Contoh-contoh Esai Singkat Tentang Internet, Keluarga, dan Budaya

Contoh-contoh Esai Singkat Tentang Internet, Keluarga, dan Budaya – Esai seringkali menjadi sarana untuk menuangkan gagasan seseorang. Terlebih lagi, esai sering dijadikan sebagai lomba dalam perayaan pendidikan atau acara tertentu.

Sebab,
memang esai sangat menarik yang mana di dalamnya berisi pendapat pribadi yang
menyisipkan sedikit fakta ilmiah. Oleh karenanya, esai bisa menjadi bahan
penelitian singkat yang menarik.

Bila kamu ingin membuat esai yang baik, mungkin kamu bisa membaca artikel berikut hingga rampung.

Sebab, Mamikos sudah memberikan informasi tentang contoh esai singkat tentang internet, keluarga, dan budaya. Selamat menyimak.

Pengertian
Esai

https://unsplash.com/@m15ky

Berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), esai merupakan sebuah karangan ataupun
tulisan yang membahas tentang masalah sepintas dari sudut pandang pribadi sang penulis.

Dengan pemahaman tadi, dapat juga disimpulkan bahwa esai merupakan tulisan yang mengandung suatu pendapat serta bersifat subjektif ataupun argumentatif.

Pandangan dari pribadi ini haruslah logis, dan juga bisa dipahami dengan baik.

Tidak
hanya itu saja, argumen yang disajikan di dalam esai haruslah didukung dengan
fakta, sehingga esai tidak menjadi sebuah tulisan yang fiktif atau imajinasi
belaka dari sang penulis.

Tujuan dari penulisan esai yaitu, untuk dapat membuat orang menjadi percaya dengan sudut pandang penulis mengenai suatu masalah.

Oleh sebab itu, harus ada sebuah data ataupun fakta yang dapat mendukung.

Contoh-contoh Esai Singkat Tentang Internet, Keluarga, dan Budaya

Contoh
Esai Singkat Tentang Internet

Karna
Internet, Gelap Menjadi Terang

Kehadiran internet untuk penyandang disabilitas mempunyai peranan yang sangat penting.

Internet dapat memengaruhi kualitas hidup dari penyandang disabilitas, baik dalam aspek sosial, ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Selama
itu, salah satu bentuk kendala dari para penyandang disabilitas yaitu pada soal
mobilitas.

Ketika
seseorang kahir sebagai penyandang disabilitas, indera penglihatan,
pendengaran, ataupun organ-organ dalam tubuh lainnya tidak dapat berfungsi
dengan semestinya, atau mengalami sebuah penurunan. Seketika itu juga,
mobilitasnya pun telah terhambat.

Mobilitas
juga berkaitan erat dengan produktivitas baik di dalam bidang pekerjaan,
pendidikan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya.

Cerita
tentang disabilitas yang terhambat pada mobilitasnya, kini hanya tinggal
kenangan.

Mengapa
demikian? Ya, semenjak keberadaan internet booming di Indonesia, kemudian
teknologi, aplikasi dengan screen reader di smartphone menjadi sebuah akses
bagi penyandang disabilitas, maka kemandirian dari disabilitas pun kian tumbuh.

Internet rupanya tak ubahnya seperti listrik yang masuk desa. Sebelum listrik dapat masuk desa, tidak banyak berbagai aktivitas yang dapat dikerjakan oleh orang-orang di desa.

Sepulang meladang, orang-orang di desa hanya dapat berdiam diri di rumah saja.

Mereka
pun menjadi kurang produktif. Informasi juga sulit untuk diakses, sebab radio
dan televisi tidak mampu untuk merambah hingga ke pelosok desa.

Anak
–anak pun menjadi terbatas dalam hal belajar. Alhasil, semakin malam suasana di
desa semakin menjadi sunyi senyap. Gelap, senyap, tidak ada suara, tidak ada
interaksi, tidak ada geliat, tidak ada produktivitas.

Bila
internet dapat membuka mata seorang tunanetra menjadi terang, bagi tunarungu
internet dapat mengubah kesenyapan hingga jadi berbicara. Bagi seorang tunadaksa
internet jelas akan memampukan mobilitas mereka di dalam banyak hal.

Beragam manfaat yang bisa dihasilkan dari adanya teknologi ini, diantaranya internet dapat mengakses sosial media sebagai alat untuk pemasaran online, belajar serta berkarya dengan smartphone untuk melakukan interaksi sosial, pendidikan serta pekerjaan;

Mengoptimalkan fungsi dari blog dalam berbagi serta menghasilkan uang, manfaat dari aplikasi mobile untuk dapat beraktivitas secara mandiri, serta masih banyak lagi manfaat yang lainnya.

Saya
pun berpikir, internet tidak hanya menumbuhkan pola kemandirian bagi para penyandang
disabilitas.

Lebih
dari itu, kemampuan dari penyandang disabilitas di dalam memanfaatkan teknologi
internet, akan memampukannya dalam membantu orang lain termasuk mereka yang non
disabilitas.

Sederhana
saja, pernah seorang tunanetra sedang membantu temannya yang non disabilitas
untuk dapat memesan kendaraan online.

Dalam
beberapa kasus, juga dapat ditemukan suatu hal yang lebih besar, bagaimana melewati
internet penyandang disabilitas bisa membuka lapangan kerja, serta memberi
kesempatan untuk bekerja bagi orang lain, termasuk juga untuk orang-orang yang non
disabilitas.

Itu
artinya, internet telah membuka celah untuk hubungan yang setara antara
disabilitas serta non disabilitas, dalam memberi pemenuhan pada martabat
kemanusiaan yang sesuai untuk setiap orang dengan apapun kondisi fisiknya.

Terakhir
saya ingin mengutip juga pernyataan dari seorang psikolog ternama bernama Sartono
Mukadis. Pada waktu itu Pak Sartono, demikian sapaan akrabnya dalam mengatakan,

“Suatu
ketika akan tiba saatnya dimana para penyandang disabilitas akan dapat terbantu
kemandiriannya berkat keberadaan teknologi yang terus berkembang. Akan tiba saatnya
di Indonesia aplikasi –aplikasi yang dapat memudahkan mobilitas bagi penyandang
disabilitas, sehingga keterbatasannya dapat menembus batas. Teknologi itulah
yang dinamakan internet”.

Kala itu karena adanya penyakit diabetes yang di deritanya, sehingga menyebabkan Sartono harus menggunakan sebuah kursi roda.

Sartono optimis bahwa internet dapat mempengaruhi kehidupan sosial, serta ekonomi para penyandang disabilitas. Tahun 2009 Sartono pun wafat.

Ucapan
Sartono Mukadis itupun sekarang terbukti. Teknologi internet sekarang  terus semakin berkembang.

Smartphone
yang dapat memudahkan tunanetra untuk bisa berinteraksi bahkan sudah menjamur.
Keunggulan dari internet ini pun, sejatinya harus dapat dioptimalkan oleh seluruh
penyandang disabilitas.

Contoh
Esai Singkat Tentang Keluarga

Keluargaku

Aku
tinggal bersama dengan keluarga kecilku. Keluarga ini terdiri dari empat orang anggota,
yaitu ayahku, ibuku, kakak laki-lakiku, serta tentu saja aku sebagai si paling
bungsu di dalam keluargaku.

Ibuku adalah seorang wanita paruh baya, dia saat ini berusia sekitar 48 tahun. Namanya adalah Ibu Khotimah.

Dia mempunyai wajah yang rupawan, serta ramput lurus hitam yang panjang. Matanya sama seperti kebanyakan dari wanita Asia, yaitu hitam.

Dia
memang agak sedikit gemuk, sebab jarang berolahraga ditengah beragam kegiatannya
sebagai seorang ibu rumah tangga yang sibuk. Walau begitu, dia bisa mengatur supaya
pakaian yang dikenakannya dapat terlihat menarik.

Ayahku memiliki nama Bapak Joko, dia sekarang berusia sekitar 51 tahun. Walaupun dia tidak lagi muda, namun rambutnya masih sangat terlihat bagus dengan berwarna hitam dan sedikit uban.

Matanya pun hitam seperti kebanyakan dari orang Asia, terutama pada orang Indonesia.

Dia
cukup terlihat tinggi bila dibandingkan dengan anggota keluarga yang lainnya,
sekitar 168cm. Dia bekerja di dalam pabrik kayu setempat sebagai seorang manager.

Dia
juga begitu bekerja keras demi keluarganya. Terkadang dia juga yang akan membuat
makanan ketika ibu sedang tidak ada di rumah.

Aku
pun sangat menyukai masakannya, terutama untuk nasi gorengnya, rasanya memang seperti
nasi goreng paling mantap yang pernah aku rasakan.

Kemudian
anggota keluarga yang selanjutnya yaitu kakakku, dia memiliki nama Reza.
Sekarang usianya sudah 23 tahun. Seperti orang tuaku, kakakku juga mempunyai
warna mata yang hitam, serta rambut hitam yang lurus. Dia lebih tinggi bila dibandingkan
diriku, dia kira-kira setinggi ayahku.

Dia
memang cukup pintar, rajin, serta orang yang suka sekali membantu. Sekarang dia
telah melanjutkan sekolahnya, untuk dapat mempelajari bahasa Inggris serta
berharap suatu ketika dapat menjadi seorang guru yang baik.

Semua anggota keluargaku, terkecuali aku, bisa berbicara menggunakan bahasa Jawa serta Sunda dengan sangat lancar.

Kami pernah tinggal di kawasan Bandung, tepatnya di daerah Leuwiliang selama kurang lebih 6 tahun.

Sayangnya, kami memang harus pindah ke Surabaya demi beberapa alasan tertentu.

Jadi, bila mereka sedang berbicara dalam bahasa Sunda, aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang mereka perbincangkan. Sekarang kami sedang menjalani hidup di kotaku tercinta yakni Surabaya.

Contoh
Esai Singkat Tentang Budaya

Terkikisnya Budaya Indonesia Pada Era Digital

Seberapa
banyak kah kamu mengenal Indonesia? Negara yang di dalamnya memiliki beragam
budaya.

Indonesia
adalah sebuah Negara kepulauan, yang mempunyai 34 provinsi yang mana di
dalamnya terdapat berbagai macam budaya yang berbeda pada setiap daerahnya.

Itulah
yang membuktikan jika Indonesia sangat kaya akan budaya. Seperti yang sudah
semua orang ketahui, Indonesia mempunyai banyak suku, ras, agama yang
berbeda-beda dari sabang hingga merauke.

Banyaknya
perbedaan itulah yang semakin membuat Indonesia terkenal, sampai dengan ke
penjuru dunia.

Namun,
pada masa sekarang ini terutama ketika memasuki abad ke-21, yang mana
perkembangan dari teknologi semakin meningkat terutama di dalam hal
telekomunikasi serta informasi, kebudayaan Indonesia pun seakan kian menghilang
ditelan adanya perdaban.

Walaupun
dalam UU No. 8 tahun 2002, pada hakekatnya tujuan dalam pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yaitu untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
pada masyarakat dalam rangka membangun sebuah peradaban bangsa.

Untuk
lebih detailnya, sudah diketahui bila tujuan utama dari IPTEK yaitu perubahan
kehidupan masa depan dari manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat serta
aman.

Perkembangan
pada IPTEK terutama dalam teknologi informasi semacam internet, sangat
memudahkan manusia untuk dapat mencapai tujuan dari hidupnya dengan waktu
singkat.

Sehingga,
tidak sedikit dari manusia pada masa sekarang ini lebih menyukai dalam mempelajari
inovasi-inovasi pada digitalisasi, dibandingkan dengan mempelajari budayanya
sendiri.

Semakin
berkembangnya pola teknologi, maka semakin banyak hasi; produk digital yang saat
ini kian menyebar di dalam masyarakat. Bahkan tidak hanya dari produk digital yang
berupa media sosial semacam FB, twitter, instagram, dan lain-lain.

Tetapi mulai munculnya sebuah telepon genggam, yang semakin hari menjadi semakin berinovasi dan lebih canggih.

Hal itu pun semakin memudahkan seluruh masyarakat, untuk dapat bertukar kabar melewati chatting, telepon, bahkan juga video call.

Produk-produk
digital juga lebih cenderung menjadikan seluruh masyarakat Indonesia, semakin
melupakan budayanya sendiri.

Walaupun begitu, kita tidak dapat menuntut demi menghapus digitalisasi yang telah menyebar dalam masyarakat Indonesia.

Namun hal tersebut bukan berarti jika generasi zaman sekarang ini, akan kehilangan seluruh jati dirinya sebagai suatu bangsa yang sangat kaya akan budaya.

Melihat
pada budaya Indonesia yang kian hari kian asing bagi bangsanya sendiri, semua
orang sebagai generasi zaman sekaranglah, yang memang harus dapat
menyeimbangkan antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan digital.

Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk bisa melestarikan budaya dari Indonesia, di
tengah persebaran era digital.

Seperti
halnya dapat memanfaatkan sebuah media sosial yang sering digunakan hampir dalam
setiap harinya, untuk dapat mengedukasi ataupun menyebarkan pengetahuan mengenai
budaya kita sendiri terhadap masyarakat umum, khususnya para penggiat media
sosial.

Kemudian
tanamkan juga nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Atau dapat
juga dengan menggunakan telepon genggam, sebagai sarana untuk bisa memperdalam
nilai-nilai dari budaya Indonesia.

Jadi,
dengan begitu semua orang dapat menyeimbangkan budaya Indonesia, dengan adanya budaya
digitalisasi yang semakin hari kian menyebar pada sekarang ini.

Adanya
budaya digitalisasi ini juga dapat menjadikan setiap orang, sebagai masyarakat
yang dapat memperkenalkan budaya Indonesia, kepada masyarakat baik dari dalam
maupun juga luar negeri. Sebab bangsa yang besar merupakan bangsa yang
menghargai hasil budayanya.

Penutup

Itu
tadi pembahasan mengenai contoh esai singkat tentang internet, keluarga, dan
budaya, semoga artikel di atas dapat sedikit menginspirasi kalian dalam membuat
esai singkat yang baik dan benar.

Sebenarnya esai lebih menekankan pada pendapat atau pengamatan pribadi, namun juga harus menyisipkan fakta-fakta yang menarik.

Sebab, esai pada dasarnya merupakan sebuah karangan ilmiah yang berbasis pada pendapat pribadi.

Maka dari itu, seringkali dibuat lomba esai di sekolah ataupun kampus-kampus dalam perayaaan pendidikan.

Sebab esai memang menjadi sarana yang baik, untuk dapat menuangkan gagasan secara ilmiah atau pendapat pribadi.

Demikian pembahasan mengenai contoh esai singkat tentang internet, keluarga, dan budaya, kamu dapat membaca artikel lainnya tentang esai atau bahasa pada kolom yang tersedia di Mamikos.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta