di hari-hari awal hingga pertengahan, menyebabkan kita melakukan dosa yang sama di hari-hari terakhir. Perbuatan maksiat juga dapat menyebabkan kita menjadi mengantuk ketika shalat dan malas membaca Al-Quran.

Dengan memohon ampunan Allah, maka kita berusaha memutuskan rantai tersebut. Maka, kita akan merasakan bahwa ibadah menjadi lebih ringan dan menjadi lebih nyaman dalam beribadah.

2. Tawakal
Hal kedua adalah bertawakal pada Allah. Dalam hal ini, kita berserah dan bersandar pada Allah. Kita memohon kepada Allah agar dimampukan untuk istiqomah dalam beribadah di bulan penuh berkah ini.

Selain itu, disebutkan dalam surat Ath-Thalaq ayat 3, bahwa siapa yang bertawakal pada Allah, maka Allah akan mencukupkannya. Allah akan mewujudkan keinginannya.

Jangan sampai kita masuk ke hari-hari terakhir hanya dengan keyakinan diri dan pengalaman saja. Kita tidak boleh meremehkan tawakal. Hanya dengan kekuatan dan kemampuan yang diberikan Allah, kita dapat istiqomah dan meraih keberkahan.

3. Berbaik Sangka Kepada Allah
Berikutnya, marilah kita senantiasa berbaik sangka kepada Allah, atau husnudzon kepada Allah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam artian bahwa misalnya ketika kita mengharapkan Lailatul Qadar maka bersangka baik bahwa Allah akan memberikan.

Hal ini sesuai dengan Firman Allah yang menyatakan bahwa Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Dalam Hadits Riwayat Thabrani, disebutkan bahwa ketika prasangka kita baik, maka hasilnya akan baik. Begitu pun sebaliknya.

Jadi, marilah Saudaraku, kita perbanyak istighfar di hari-hari terakhir Ramadhan. Kita memohon ampun atas dosa kita. Kemudian, jangan lupa untuk selalu bertawakal dan berbaik sangka kepada Allah.

Jadi, marilah Saudaraku, kita perbanyak istighfar di hari-hari terakhir Ramadhan. Kita memohon ampun atas dosa kita. Kemudian, jangan lupa untuk selalu bertawakal dan berbaik sangka kepada Allah.

Semoga Allah akan memudahkan kita dalam beribadah dan memberikan kita kekuatan untuk istiqomah dalam beribadah

Demikian contoh ceramah singkat Ramadhan dengan berbagai topik. Semoga contoh di atas dapat memberikan kamu semangat dalam menyambut Ramadhan dan dapat menjadi referensi ilmu atau bahan ceramah.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah