4 Contoh Kalimat Fakta dan Opini dalam Satu Paragraf Bahasa Indonesia

4 Contoh Kalimat Fakta dan Opini dalam Satu Paragraf Bahasa Indonesia –
Fakta dan opini kerap menjadi perdebatan di segala bidang. Banyak contoh kalimat fakta dan opini dalam satu paragraf yang kerap kita dapat.

Walaupun sekilas terlihat sama, tetapi fakta tentu berbeda dengan opini. Keduanya bisa saja terkesan meyakinkan, terutama jika penyampai pesan adalah orang yang pandai menggunakan kalimat.

Namun jika melihat pada data, maka fakta akan bisa sama atau jauh berbeda dengan opini.

Pengertian Fakta dan Opini

pexels.com/@fallon-michael

Jika merunut pada kamus, maka arti dari kata fakta adalah segala sesuatu yang nyata dan bisa dibuktikan kebenarannya.

Itulah sebabnya sinonim dari kata fakta adalah kenyataan. Proses terbentuknya fakta dimulai dari pengamatan dan dilanjutkan dengan pengujian.

Jadi pada dasarnya kalimat fakta adalah kalimat yang mengandung data atau bukti yang bisa dicari kebenarannya dan juga dapat dipertanggung jawabkan. 

Berbeda dengan fakta, maka opini masih bersifat argumentatif. Opini sendiri memiliki tiga arti yaitu pendapat, pikiran dan pendirian.

Sifat dari opini adalah subjektif sehingga masih bisa diragukan kebenarannya.

Jadi opini bisa berupa sebuah ungkapan atas gagasan yang diucapkan oleh individu maupun kelompok.

Opini bisa berubah menjadi fakta jika bisa dibuktikan kebenarannya dan terdapat data pembanding.

Jenis Kalimat Fakta

Ada dua jenis kalimat fakta yang dikenal di dalam Bahasa Indonesia. Keduanya sering terdengar dan digunakan dalam percakapan sehari-hari.

1. Fakta Umum

Fakta yang masuk ke dalam fakta umum memiliki sifat abadi. Jadi bisa dikatakan semua fakta yang disebut fakta umum memiliki masa berlaku yang tak terbatas selama tidak ada perubahan yang signifikan.

Kebenaran fakta umum bisa disaksikan dan diyakini oleh seluruh dunia.

Salah satu contoh fakta umum adalah bumi berevolusi mengelilingi matahari. Fakta umum lainnya adalah terbitnya matahari dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat.

2. Fakta Khusus

Berbeda dengan fakta umum, fakta khusus memang mengandung kebenaran.

Tetapi kebenaran tersebut memiliki masa berlaku yang sementara. Jadi kebenaran tersebut bisa berubah seiring waktu.

Salah satu contoh dari kalimat fakta khusus adalah “Saat ini Satria duduk di kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta”.

Jenis Kalimat Opini

Tidak sama dengan kalimat fakta, kalimat opini terdiri dari tiga jenis. Hal ini dibedakan dari subjek atau pengucap kalimat opini tersebut.

1. Opini Perorangan

Kalimat opini yang satu ini juga kerap disebut dengan kalimat opini individu. Hal ini dikarenakan kalimat ini memang dilontarkan oleh individu dan hanya mewakili gagasannya sendiri.

Salah satu contoh kalimat opini adalah “Sepertinya enak makan sup hangat di kala hujan.”

2 Opini Kelompok

Lain lagi dengan opini kelompok yang gagasannya dibentuk oleh kelompok.

Namun bisa jadi pengucapnya adalah satu orang yang mewakili kelompoknya.

Misalnya adalah pendapat yang dilontarkan oleh salah satu juru bicara sebuah partai dalam sebuah diskusi di ruang dewan. 

Contoh kalimat opini kelompok adalah “Kami sudah memutuskan bahwa partai kami tidak menyetujui adanya usulan kenaikan tunjangan bagi anggota DPR”.

3. Opini Umum

Sedangkan kalimat opini umum adalah kalimat yang sering diucapkan oleh banyak orang.

Gagasan ini sudah dipercaya bahkan turun temurun namun belum diketahui secara pasti siapa penutur pertamanya.

Walau demikian, opini ini sering dianggap kebenaran karena banyak yang meyakininya.

Contoh kalimat opini umum yang kerap didengar adalah “Minum minyak kelapa saat hamil dapat memperlancar persalinan.”.

Ciri Kalimat Fakta

  • Kebenaran yang ada di dalamnya dapat dibuktikan
  • Mengandung data kuantitatif dan kualitatif
  • Data yang dilampirkan memiliki keakuratan dalam urutan waktu, tanggal, kejadian dan detail lainnya
  • Data diperoleh dari narasumber yang bisa dipercaya
  • Sifatnya objektif
  • Data lengkap, sering dilengkapi dengan gambar, diagram, tabel dan informasi lainnya
  • Kejadian yang dilampirkan bisa dibuktikan kebenarannya
  • Bisa dijadikan alat jawaban untuk Who, When, Where, Whom, Whose dan How

Ciri Kalimat Opini

  • Kebenaran yang ada di dalamnya belum dapat dibuktikan
  • Tidak bisa menunjukkan data kuantitatif dan kualitatif
  • Berisi tentang ide, gagasan, saran yang bersifat memberi penjelasan
  • Narasumber dari opini adalah pengucap itu sendiri
  • Peristiwa yang diungkapkan belum tentu terjadi
  • Buah pikiran individu atau kelompok
  • Tidak ada data atau informasi yang nyata
  • Terdapat kata “mungkin, seharusnya, bisa jadi” dan masih banyak lagi

Contoh Kalimat Fakta dan Opini dalam Satu Paragraf tentang Sejarah

Contoh 1:

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tanggal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan proklamasi yang diucapkan oleh presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno. 

Setelah 77 tahun kemerdekaan, banyak sekali pembangunan yang sudah dilakukan. Namun sayangnya, pembangunan tersebut belum sejalan dengan karakter masyarakat Indonesia. Masih banyak penduduk yang belum bisa menghargai pembangunan yang sudah dilakukan.

Rasa kepemilikan atas fasilitas umum, misalnya, belum terlalu dirasakan. Masih banyak yang dengan mudahnya merusak fasilitas umum yang baru dibuat, entah itu dengan coretan atau benar-benar pengrusakan.

Semoga di masa yang akan datang, masyarakat sudah semakin memahami perlunya tanggung jawab. Sebab tanpa rasa tanggung jawab yang besar maka tidak mungkin seseorang akan diberikan kepercayaan terhadap hal yang besar.

Kesimpulan:

Dari paragraf di atas, contoh kalimat fakta dan opini dapat terlihat dengan jelas.

Kalimat fakta terdapat dalam paragraf pertama, yaitu pada kalimat pertama dan kedua, Data yang diberikan bisa dikonfirmasi pada dokumen sejarah yang tercatat secara resmi.

Sedangkan, kalimat opini berada di paragraf kedua, ketiga dan keempat.

Semua paragraf tersebut memuat pendapat penulis tentang keadaan Indonesia yang digambarkan belum berbanding lurus dengan pembangunan yang sudah terlaksana.

Contoh 2:

Salah satu penanggalan yang muncul pada era penanggalan Persia adalah Zoroaster dan Ibrani. Sistem kalender ini muncul bersamaan dengan pembagian waktu yang terpecah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia.

Peradaban baru muncul setelah era keemasan Sumeria dan Babilonia yang sudah tergerus zaman. Sistem kalender yang muncul pada zaman setelah era kedua bangsa besar tersebut lebih sederhana dan tidak rumit seperti sistem kalender yang sudah pernah ada. 

Maka di antara sekian banyak sistem penanggalan yang sederhana, hanya sistem penanggalan Zoroaster dan Ibrani yang masih menggunakan sistem yang kompleks. Sistem Ibrani yang merupakan milik bangsa Yahudi pun masih dipakai hingga sekarang. 

Menurut dokumen yang dikumpulkan oleh para ahli sejarah, sistem penanggalan masyarakat Yahudi sudah berkembang sejak 586 SM yaitu pada masa Pembuangan Ke Babel. Hanya saja kala itu, sistem penanggalan mereka masih terbatas digunakan oleh mereka sendiri.

Sistem penanggalan Ibrani sebenarnya masih dipengaruhi oleh sistem kalender dari masa Babilonia Kuno. Hal ini terbukti dengan nama-nama yang ada di dalam kalender Ibrani yang diadaptasi dari istilah zaman Babilonia.

Kesimpulan:

Kalimat fakta dari paragraf di atas terdapat pada paragraf empat, karena menuliskan data tentang tanggal yaitu 586 SM. Sedangkan kalimat opini di dalam paragraf tersebut tidak ada. 

Contoh Kalimat Fakta dan Opini dalam Satu Paragraf tentang Kebudayaan

Di Indonesia terdapat sebanyak 652 bahasa daerah yangs udah diverifikasi oleh badan bahasa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jumlah tersebut sangat banyak. Padahal dialek dan subdialek belum dimasukkan ke dalam perhitungan tersebut.

Masih menurut Badan Bahasa Kemendikbud, data tersebut diperoleh dari pantauan sejak tahun 1991 dan 2017. Data tersebut diambil dari gabungan semua data yang diambil dari sejumlah daerah pengamatan, yaitu sekitar 2.452 daerah.

Tentu saja jumlah tersebut bisa saja bertambah dan bisa juga berkurang. Hal ini dikarenakan belum semua daerah berkesempatan menyimbangkan data yang dimiliki dari daerah mereka. WIlayah seperti NTT, Maluku, Papua dan Papua Barat masih memiliki bahasa yang belum terverifikasi. 

Selain Badan Bahasa Kemendikbud, lembaga internasional seperti Summer Institute of Linguistics juga melakukan penelitian. Dari penelitian tersebut menghasilkan data bahwa Indonesia memiliki bahasa daerah sebanyak 719 dan semuanya masih aktif digunakan. 

Sedangkan UNESCO memiliki metode pengambilan data yang berbeda. Berdasarkan status daya hidup bahasa, UNESCO menetapkan bahwa Indonesia memiliki bahasa daerah sebanyak 143 bahasa.

Kesimpulan:

Kalimat fakta dari paragraf di atas terdapat pada paragraf satu, dua, empat dan lima. Sedangkan kalimat opini terdapat pada paragraf ketiga. 

Contoh Kalimat Fakta dan Opini dalam Satu Paragraf tentang Kesehatan

Pandemi virus covid-19 belum juga berakhir. Bahkan tercatat pada 15 Oktober 2020, yaitu saat gelombang pertama virus mulai melanda Indonesia, terdapat 136 dokter yang meninggal dunia akibat virus tersebut.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), jumlah tersebut merupakan total dari dokter umum sebanyak 71 orang, dokter spesialis sebanyak 63 orang dan dokter residen sebanyak 2 orang. Semua data tersebut didapatkan dari 18 wilayah provinsi.

Masih menurut IDI, korban pun bertambah, termasuk dari para tenaga medis selain dokter. Jumlah yang tercatat hingga 10 November 2020 adalah sebanyak 323 orang. Tentu saja hal ini menyulitkan berbagai upaya kesehatan.

Tenaga medis merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan. Jika tim kesehatan ini tumbang, maka jumlah layanan akan berkurang. Bukan hanya itu saja, peralatan medis juga menjadi langka karena banyaknya pasien yang harus rawat inap, baik pasien covid maupun pasien umum lainnya.

Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap bahwa kematian tersebut hanyalah sekadar angka. Golongan ini menganggap bahwa semuanya masih baik-baik saja, karena mereka memang berjarak dengan kejadian tersebut. Mereka belum pernah merasakan atau orang terdekat mereka belum ada yang terjangkit, sehingga mereka merasa bahwa penyakit tersebut masih jauh di seberang sana.

Kurangnya rasa empati ini akhirnya berimbas juga pada jumlah pasien yang meninggal karena kurang pelayanan. Rumah sakit yang penuh, tenaga medis yang kewalahan, obat dan oksigen yang langka dan masih banyak lagi kenyataan pahit lainnya, membuat banyak orang yang seharusnya masih bisa diselamatkan menjadi kehilangan nyawa mereka. 

Kesimpulan:

Kalimat fakta di dalam paragraf di atas terdapat pada pada paragraf satu, dua dan tiga. Sebab ketiganya merupakan data yang diperoleh dari IDI.

Sedangkan, kalimat opini terdapat pada paragraf lima dan enam, karena merupakan pandangan pribadi dari penulis. 

Fakta dan opini terkadang memang begitu mirip. Contoh kalimat fakta dan opini dalam satu paragraf umumnya bisa ditemukan dalam berita redaktorial yang membahas berbagai isu terkini.

Kedua kalimat tersebut juga kerap terlihat beriringan di dalam opini pembaca dan lain sebagainya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta