8 Contoh Integrasi Normatif, Fungsional, dan Koersif dalam Sosiologi

Ada tiga bentuk integrasi sosial, yakni integrasi sosial normatif, integrasi sosial fungsional, dan integrasi sosial koersif. Simak penjelasan dan contohnya dalam artikel berikut.

22 Agustus 2023 Bella Carla

8 Contoh Integrasi Normatif, Fungsional, dan Koersif dalam Sosiologi – Ketika mempelajari Sosiologi, kamu akan mempelajari materi seputar integrasi sosial.

Secara umum, ada tiga bentuk integrasi sosial, yakni integrasi sosial normatif, integrasi sosial fungsional, dan integrasi sosial koersif.

Ketiga jenis integrasi sosial tersebut tentu memiliki perbedaan signifikan antara satu sama lainnya. Simak artikel ini hingga bagian akhir untuk memperoleh penjelasan dan contohnya.

Berikut Contoh Integrasi Normatif, Fungsional, dan Koersif dalam Sosiologi

8 Contoh Integrasi Normatif, Fungsional, dan Koersif Dalam Sosiologi
awsimages.detik.net.id

Manusia tidak bisa hidup seorang diri, oleh sebab itu manusia tinggal berkelompok dan membentuk masyarakat. Nah, dalam kehidupan berkelompok ini dikenal istilah integrasi sosial.

Integrasi sosial adalah situasi dan kondisi yang mencerminkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Adanya interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat rupanya terbagi menjadi tiga jenis, yakni integrasi sosial normatif, integrasi sosial fungsional, dan integrasi sosial koersif.

Ada berbagai penjelasan dan contoh mengenai tiga jenis integrasi sosial. Bagaimana penjelasannya? Kamu bisa temukan penjelasannya berikut ini.

Apa itu Integrasi Sosial?

Sebelum melihat contoh integrasi sosial normatif, integrasi sosial fungsional, dan integrasi sosial koersif, mari kita mulai pembahasan artikel ini dengan melihat terlebih dahulu pengertian dari integrasi sosial itu sendiri.

Integrasi sosial adalah bentuk pembauran atau percampuran yang terjadi dalam masyarakat yang mempunyai latar belakang budaya dan suku yang berbeda hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

Dikutip dari buku karya Maryati dan Suryawati berjudul Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI, integrasi sosial didefinisikan sebagai suatu proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda pada masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan.

Integrasi sosial dapat terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat sepakat tentang struktur kemasyarakatan yang dibangun. Termasuk juga norma, nilai dan pranata-pranata sosial lainnya.

Apa Syarat Integrasi Sosial?

Adanya integrasi sosial dalam masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengendalian terhadap konflik serta penyimpangan sosial yang dapat menyatukan segala unsur sosial berbeda yang ada dalam masyarakat.

Dengan adanya integrasi sosial, maka masyarakat dapat terbantu untuk menyiapkan masyarakat dalam menghadapi segala tantangan yang mungkin terjadi dalam kehidupan sosial.

Nah, suatu integrasi sosial bisa terbentuk jika memenuhi syarat khusus. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, berikut adalah syarat terjadinya integrasi sosial, antara lain:

  • Anggota masyarakat merasa bahwa mereka sudah berhasil saling mengisi kebutuhan (fisik dan sosial) mereka. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan membuat semua anggota masyarakat saling menjaga keterikatan satu dengan lainnya.
  • Masyarakat berhasil mencapai kesepakatan bersama yang berhubungan dengan nilai dan norma sosial yang dijadikan sebagai pedoman dalam berinteraksi.
  • Nilai dan norma sosial yang telah disepakati berlaku dalam jangka waktu yang lama, tidak mudah berubah, dan setiap anggota masyarakat menjalankan nilai dan norma tersebut dengan konsisten.

Bentuk Integrasi Sosial

Berikut ini adalah tiga jenis interaksi sosial, yaitu:

1. Integrasi normatif

Integrasi normatif adalah bentuk integrasi yang terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Norma menjadi hal yang bisa menyatukan masyarakat.

2. Integrasi fungsional

Integrasi fungsional ada karena terdapat fungsi-fungsi tertentu pada masyarakat. Suatu integrasi dapat terbentuk dengan mendahulukan fungsi dari masing-masing pihak dalam suatu masyarakat.

3. Integrasi koersif

Integrasi ini bisa terbentuk karena kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Penguasa menerapkan cara koersif (kekerasan).

Contoh Integrasi Normatif

Integrasi normatif adalah persamaan persepsi yang terbentuk karena adanya kesepakatan nilai sosial, norma sosial, cita-cita bersama, hingga rasa solidaritas yang ada di antara masyarakat.

Umumnya, bentuk integrasi normatif terjadi pada masyarakat sederhana atau masyarakat yang memiliki solidaritas mekanik. Integrasi normatif juga sangat erat kaitannya dengan unsur budaya. Oleh sebab itu, integrasi normatif juga disebut dengan integrasi budaya.

Berikut ini adalah beberapa contoh integrasi normatif:

1. Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan yang menggunakan bahasa Jawa Kuno ini mempunyai arti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Dengan demikian, semboyan tersebut memiliki arti yakni masyarakat Indonesia dapat bersatu di atas latar belakang yang beraneka ragam.

Salah satu bukti nyata dari penerapan Bhinneka Tunggal Ika bisa kamu lihat di Provinsi Kalimantan Barat.

Bagaimana tidak, dalam provinsi tersebut terdapat masyarakat dari berbagai suku yang bisa hidup berdampingan dan saling menerima satu sama lain.

Mulai dari suku Dayak, suku Cina, suku Jawa, hingga Madura.

Pada dasarnya, integrasi normatif di daerah tersebut bisa terjadi karena disebabkan oleh konflik yang dulunya terjadi antara Suku Madura dan Suku Dayak.

Namun, dengan adanya kesadaran mengenai dampak negatif perpecahan, maka kedua suku tersebut setuju untuk melakukan integrasi sosial.

2. Restoran AS

Ada banyak sekali restoran di Amerika Serikat yang dimiliki oleh orang yang bukan dari Amerika melainkan mereka yang berasal dari negara lain.

Misalnya, masyarakat Cina yang merupakan imigran ingin memperkenalkan makanan Cina. Begitu pula dengan imigran dari Meksiko yang berusaha juga untuk memperkenalkan makanan dari daerah mereka.

3. McDonald’s yang memiliki cabang

Contoh integrasi normatid lainnya adalah restoran asing, seperti McDonald’s yang mempunyai cabang di luar negeri, termasuk Indonesia.

Adanya integrasi budaya tersebut biasanya merupakan pengaruh dari globalisasi budaya.

Contoh Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional adalah integrasi yang terbentuk karena fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Lalu, apa saja contoh integrasi fungsional? Berikut adalah beberapa contohnya.

1. Suku Jawa dan Suku Bugis

Salah satu contoh integrasi fungsional di Indonesia adalah suku Jawa dan suku Bugis, di mana mereka saling membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup pertanian dan kelautan.

Untuk melengkapi setiap kebutuhan kelautan dan pertanian, kedua suku tersebut keduanya saling membantu dan bertanggung jawab agar dapat memenuhi gizi seimbang, serta penerus generasi juga bisa tumbuh berkembang.

2. Suku Betawi dan Suku Sunda

Contoh integrasi fungsional berikutnya adalah suku Betawi dan suku Sunda.

Kedua suku ini melakukan integrasi fungsional agar dapat memenuhi kebutuhan pasokan dan ketersediaan makanan di masing-masing wilayah.

Suku Betawi dan suku Sunda saling bekerja sama untuk bisa melengkapi kebutuhan masing-masing. Kedua suku ini juga saling berjuang untuk membantu agar tidak ada yang jatuh.

3. Daerah Aceh dan Jawa

Contoh dari integrasi fungsional selanjutnya adalah daerah Jawa dan Aceh. Kedua wilayah tersebut saling berintegrasi agar dapat memenuhi pasokan kopi dan teh.

Seperti yang kita ketahui, wilayah Jawa terkenal dengan pasokan teh yang sangat banyak. Sedangkan, Aceh dikenal sebagai pemasok kopi berkualitas yang sudah memenuhi standar ekspor.

Oleh sebab itu, kedua wilayah saling berintegrasi agar dapat memenuhi kebutuhan masing-masing.

Apabila Aceh membutuhkan pasokan teh berkualitas, maka wilayah Jawa akan membantu mereka. Begitu juga sebaliknya.

Contoh Integrasi Koersif

Integrasi koersif merupakan integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.

Penguasa di sini menerapkan kekerasan (cara koersif) ketika terjadi konflik di daerahnya. Berikut adalah beberapa contoh integrasi koersif:

1. Polisi memberikan gas air mata kepada para demonstran

Tujuan penembakan gas air mata ini untuk membubarkan massa aksi demo yang ricuh maupun sudah diluar jam diperbolehkan melakukan demonstrasi.

2. Satpol PP yang merobohkan atau membubarkan PKL

Adanya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan sembarang di pinggir jalan atau tempat yang tidak diperbolehkan. Maka Satpol PP membubarkan paksa dengan mengangkut atau membubarkan langsung para PKL tersebut.

Oke, itulah contoh integrasi normatif, fungsional, dan koersif dalam sosiologi yang bisa Mamikos bagikan kepada kalian.

Integrasi sosial merupakan situasi dan kondisi yang mencerminkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Integrasi sosial dapat terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat sepakat tentang struktur kemasyarakatan yang dibangun. Termasuk juga norma, nilai dan pranata-pranata sosial lainnya.

Buat kamu yang ingin mengulik seputar materi Sosiologi lainnya, silahkan kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Close