7 Contoh Perubahan Psikologis yang Terjadi Ketika Seseorang Mengalami Masa Pubertas

7 Contoh Perubahan Psikologis yang Terjadi Ketika Seseorang Mengalami Masa Pubertas – Pubertas merupakan masa pertumbuhan di mana akhirnya seseorang mengalami ataupun mencapai kematangan reproduksinya.

Pada masa pubertas, sistem tubuh lainnya juga matang selama periode ini. Yuk cermati dan telusuri contoh perubahan psikologis yang terjadi ketika seseorang mengalami masa pubertas berikut ini.

Perubahan Psikologis yang Terjadi Ketika Seseorang Mengalami Masa Pubertas

unsplash.com/sejadisruptivo

Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan dan pertumbuhan yang terbagi menjadi balita, kanak-kanak, dewasa dan usia lanjut.

Pada awal masa remaja, seseorang akan mengalami masa pubertas. Sebab, pubertas merupakan bagian dari tumbuh kembang setiap manusia.

Perlu
kamu ketahui bahwa remaja laki-laki dan perempuan mengalami tanda-tanda pubertas
yang berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan struktur tubuh antara laki-laki
dan perempuan.

Masa pubertas sendiri dapat diartikan sebagai masa terjadinya perubahan fisik dan mental, baik secara emosi maupun perilaku pada setiap anak laki-laki dan perempuan karena adanya pengaruh hormon.

Nah, di bawah ini Mamikos sudah rangkumkan kamu informasi terkait contoh perubahan psikologis yang terjadi ketika sesorang pengalami masa pubertas.

Apa
itu Masa Pubertas?

Dalam perkembangan dan pertumbuhan, manusia akan mengalami masa pubertas atau masa remaja.

Perlu kamu ketahui, pubertas sendiri adalah masa di mana seseorang mengalami kematangan baik secara fisik ataupun mental.

Pubertas juga merupakan masa peralihan dari masa anak-akan ke masa beranjak dewasa.

Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Paket A Setara SD/MI Kelas VI yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masa pubertas diartikan sebagai bagian dari perkembangan manusia ditandai dengan bertambahnya kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur.

Umumnya, seorang anak perempuan akan mengalami masa pubertas pada usia 10-14 tahun, sementara anak laki-laki akan mengalami masa pubertas ketika menginjak pada usia 12-16 tahun.

Meskipun begitu, usia tidak bisa menjadi patokan secara umum, mengingat masa pubertas seseorang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari anak tersebut.

Selain itu, terdapat pula perkembangan yang terjadi pada masa pubertas lainnya, yaitu perkembangan emosi, intelektual, dan perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Contoh dari perkembangan ini ialah berkembangnya kemampuan khususnya kemampuan berpikir dan berbicara hingga usia tertentu.

Ciri
Umum Masa Pubertas Pada Anak Perempuan dan Laki-laki

Secara
umum, baik pada perempuan dan laki-laki, masa pubertas akan menimbulkan
beberapa tanda pada fisik yang serupa. Beberapa diantaranya antara lain sebagai
berikut.

  1. Jerawat mulai tumbuhs di wajah dan tubuh. Jika jerawat membuat anak merasa stress atau menyebabkan masalah dalam aktivitas seharo-hari, maka segera periksa ke dokter dan lakukan pemeriksaan secara rinci.
  2. Tubuh anak akan mulai berkeringat lebih banyak. Biasanya, anak yang menginjak masa pubertas kemungkinan memiliki bau badan ketika berkeringat. Hal ini normal saja terjadi, mengingat adanya perubahan hormon pada tubuh anak sehingga menyebabkan tubuhnya memproduksi keringat berlebih.
  3. Tumbuhnya rambut di beberapa area tubuh anak, seperti alat kelamin (rambut kemaluan), ketiak, hingga pada lengan, kaki ataupun bulu dada. Ketika kondisi ini mulai terjadi, kemungkinan seorang akan akan merasakan gatal dan sakit pada area di mana bulu akan tumbuh.

Perbedaan Masa Pubertas pPada Anak Perempuan dan Laki-laki

Nah, perlu kamu ketahui pula bahwa terdapat perbedaan masa pubertas antara perempuan dan laki-laki.

Untuk informasi selengkapnya bisa kamu baca di bawah ini.

1. Masa Pubertas pada Anak Perempuan

Pada seorang anak perempuan, ciri spesifik ketika ia mulai memasuki masa pubertas dapat dilihat adanya perubahan pada bentuk payudara yang semakin membesar.

Selain payudara membesar, pinggul anak perempuan juga cenderung akan menjadi lebih lebar dan tubuhnya mungkin akan menjadi lebih melengkung.

Selain perubahan pada tubuh, pubertas pada anak perempuan juga ditandai oleh suatu kondisi khas, yakni menstruasi.

Perlu kamu pahami bahwa menstruasi (haid/datang bulan) adalah keluarnya darah dari vagina yang terjadi setiap bulannya (siklus bulanan).

Nah, menstruasi ini merupakan bagian dari proses organ reproduksi wanita dalam mempersiapkan kehamilan.

Persiapan tersebut ditandai dengan endometrium (penebalan dinding rahim) yang berisi pembulu darah.

Ketika kehamilan tidak terjadi, maka endometrium akan luruh dan keluar bersama darah yang menandakan bahwa menstruasi sedang terjadi.

2. Masa Pubertas pada Anak Laki-laki

Pada
anak laki-laki, tanda pubertas secara spesifik akan ditandai oleh beberapa hal.
Salah satunya saja adalah perubahan suara yang bisa menjadi lebih dalam atau
lebih rendah.

Selain itu, pubertas pada anak laki-laki juga akan meningkatkan ukuran bagian tubuh tertentu. Misalnya saja seperti jakun yang membesar, hingga ukuran penis dan testis yang menjadi lebih besar.

Tak hanya itu saja, anak laki-laki yang mengalami pubertas juga mulai mengalami tumbuhnya bulu pada wajah, seperti kumis, jenggot tipis, bulu dada, dan bahu yang melebar.

Namun, hal yang paling mencolok dari pubertas anak laki-laki adalah mengalami mimpi basah.

Nah, mimpi basah ini adalah kondisi saat anak laki-laki yang sudah pubertas mengalami ejakulasi pada saat sedang tidur.

Hal tersebut menjadi sebuah indikasi bahwa tubuh anak laki-laki tersebut sudah memproduksi hormon testosteron lebih banyak.

Contoh
Perubahan Psikologis Ketika Seseorang Mengalami Masa Pubertas

Jika sebelumnya kamu sudah mengetahui perubahan fisik yang terjadi ketika seorang anak mengalami masa pubertas, nah kamu juga wajib mengetahui perubahan psikologisnya.

Berikut adalah deretan contoh perubahan psikologis yang terjadi ketika seseorang mengalami masa pubertas.

1.
Perubahan Pandangan Terhadap Citra Tubuh

Perubahan fisik yang dialami seorang anak pada masa pubertas membuat mereka banyak memikirkan citra tubuhnya.

Perubahan terkait pandangan terhadap citra tubuh ini bisa saja terjadi hingga masa akhir remaja.

Namun, perubahan yang lebih drastis terjadi pada masa pubertas, di mana seorang remaja cenderung lebih tidak puas dengan citra tubuhnya sendiri di masa ini.

Pada masa pubertas, mungkin kita sering berkaca dan melihat cermin untuk mencari tahu sesuatu yang berbeda dari tubuh kita. Kemudian, kita akan banyak mengomentari tampilan atau bentuk tubuh kita sendiri di hadapan cermin tersebut.

Sebenarnya, hal ini wajar saja terjadi di masa pubertas, namun jangan sampai pula berlanjut hingga masa dewasa karena akan berdampak kurang baik bagi kesehatan mental.

2.
Pencarian Identitas dan Jati Diri

Ketika memasuki masa pubertas, seorang anak cenderung akan mulai mencari tahu tentang identitas dan jati dirinya.

Jawabannya bisa ditemukan dari di mana ia berada ataupun peran yang dijalankan olehnya di dalam suatu lingkungan.

Tak hanya itu saja, seorang anak yang mengalami masa pubertas juga cenderung akan mempertanyakan apa yang akan dilakukannya di kemudian hari.

3.
Mulai Tertarik dengan Hubungan Romantis

Masa pubertas menjadi salah satu pemicu para remaja utnuk terlibat dalam hubungan romantis.

Tak hanya sekedar membangun kedekatan hubungan bersama teman maupun orang tua, namun juga mulai mencoba menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Rasa suka pun akan tumbuh terhadap lawan jenis di masa ini. Uniknya, seorang anak yang sedang merasa tertarik dengan lawan jenisnya cenderung akan membagikan ceritanya kepada teman-temannya.

Bahkan, ketika kencan romantis benar-benar terjadi, biasanya dikarenakan adanya pengaturan dari kelompok pertemanan tersebut.

4.
Sering Muncul Konflik dengan Orang tua

Masa remaja awal menjadi masa di mana konflik dengan orang tua akan sering terjadi. Namun, konflik yang dialami masih sebatas masalah kehidupan atau aktivitas sehari-hari di dalam keluarga.

Sebagai contoh, orang tua yang terlibat konflik dengan sang anak karena melarang anaknya pergi nongkrong bersama teman-temannya di malam hari.

Konflik ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti kemampuan logika seorang remaja yang sedang mengalami perkembangan dan pengaruh sosial hingga ekspektasi dari orang tua maupun anak yang saling bertolak belakang.

Pada masa pubertas, seorang remaja juga akan cenderung membandingkan orang tua mereka dengan standar ideal yang mereka inginkan, kemudian mengkritik orang tua mereka sendiri jika tidak sesuai dengan standarnya.

Sementara itu, orang tua akan memandang bahwa anaknya sendiri menjadi lebih sulit untuk diatur.

5.
Perubahan Emosional

Dalam hubungannya dengan emosi, kebanyakan remaja yang menginjak masa pubertas akan mengeksplorasi cara-cara berbeda untuk mengekspresikan emosi mereka.

Contohnya, seorang anak yang tadinya dikenal senang menyapa dengan ceria atau memeluk, bisa saja berubah menjadi remaja yang tidak terlalu suka skinship.

Perubahan ini sangat normal, mengingat ia telah tumbuh sebagai seseorang yang mulai paham akan privasinya.

6.
Rendahnya Rasa Percaya Diri

Pada masa pubertas, seorang remaja cenderung sering bergelut dengan keinginan diterima dan mencoba masuk di kalangan teman-temannya.

Terlebih ketika bentuk tubuh mulai berubah, mereka mungkin akan merasa berbeda dan sangat sadar akan perubahan tersebut.

Ketidakpuasan pada penampilan tubuh bisa berakibat pada penurunan rasa percaya diri seseorang.

Untuk itu, peran orang tua sangat penting guna membangkitkan rasa percaya diri sang anak dan membuatnya merasa istimewa.

7.
Kesadaran Seksual

Ketika seorang remaja laki-laki mengalami perubahan hormon, mereka cenderung mulai melihat jenis kelamin yang berbeda dengan pandangan baru.

Biasanya, mereka akan mulai mengembangkan ketertarikan seksual. Pada masa ini terbilang masih sangat normal, terlebih jika remaja laki-laki mulai terlibat dalam hubungan romantis dan bereksperimen dengan perilaku fisik.

Meskipun ada beberapa remaja laki-laki yang akan merasa malu saat pertama kali mengalami masa pubertas, namun orang tua dapat memberikan edukasi seksual terhadap mereka.

Dengan pengalaman yang sama dari seorang ayah, maka remaja laki-laki akan cenderung lebih terbuka.

Oke, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu seputar deretan contoh perubahan psikologis yang terjadi ketika seseorang mengalami masa pubertas.

Mamikos ulangi kembali, masa pubertas tidak hanya menyebabkan perubahan dan perkembangan pada tubuh seseorang, melainkan juga mempengaruhi dan mengubah psikologis mereka.

Perlu dipahami kembali bahwa setiap anak mengalami masa pubertas di usia yang berbeda.

Jika kamu ingin mencari tahu informasi lainnya seputar masa pubertas, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasi yang kamu cari di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta