3 Contoh Jurnal Membaca beserta Cara Membuatnya yang Baik dan Benar

3 Contoh Jurnal Membaca beserta Cara Membuatnya yang Baik dan Benar – Untuk kamu yang hobi membaca, pasti kamu pernah mendengar istilah jurnal membaca.

Dalam artikel kali ini, kamu akan disuguhi 3 contoh jurnal
membaca beserta cara membuatnya yang baik dan benar.

Kalau kamu penasaran, jangan beranjak dulu dan simak artikel
tentang contoh jurnal membaca sampai selesai!

Struktur Jurnal Membaca

https://unsplash.com/@honza_kahanek/

Sebelum Mamikos memberikan contoh jurnal membaca untukmu,
kamu perlu tahu terlebih dahulu strukturnya yang baik dan benar.

Dalam contoh jurnal membaca nanti kamu juga
bisa menemukan struktur di bawah ini:

  • Judul
    buku
  • Nama
    pengarang (jika terdapat nama ilustrator, penerjemah, editor, dsb juga boleh
    dicantumkan)
  • Penerbit
  • Tahun
    terbit (termasuk juga cetakan ke berapa buku yang kamu baca tersebut)
  • Sinopsis
    atau blurb buku
  • Kesan
    dan pesanmu tentang buku tersebut
  • Kelebihan
    dan kekurangan buku
  • Nilai
    untuk buku tersebut

Oh ya, jangan lupakan
perbedaan sinopsis dan blurb ya! Kalau sinopsis itu adalah ringkasan
singkat dari awal sampai akhir cerita.

Sementara blurb hanya
cuplikan ceritanya saja tanpa menjelaskan secara detail hingga akhir.

Cara Menulis Jurnal Membaca

Setelah kamu mengetahui
struktur jurnal membaca, sekarang kamu harus tahu cara menuliskannya dengan
baik dan benar.

Sebelum kita masuk ke contoh jurnal membaca nanti, kamu harus
memahami langkah-langkah berikut ini terlebih dahulu:

1. Membaca Buku Hingga Tamat

Hal pertama dan utama yang perlu kamu lakukan sebelum membuat
jurnal membaca adalah membaca buku pilihanmu hingga tamat.

Hal ini bertujuan
supaya kamu bisa memberikan penilaian, kritik dan saran yang membangun secara
utuh.

Jika kamu tidak menyelesaikan
suatu buku, maka kamu tidak bisa menulis jurnal membaca. Karena secara otomatis
pendapatmu akan dianggap cacat.

Maka dari itu, pastikan
kamu sudah menamatkan buku yang hendak ditulis jurnalnya ya!

Beberapa contoh jurnal membaca yang akan Mamikos
sajikan nanti juga berdasarkan pengalaman pribadi ya!

Jadi Mamikos memang sudah menamatkan semua buku yang akan
dimasukkan dalam contoh jurnal membaca nanti!

2. Tetap Kritis dan Logis

Yang tidak boleh kamu
lupakan dalam menulis jurnal
membaca adalah bersikap kritis.

Jurnal membaca memang salah satu karya tulis yang bersifat
subyektif. Walau begitu, kamu harus menuliskan hal-hal yang logis untuk mendukung
pendapatmu tersebut.

Misalnya, kamu berpendapat buku A kurang menarik. Nah, kamu
harus menyertakan alasan yang logis dan kritis untuk mendukung pendapat ini.

Apakah buku tersebut kurang menarik karena terlalu banyak plot
hole
? Ataukah kurang menarik karena penulisnya tidak membangun karakter
yang cukup kuat?

Apa pun alasannya, tetap harus kritis dan logis ya! Nanti,
cobalah kamu menelaah contoh jurnal membaca di bawah dan mempertimbangkan
apakah semuanya terdengar cukup logis atau tidak.

3. Kelebihan dan Kekurangan

Selanjutnya, hal yang perlu kamu ingat saat menulis jurnal
membaca adalah menuliskan kelebihan dan kekurangan buku tersebut.

Dengan begitu, jurnalmu akan terlihat logis dan kritis walaupun memang bersifat subjektif.

Jangan hanya berfokus
pada kelebihan buku tersebut, atau kekurangannya. Karena hal itu bisa berakibat
bias.

4. Kesan dan Pesan Pribadi

Nah, oleh karena jurnal
membaca ini bersifat subyektif, maka jangan lupa cantumkan pesan dan kesanmu
terhadap buku tersebut.

Boleh juga menceritakan
sekilas tentang hal dan emosi apa yang kamu lalui dan rasakan selama membaca
buku tersebut.

Dengan begitu, jurnal
membacamu akan terasa lebih hidup dan tulus. Karena kamu menunjukkan
ketertarikan dan antusiasme saat membaca buku.

Contoh Jurnal Membaca

Mamikos yakin kamu
pasti sudah memahami struktur dan cara menulis jurnal membaca.

Sekarang, coba kamu
pelajari 3 contoh jurnal membaca
di bawah ini. Setelah itu, kamu bisa mencoba menulis jurnal sendiri dengan
berpatok pada contoh jurnal membaca berikut!

Oh ya, jangan lupa untuk menentukan setiap struktur dalam contoh jurnal membaca ini ya! Carilah bagian mana yang berisi blurb atau sinopsis, kesan dan pesan, serta penilaian!

Contoh 1

https://www.goodreads.com/

Judul: Unspoken Words

Penulis: Alicia Lidwina

Penerbit: Gramedia

Kemuning ingin menyampaikan isi hatinya kepada ibu. Namun, itu semua sudah mustahil. Tidak ada yang bisa Kemuning lakukan karena ia tidak bisa memutarbalikkan waktu. Sampai suatu ketika ibu muncul dalam mimpinya dan seluruh emosi membuncah. Kemuning tahu bahwa ia harus mengatakan apa yang ada di dalam hatinya, walau ini hanya sekadar mimpi. Ataukah bukan?

Saat pertama kali membaca buku ini, aku langsung beranggapan bahwa Kemuning adalah anak yang kurang ajar. Tidak ada alasan kuat yang bisa membuatnya bersikap sekasar itu pada ibunya. Padahal ibunya sangat mendedikasikan hidup untuk Kemuning.

Saat kali kedua aku membaca buku ini, aku mulai menyadari bahwa terkadang kita gagal untuk melihat sisi baik dari seorang yang dekat dengan kita karena terlalu terpaku dengan keburukannya yang tidak seberapa. Semua ini karena kita merasa kecewa, sedih, frustrasi, atau marah.

Seperti Kemuning muda yang marah terhadap keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan sehingga ibu harus bekerja dari subuh hingga larut malam. Ia merasa bahwa ibu justru tidak peduli padanya dan hanya membuatnya malu. Itu sebabnya Kemuning selalu menolak bekal makanan buatan ibu yang tidak enak. Ia juga berpikir bahwa ibu hanya pelit saja, sehingga tidak mau memberinya uang jajan berlebih dan menyuruhnya membawa bekal dari rumah.

Setelah ibu meninggal, barulah Kemuning menyadari bahwa seluruh perjuangan ibu untuk membawakannya bekal makan—walau tidak jago memasak—adalah bentuk perhatian yang berusaha beliau berikan di sela-sela waktunya yang sibuk bekerja. Barulah Kemuning menyadari bahwa ibu sangat menyayanginya hingga rela bangun sebelum matahari terbit hanya untuk belajar memasakkan bekal makanan yang enak dan sehat.

Tapi, semua sudah terlambat. Ibu sudah meninggal dan Kemuning tidak mungkin lagi berbicara dengan beliau. Sampai suatu malam ia bermimpi bertemu ibu.

Kelebihan dari buku ini yang sangat aku suka adalah konfliknya yang tidak terlalu berat. Setiap karakter dan gejolak emosinya tidak berlebihan sehingga cukup mudah bagi pembaca untuk turut merasakan apa yang dirasakan setiap karakter. Walau begitu, buku ini juga sarat akan pesan dan makna yang besar. Kita tidak hanya bisa memahami sudut pandang Kemuning, tetapi sudut pandang ibu juga.

Dari buku ini, aku menyadari bahwa ibu sebenarnya sangat menyayangi Kemuning. Jika bukan karena keadaan keluarga mereka, beliau pasti lebih memilih menghabiskan banyak waktu dengan putri semata wayangnya itu daripada bekerja membanting tulang.

Aku juga menyadari bahwa sebenarnya Kemuning hanya ingin ibunya dekat dengannya lagi seperti dulu. Ia ingin ibu melibatkannya secara emosi daripada hanya memendam semua kesusahan seorang diri. Ia juga ingin bisa membantu ibu, tapi tidak tahu cara yang tepat karena ia masih kecil. Dan saat ia sudah besar, semua sudah terlambat. Hubungannya dengan ibu sudah memburuk karena sikapnya yang kasar.

Sebuah problem keluarga yang mungkin pernah dialami banyak keluarga lainnya di kehidupan nyata. Inilah yang membuatku sangat menyukai buku ini dan tidak merasakan ada kekurangan. Sebab, sejak awal, buku ini memang tidak berlebihan. Semuanya terasa mengalir natural layaknya sungai.

Aku memberikan buku ini 5/5 penilaian karena memang sangat bagus!

Contoh 2

https://www.goodreads.com/

Judul: Devil’s Kiss

Penulis: Sarwat Chadda

Penerbit: Atria

Billi menjadi anggota termuda Ordo Kesatria Templar pada usia 15 tahun. Walau begitu, ia merasa hal itu terpaksa ia lakukan. Sebagai seorang remaja, ia selalu mendambakan kehidupan yang “normal”, di mana ia bisa berteman dengan remaja-remaja lain tanpa memusingkan tentang pembasmian Yang Tak Suci. Sayangnya, ia justru adalah “kunci” untuk memberantas kegelapan yang mengancam dunia.

Untuk kamu yang ingin mulai membaca karya-karya fiksi fantasi yang dark dan sedikit horor, bisa mencoba buku ini. Konfliknya memang berat, tapi tidak terlalu banyak misteri yang bikin sakit kepala dan penyelesaiannya pun lugas dan tegas.

Gaya bahasanya mudah dipahami dan luwes. Setiap karakter di dalam buku ini pun sangat kuat sehingga tidak sulit bagimu untuk membayangkannya dalam benak sekaligus merasakan setiap emosi yang tercurah dari masing-masing karakter.

Kekurangan dari buku ini hanya ada beberapa kesalahan ketik. Tapi itu semua tidak akan mengurangi keseruan setiap adegannya.

Buku ini memiliki cukup banyak adegan kekerasan. Jadi, kalau kamu belum cukup umur atau tidak terbiasa dengan adegan-adegan kekerasan, sebaiknya jangan membaca ya!

Aku memberikan buku ini 4/5 penilaian karena ada sedikit kesalahan ketik yang sebenarnya bisa dihindari, mengingat buku ini diterjemahkan secara resmi oleh penerbit.

Contoh 3

https://www.goodreads.com/

Judul: The Hunger Games

Penulis: Suzanne Collins

Penerbit: Gramedia

Amerika Utara sudah musnah dan digantikan oleh Panem dengan ibukota Capitol dan 12 distrik di sekelilingnya. Setiap tahun, seluruh distrik harus mengirimkan putra-putri mereka untuk bertarung dalam arena mematikan sebagai hukuman atas pemberontakan di masa lalu. Katniss Everdeen menggantikan posisi adiknya untuk bertarung di arena tahun ini. Ia berpasangan dengan Peeta Mellar, putra tukang roti sekaligus teman sekolahnya. Akankah Katniss bertahan hidup? Mampukah ia membunuh semua peserta lain?

The Hunger Games menjadi salah satu buku tentang distopia yang menjadi favoritku. Aku sangat menyukai gaya bahasa Suzanne Collins karena lugas namun tetap sarat akan emosi.

Melalui buku ini, aku semakin menyadari bahwa tidak ada manusia yang suci atau sangat berdosa. Kita semua memiliki sisi baik dan buruk, hitam dan putih, dan itu semua menjadikan kita kelabu. Sama seperti kebanyakan tokoh dalam cerita The Hunger Games ini. Aku tidak bisa benar-benar membenci setiap karakternya karena masing-masing memiliki motif tersendiri atas seluruh keputusan yang mereka ambil.

Konfliknya cukup berat dengan banyak adegan kekerasan. Tapi aku menikmati setiap menit saat membaca buku ini. Hanya saja, aku masih tidak terlalu menyukai bagian di mana Katniss dan Peeta akhirnya benar-benar saling jatuh cinta, mengingat di awal cerita cinta Peeta kepada Katniss bertepuk sebelah tangan.

Aku merasa, mungkin akan jauh lebih baik apabila mereka menjadi sahabat saja yang sangat akrab dan saling mendukung. Hubungan batin mereka akan tetap intim dan kuat walaupun tidak ada ketertarikan secara fisik.

Walau begitu, aku tetap memberikan penilaian 4/5 karena memang buku ini sangat spektakuler!

Penutup

Nah, itulah 3 contoh
jurnal membaca yang bisa kamu jadikan patokan atau contoh saat menulis jurnalmu
sendiri.

Jangan lupa untuk
mencantumkan setiap struktur seperti yang bisa kamu lihat pada contoh jurnal
membaca di atas.

Yang terpenting adalah
kamu harus menamatkan buku terlebih dahulu sebelum menulis jurnal.

Selamat menulis! Semoga contoh jurnal membaca ini bisa membantumu!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta