4 Contoh Pembelajaran Berdiferensiasi SD SMP SMA Kurikulum Merdeka
4 Contoh Pembelajaran Berdiferensiasi SD SMP SMA Kurikulum Merdeka – Belajar di kelas akan jadi lebih seru dan menyenangkan kalau setiap siswa bisa belajar dengan cara yang paling cocok sesuai dengan kebutuhan mereka.
Nah, inilah salah satu tujuan pembelajaran terdiferensiasi.
Metode ini membantu guru dalam menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa. Dengan begitu, semua siswa bisa berkembang dan memaksimalkan potensi mereka.
Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Daftar Isi
Daftar Isi
Pernahkah para guru merasa metode pembelajaran di kelas jadi kurang efektif karena tidak sesuai dengan cara belajar siswa? Hal ini sering terjadi, pasalnya setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Disinilah pentingnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara mengajar dimana guru dapat menerapkan atau memakai berbagai metode belajar efektif yang menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dengan metode ini, guru akan fokus pada meningkatkan karakter, kemampuan, minat, dan gaya belajar dari masing-masing siswa.
Tujuannya sederhana, yaitu agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang tepat dan efektif, sehingga setiap siswa bisa memaksimalkan potensi terbaik mereka dan meningkatkan semangat siswa.
Dengan menerapkan metode ini, guru juga dapat lebih memahami perbedaan di antara siswa dan menerapkan pendekatan yang sesuai untuk masing-masing siswa.
Hal ini juga bisa membantu mengatasi perbedaan kemampuan belajar di kelas, memberikan dukungan yang tepat, dan memastikan setiap siswa bisa mendapatkan perhatian sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan begitu, siswa bisa jadi lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena cara mengajar akan disesuaikan dengan kebutuhan siswa sekolah.
Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi memiliki banyak manfaat terutama bagi guru dan siswa.
Dengan pembelajaran berdiferensiasi membantu mengurangi kesenjangan belajar di kelas, dan memastikan semua siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Selain itu, beberapa manfaat pembelajaran lainnya adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan Merata untuk Semua Siswa
Salah satu manfaat pembelajaran berdiferensiasi yaitu dapat mendorong pertumbuhan yang merata di setiap siswa.
Dengan menerapkan pendekatan ini, guru bisa menyesuaikan strategi pengajaran, sehingga setiap siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda, dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Guru juga akan berperan sebagai motivator yang akan membantu siswa mencapai belajar maksimal secara individu. Hasilnya, tidak ada siswa yang tertinggal karena setiap kebutuhan belajar mereka diperhatikan.
Pembelajaran yang Lebih Menyenangkan
Pembelajaran berdiferensiasi juga bertujuan agar menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.
Dengan menggunakan metode dan strategi yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa, apakah itu dengan gaya belajar visual, auditori maupun kinestetik sehingga pembelajaran kan menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami siswa.
Siswa pun akan jadi lebih termotivasi karena materi yang disampaikan dengan cara yang sesuai dengan cara mereka, memahami dan mengolah informasi, sehingga proses belajar di kelas akan jadi pengalaman yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Pembelajaran yang Dipersonalisasi
Manfaat lain dari pembelajaran berdiferensiasi adalah menciptakan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. Dengan kata lain, pembelajaran dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa.
Guru akan dapat mengembangkan materi berdasarkan pengetahuan awal siswa, gaya belajar, dan minat mereka. Dengan metode pembelajaran ini, siswa tidak hanya mendapatkan materi yang relevan, tetapi juga merasa lebih dihargai dan didukung dalam proses belajarnya.
Pembelajaran yang terfokus pada individu ini membantu juga siswa lebih mudah mencapai hasil yang optimal karena disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan unik mereka.
Ciri-ciri Pembelajaran Diferensiasi
Ada beberapa ciri pembelajaran berdiferensiasi yang membedakan metode pembelajaran ini dengan metode lainnya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Bersifat Proaktif
Pembelajaran berdiferensiasi pada dasarnya akan jadi lebih proaktif, artinya guru sudah menyiapkan beberapa pendekatan belajar yang berbeda dalam proses pembelajarannya.
Guru tidak hanya menunggu respon dari siswa, melainkan akan dengan aktif melaksanakan strategi yang tepat untuk mengakomodasi kebutuhan siswa.
Dengan demikian, siswa akan mendapat perlakuan yang sesuai dengan gaya belajarnya. Strategi ini memungkinkan guru untuk mengantisipasi belajar yang membosankan dan memastikan setiap siswa bisa belajar dengan maksimal.
Mengutamakan Kualitas, Bukan Kuantitas
Pada pembelajaran berdiferensiasi, fokus utamanya bukan pada jumlah tugas yang diberikan, melainkan pada kualitas tugas yang dikerjakan siswa. Alih-alih menambah tugas dan PR, guru biasanya akan memberikan tugas yang berbeda dan lebih menantang sehingga akan menambah keterampilan mereka.
Dengan ini, memastikan bahwa setiap siswa tidak hanya memenuhi kuantitas dari tugas yang diberikan, melainkan juga benar-benar memahami materi yang diberikan an dapat meningkatkan kemampuan mereka.
Berdasarkan Asesmen yang Berkelanjutan
Asesmen berkelanjutan adalah bagian penting dari pembelajaran berdiferensiasi. Guru secara rutin melakukan evaluasi untuk menganalisa sejauh mana siswa menguasai materi dan di mana mereka membutuhkan dukungan lebih.
Hasil asesmen ini menjadi umpan balik yang sangat penting bagi guru untuk merancang strategi belajar lainnya yang bisa sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Menyediakan Berbagai Pendekatan
Ciri lainnya yaitu pembelajaran ini akan menggunakan berbagai pendekatan yaitu proses belajar, konten, produk, dan lingkungan belajar. Dengan metode ini, guru akan lebih menyesuaikan dengan kesiapan siswa, minat, dan gaya belajar.
Berorientasi pada Peserta Didik
Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada peserta didik dengan menyesuaikan tugas dan aktivitas pembelajaran sesuai dengan tingkat pengetahuan awal dan kebutuhan masing-masing siswa.
Guru akan merancang pengalaman belajar yang spesifik untuk memastikan bahwa materi yang diajarkan relevan dan sesuai dengan kemampuan siswa.
Dalam hal ini, guru lebih banyak mengatur waktu, ruang, dan aktivitas belajar daripada hanya memberikan penjelasan materi. Dengan pendekatan ini, setiap siswa mendapatkan dukungan yang sesuai untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Metode Campuran Pembelajaran Individu dan Klasikal
Metode pembelajaran berdiferensiasi pada dasarnya menggabungkan pendekatan individu dan klasikal. Di kelas, siswa memiliki kesempatan untuk belajar bersama dalam setting klasikal dan juga belajar secara individu.
Hal ini memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk berkolaborasi dengan teman-teman mereka serta bekerja secara mandiri sesuai dengan kebutuhan belajar mereka.
Dengan campuran ini, pembelajaran menjadi lebih dinamis dan mampu mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan efektif.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Diferensiasi
Prinsip pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya mempermudah guru dalam merancang pelajaran, tetapi juga memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Prinsip pembelajaran berdiferensiasi diantaranya adalah sebagai berikut.
Lingkungan belajar
Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik di sekolah dan kelas, sebab lingkungan inilah yang akan menjadi tempat siswa menghabiskan Waktu mereka untuk belajar di sekolah. Pada prinsipnya, mengharuskan guru untuk memperhatikan kenyamanan siswa belajar.
Misalnya, dengan mengatur penataan kelas yang nyaman, serta kursi yang dapat disesuaikan dengan bentuknya di kelas.
Kurikulum yang Berkualitas
Salah satu prinsip penting dalam pembelajaran diferensiasi yaitu kurikulum yang berkualitas. Hal ini berarti, kurikulum harus dirancang untuk memastikan siswa benar-benar memahami materi, bukan hanya menghafal informasi.
Kurikulum harus mencerminkan keterlibatan siswa melalui tugas-tugas yang diberikan dan asesmen yang dilakukan.
Asesmen yang Berkelanjutan
Pada pembelajaran diferensiasi, akan dilakukan beberapa asesmen oleh guru. Awal asesmen akan dilakukan sebelum membahas materi pelajaran, untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa terhadap materi.
Kemudian, asesmen kedua yaitu asesmen formatif, yang bertujuan untuk mengetahui apakah masih ada materi yang belum dipahami oleh siswa serta masalah belajar yang dihadapi siswa.
Terakhir asesmen yang dilakukan pada pembelajaran berakhir, yaitu untuk mengevaluasi hasil belajar.
Pengajaran Responsif
Asesmen tidak hanya berguna menilai kemampuan siswa, tetapi digunakan oleh guru untuk memberikan informasi mengenai area dimana siswa belum efektif dalam memahami materi. Sehingga, dengan ini, guru bisa menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
Ini bisa berupa mengubah cara belajar, memodifikasi rencana belajar, atau beberapa penyesuaian lainnya yang diperlukan.
Contoh Pembelajaran Berdiferensiasi
Berikut beberapa contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi di tingkat SD, SMP, dan SMA.
SD
- Salah satu contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi di Sekolah Dasar (SD) adalah ketika guru menjelaskan tentang fenomena alam, seperti hujan, angin, atau pelangi. Guru dapat memanfaatkan berbagai media untuk menyampaikan materi ini, seperti video, gambar, atau bahkan simulasi sederhana.
- Contoh lain penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SD adalah ketika mengajarkan materi Matematika, khususnya tentang bentuk simetri. Guru dapat meminta siswa untuk mencari benda-benda di sekitar rumah yang memiliki bentuk simetri, lalu membawanya ke sekolah.
Setelah semua siswa membawa benda yang mereka temukan, guru bisa meminta beberapa siswa untuk menjelaskan benda yang mereka bawa. Guru bisa mengajak siswa berdiskusi mengenai alasan pemilihan benda tersebut dan bagaimana mereka bisa mengidentifikasi simetri pada benda tersebut.
SMP
Pada pembelajaran Matematika di sekolah, khususnya materi Geometri, guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Pembagian kelompok ini sebaiknya dilakukan berdasarkan gaya belajar masing-masing siswa, misalnya, visual, auditori, atau kinestetik. Sehingga, setiap siswa bisa belajar sesuai dengan cara yang paling efektif bagi mereka.
Setelah kelompok terbentuk, siswa diberi kebebasan untuk memilih media dan metode pembelajaran yang ingin mereka gunakan.
Namun, sebelum memberikan pilihan ini, guru perlu menentukan terlebih dahulu beberapa metode dan media pembelajaran yang relevan, seperti penggunaan model 3D, video interaktif, atau aplikasi simulasi geometri.
Hal ini akan memudahkan siswa dalam menentukan pilihan yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dapat mengamati setiap kelompok untuk memastikan bahwa siswa terlibat aktif dan menggunakan metode yang tepat. Guru juga bisa memberikan bimbingan tambahan jika ada kelompok yang memerlukan bantuan dalam memahami konsep geometri.
SMA
Pada pelajaran Sejarah di jenjang Sekolah Menengah Atas, siswa dapat diberikan kesempatan untuk memilih topik penelitian yang sesuai dengan minat dan ketertarikan mereka masing-masing.
Misalnya, siswa bisa memilih untuk meneliti mengenai sejarah yang berkaitan dengan daerah asal mereka, sejarah dunia seperti peristiwa perang, atau bahkan sejarah sosial yang membahas perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
Kebebasan dalam memilih topik ini memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam proses belajar.
Kemudian setelah topik pembahasan masing-masing kelompok dipilih, guru dapat menawarkan berbagai metode penelitian dan penulisan yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa.
Metode ini bisa mencakup penulisan esai, proyek penelitian, atau bahkan presentasi. Setiap metode dapat disesuaikan dengan minat dan keterampilan siswa, sehingga mereka bisa menggali lebih dalam mengenai sejarah dengan cara yang mereka sendiri yang mereka anggap paling efektif dan menarik.
Siswa juga diberikan kebebasan dalam memilih bentuk output dari proyek yang mereka kerjakan. Misalnya, siswa yang gemar menulis dapat menyusun makalah. Siswa yang suka dengan teknologi bisa menyusun dalam video dokumenter dan lainnya.
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai 4 contoh pembelajaran berdiferensiasi untuk SD, SMP, dan SMA sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
Dengan memahami metode pembelajaran berdiferensiasi, diharapkan guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan lebih efektif, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kebutuhan mereka.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi dalam mengembangkan metode pembelajaran di kelas. Jika kamu mencari informasi lebih lanjut atau artikel menarik lainnya, jangan ragu untuk mengunjungi blog Mamikos. Temukan berbagai tips dan informasi bermanfaat lainnya di sana.
FAQ
Pembelajaran inkuiri atau inquiry learning merupakan suatu metode dalam pembelajaran, yang mendorong siswa untuk dapat berpikir secara kritis dan kreatif.
Sehingga mereka dapat melakukan percobaan, serta memperoleh pengalaman dalam menemukan jawaban atas rasa ingin tahunya.
– Mempermudah proses pembelajaran
– Meningkatkan pemahaman informasi
– Mengembangkan kreativitas
– Menjadi lebih produktif
– Meningkatkan daya ingat
Mewujudkan Merdeka belajar pada anak, dan anak akan diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat tentang keyakinan-keyakinan kelas apa saja yang mereka inginkan serta menuangkan ide, pendapat dan juga gagasan mereka secara terbuka serta demokratis.
Evaluasi adalah suatu proses yang tidak dapat didefinisikan sebagai suatu hasil saja. Dimana kegiatan dalam evaluasi itu mencakup pemberian nilai dan arti. Evaluasi sendiri mempelajari tentang proses pertimbangan yang berkaitan dengan kualitas seputar konsekuensi logis dari proses yang dilakukan.
P5 merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memperkuat kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: