3 Contoh Kata Rujukan dalam Kalimat Beserta Jenis-Jenisnya

3 Contoh Kata Rujukan dalam Kalimat Beserta Jenis-Jenisnya – Contoh kata rujukan sangat penting diperhatikan dan dipahami karena mempunyai fungsi sebagai sebuah penghubung agar tulisan enak untuk dibaca.

Biasanya penulis memakai Ia, ini, itu, tersebut, dia, untuk melengkapi rangkaian tersebut. Tanpa kehadirannya, kalimat itu terasa ada yang kurang.

Dalam pembuatan essay atau skripsi, kata rujukan seperti ini punya peran sangat penting dan jadi penilaian para dosen. Walaupun bukan utama, tetapi bisa mempengaruhi mereka dalam memberikan sebuah nilai.

Begini Contoh Kata Rujukan yang Perlu Diketahui

https://www.pexels.com/@kadaaran/

Dalam ilmu bahasa Indonesia sendiri penggunaannya dibedakan menjadi 3 sesuai dengan jenisnya, yaitu Benda, Orang, dan Tempat. Ketiganya mempunyai ciri yang berbeda maka dari itu cobalah perhatikan.

Dengan begini, saat kamu membuat artikel akan lebih mudah dalam menerapkannya. Bukan hanya contoh saja, Mamikos juga akan membedah sehingga para penulis lebih paham dan mudah dalam membuatnya.

1. Benda

Contoh kata rujukan yang pertama adalah benda terlebih dulu. Jadi, pada jenis ini penulis mengganti mobil misalnya dengan ini atau itu. Tetapi, merujuknya ke mobil bukan lainnya.

Karena, ini dan itu bisa juga menunjukkan sifat atau orang lain, jadi sebelum membuatnya lihat dulu apakah penggantinya itu memang benda atau tidak. Agar lebih mudah memahaminya coba perhatikan

“Kemarin Rizal membeli mobil sedan warna merah keluaran terbaru, beberapa hari kemudian kendaraan itu digunakan untuk pergi ke Yogyakarta, pergi ke rumah orang tuanya bersama anak serta istri.”

Bila diperhatikan contoh kata rujukan diatas adalah mobil sedan warna merah. Kemudian, diganti dengan kendaraan itu, menunjukkan bahwa yang dikendarai ke Jogja adalah mobilnya bukan lainnya.

Pemakaian seperti ini memang sering terjadi, pada dasarnya tanpa harus dijelaskan.

Pembaca pasti sudah paham sendiri bahwa, pemakaian itu merujuk langsung ke mobil sedan warna merah karena sudah diawali kendaraan.

Jadi, saat memakainya perhatikan dulu sebelum menulis itu, bila sepeda motor, dapat ditulis dengan kendaraan atau roda dua. Jika tidak, akan menjadi bingung dan alur komunikasinya kurang lancar, mari dicoba!

“Kemarin Rizal membeli mobil sedan warna merah keluaran terbaru, beberapa hari kemudian itu digunakan untuk pergi ke Yogyakarta, pergi ke rumah orang tuanya bersama anak serta istri.”

Sebenarnya masih menunjukkan mobil, hanya saja sebagai pembaca terasa kurang enak, ada yang mengganjal. Inilah pentingnya penghubung sebelum kamu menulis, “itu” dalam kalimat atau paragraf panjang.

Contoh 1

Contoh kata rujukan berikutnya Mamikos akan mencoba menggunakan, “tersebut”. Berikut kalimat yang bisa dirangkai.

“Ibu ingin membeli televisi 32 inch agar bisa melihat sinetron kesayangannya, sayangnya produk tersebut hanya ada di toko yang terletak di kota saja, “

Mamikos memakai produk tersebut sebagai pengganti, dimana istilah itu sudah merujuk pada televisi 32 inch yang ingin dibeli oleh ibu. Penggunaannya harus diikuti dengan produk terlebih dulu agar kamu paham.

Selain produk, penulis juga bisa memakai alat penangkap siaran. Hanya saja, memakainya terlalu panjang dan kurang menarik, maka dari itu Mamikos memilih memakai istilah di atas agar enak untuk dibaca.

Selanjutnya, coba perhatikan struktur ini, “ Tidak heran bila mobil merah Pak Jaya harganya sangat tinggi, kondisi kendaraan itu masih bagus dan seperti baru.”

Untuk struktur ini Mamikos memakai istilah. “itu” kemudian, ”kendaraan” karena apa yang dimaksud oleh penulis adalah mobil merah milik Pak Jaya.

Jadi, harus memakai keduanya agar semua orang bisa memahami keadaan tersebut.

Contoh 2

Contoh kata rujukan berikutnya, “ Saya sudah selesai membaca buku novel karya Dee Lestari, ceritanya bagus, dalam karyanya tersebut mengajarkan kita semua banyak hal mulai dari cinta sampai kehidupan.”

Mamikos menggunakan kata tersebut yang merujuk pada buku novel ditulis oleh Dee Lestari. Sekali lagi, penulis memakai awalan sehingga pembaca bisa memahami tanpa harus dijelaskan secara menyeluruh.

Pemilihan awalan sebelum menggantinya juga harus tepat, coba lihat dulu apa yang ingin dimaksud. Kemudian, cari sinonimnya bila tidak ada langsung memakai pengulangan saja asalkan jangan terlalu sering.

Misalnya dalam, “buku pelajaran” mungkin kamu akan kesulitan mencari sinonimnya. Maka cukup ditulis dengan, “buku” lalu ditambahkan dengan rujukannya apa, mau memakai itu, ini, tersebut bisa saja.

Jadi, jangan hanya terpaku pada apa yang sudah disampaikan di atas saja. Kamu harus kreatif dan memiliki cukup banyak perbendaharaan kata. Dengan begini, sebuah tulisan terasa sangat menarik untuk dibaca.

Apalagi, untuk mengganti sebuah benda pilihannya beragam, misalnya mobil bisa diubah menjadi kendaraan, bus dengan armada, serta lain sebagainya. Kamu jika bisa mengubahnya dalam bentuk pengertian.

Ilustrasinya seperti ini, “ Bus itu melaju dengan kencang, sopir kendaraan bermotor yang mengakut orang itu …” Walaupun kurang efektif, namun dapat dijadikan opsi bila terlalu banyak memakai istilah armada.

2. Tempat

Contoh kata rujukan berikutnya adalah menggantikan tempat, maka dari itu menggantinya kamu bisa memakai, “di sini, di situ, di sana” ketiga ini memang sering muncul dalam setiap artikel, bukan?

Terkadang, seseorang langsung menyebutkannya tanpa harus memberi tahu terlebih dulu di mana lokasi tersebut. Walau begitu, para pembaca sudah dapat menerka sendiri lokasinya dari keseluruhan kalimat.

Seperti ini, “ Di sana mereka sedang menunggu jemputan, karena badai sedang turun” Tidak harus menyebutkan letaknya, kamu pasti sudah bisa menjawab sendiri bukan? Bahwa mereka sedang di suatu tempat.

Contoh kata rujukan di atas memang cukup menarik karena, pembaca akan dibawa dalam sebuah imajinasinya sendiri. Bisa saja hal di atas merupakan gedung bertingkat, halte, atau mungkin sekolah.

Rujukan untuk tempat seperti ini sangat penting digunakan terutama bagi penulis fiksi. Mereka sengaja memberikan gambar semu agar penikmatnya mampu membuat sendiri kalau cerita ini menjadi film akan bagaimana.

Contoh 1

Contoh kata rujukan berikutnya adalah sebagai berikut.

“Asti dan Budi pergi ke Desa untuk mengerjakan tugas akhir, di sana mereka menemukan hal yang sulit ditemukan di sana, berupa persawahan, ladang, hingga keramahan beberapa orang sehingga malas pulang.”

Untuk menggantinya, Mamikos memakai istilah di sana.

Menariknya, rujukan tersebut bukan hanya satu kata saja yaitu desa, melainkan ada sawah serta ladang. Walau strukturnya berada di depan namun artinya sama.

Penambahan tersebut demi menjelaskan hubungan antara desa kepada penonton mengapa mereka begitu senang tinggal dan malas untuk pulang. Jadi, seperti pola sebab sesuatu mengakibatkan tindakan lain.

Contoh kata rujukan untuk tempat seperti ini sering sekali digunakan oleh para penulis, agar pembaca sendiri mengerti betapa indahnya desa tersebut, atau lokasi itu. Jadi, mereka juga tertarik.

Contoh 2

“Andi sudah pernah pergi ke sana bersama dengan joni dan Budi, katanya lokasinya buruk. Tetapi, setelah Anwar pergi ke sana hasilnya berbeda jauh, pemandangannya bagus ada air terjun dan gunung.”

Contoh kata rujukan di atas ini memberikan pembaca dua hal, karena Mamikos memakai ke sana dua kali sebagai pembahasan perbandingan. Pertama memperlihatkan buruk dan kedua sangat bagus.

Hal ini terkadang digunakan bagi penulis menciptakan propaganda terlebih dulu. Pertanyaan besar apa keperluannya menyembunyikan keadaan tersebut.

Apakah agar mereka penasaran hingga akhirnya datang meninjau sendiri bagaimana lokasinya.

Contoh kata rujukan tersebut juga dapat dipakai untuk ilmu marketing. Mereka memberikan sesuatu hal buruk dulu kemudian, sebuah kejutan besar ternyata melebihi ekspektasi, sehingga lain kali akan datang lagi.

Cara penulisan itu biasanya sebagai teknik periklanan apa saja. Pada dasarnya, para pembaca suka dengan hasil prank seperti ini. Bagaimana, mau mencobanya? Tetapi, harus memakai, kalimat yang tepat, ya!

3. Orang

Contoh kata rujukan berikutnya adalah orang, bisa memakai dia, mereka, sampai dengan beliau. Penggunaannya sendiri juga harus disesuaikan, jadi jangan sampai salah. Misalnya, para pejabat negara pakai saja, “beliau”

Sebuah rujukan untuk menghormati orang yang lebih tua atau memiliki pangkat serta jabatan lebih tinggi, dibandingkan kamu. Dia serta mereka untuk orang biasa saja, misalkan teman atau kakak.

Contoh kata rujukannya seperti ini, “Pak Jokowi mengundang orang-orang berbakat ke istana negara dalam upacara hari kemerdekaan RI kemarin, beliau sengaja melakukan itu agar tumbuh semangat anak mudah untuk bangkit”

Karena, Mamikos memakai istilah Pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia, maka menggunakan kata beliau lebih bijak serta paling tepat. Dibandingkan dengan dia atau mereka rasanya kurang sopan.

Perlu diingat, norma kesopanan seorang penulis tetap harus dijaga ketika mereka membuat sebuah karya. Walaupun beliau ini bukan orang yang dikenal tetap saja, lebih baik memakai istilah itu.

Contoh 1

Contoh kata rujukan berikutnya adalah, “Boni sedang makan di rumah, tidak lama kemudian anak-anak komplek menghampiri dia, mereka ingin mengajak anak itu untuk pergi bermain layangan di lapangan.”

Mamikos menggunakan kata mereka sebagai pengganti dari anak-anak, perlu diingat bahwa jumlahnya sendiri pasti lebih dari satu. Oleh karena itu, bukan dia atau beliau, karena keduanya menunjukkan satu orang saja.

Selanjutnya, Mamikos juga memakai pengganti dia untuk menunjuk Boni. Jika dirangkaikan menjadi satu maka pemakaiannya seperti diatas.

Bagaimana, cukup mudah bukan menentukan harus memakai apa agar komunikasinya lancar?

Sebenarnya, tidak ada batasan mau memakai berapa kali, sah saja. Tetapi, perhatikan satu paragraf tersebut, jangan sampai melakukan pengulangan lebih dari dua kali. Disarankan satu kali saja jika memang bisa.

Contoh 2

Contoh kata rujukan berikutnya, “Axel menjadi anak cerdas dengan selalu juara di kelas, dia bahkan juga menunjukkan prestasi hebat ketika menjuarai lomba basket antar sekolah dan berdiri sebagai pemimpin.

Sekali lagi, Mamikos memakai dia untuk menyebut nama Axel agar pembaca tidak merasa bosan karena, strukturnya sudah cukup menarik.

Menumbuhkan semangat serta inspirasi agar mereka yang baca bisa mengikuti jejaknya.

Jika memakai nama Axel lagi rasanya kurang bagus, dan saat dibaca menimbulkan rasa bosan sehingga maksud serta tujuannya sulit untuk masuk.

Sebagai penulis juga harus mengerti bagaimana keinginan tersebut dapat tersampaikan.

Pada dasarnya menulis itu mudah, hanya menggantinya agar pembaca tidak merasa bosan dan terus ingin menikmatinya sulit.

Maka dari itu, Mamikos memberikan berbagai contoh kata rujukan untuk dipelajari. Semoga bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idaman mu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta