Contoh Perusahaan yang Tidak Adaptif dan Contoh Kasusnya Lengkap
Berikut adalah contoh kasus perusahaan yang tidak adaptif. Apakah ada perusahaan yang kamu kenal?
Contoh Perusahaan yang Tidak Adaptif dan Contoh Kasusnya Lengkap – Apakah kamu pernah mendengar istilah perusahaan yang tidak adaptif?
Karena perusahaan dikelola oleh manusia, tentu perusahaan haruslah dinamis, seperti sifat manusia. Salah satu sifat dinamis yang seharusnya dimiliki perusahaan adalah adaptif atau mudah beradaptasi.
Dalam artikel kali ini, Mamikos akan membahas mengenai contoh perusahaan yang tidak adaptif dan contoh kasusnya yang terjadi di Indonesia.
Definisi Adaptif
Daftar Isi [hide]

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adaptif berarti mudah beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah atau berkembang.
Maksudnya adalah kamu tidak mengalami kesulitan atau sedikit menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan.
Jadi, jika seseorang atau sesuatu disebut tidak adaptif, itu berarti mereka tidak bisa atau sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan atau perkembangan keadaan sekelilingnya.
Perusahaan yang Tidak Adaptif
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perusahaan yang tidak adaptif adalah perusahaan yang tidak mampu untuk beradaptasi dengan perubahan keadaan.
Biasanya, hal ini berkaitan dengan peningkatan teknologi dan informasi, juga perubahan kehidupan sosial.
Hal-hal yang umumnya membuat suatu perusahaan tidak mampu beradaptasi adalah sebagai berikut:
- Tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi.
- Tidak mampu menyesuaikan dengan peraturan atau hukum baru.
- Tidak mampu menyesuaikan pola dan metode kerja dengan kondisi sekitar.
- Tidak mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman dan aman bagi pekerjanya.
- Tidak mampu mempertahankan hubungan internal dan eksternal perusahaan.
Seluruh hal di atas biasanya akan berujung pada penurunan performa perusahaan. Dan jika tidak segera ditangani, maka risikonya adalah kebangkrutan.
Contoh Sikap Tidak Adaptif Pada Perusahaan
Selain contoh-contoh yang sudah disebutkan di atas, ada pula beberapa contoh perusahaan yang tidak adaptif lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Menolak atau Tidak Mampu Menggunakan Teknologi Baru
Di era yang serba digital seperti ini, berbagai perusahaan dipaksa untuk memanfaatkan teknologi demi memperlancar kinerja perusahaan.
Sayangnya, ada beberapa perusahaan yang mungkin menolak atau tidak mampu menggunakan teknologi baru.
Misalnya, warung kelontong yang tidak menggunakan mesin kasir biasanya sepi pembeli. Sebab, di era digital seperti ini, pembeli lebih suka berbelanja di warung atau toko swalayan yang menyediakan struk belanjaan.
Dengan begitu, mereka lebih mudah untuk menghitung pengeluaran rumah tangga.
2. Tidak Merencanakan Strategi Bisnis yang Baik
Perilaku yang menjadi contoh perusahaan yang tidak adaptif lainnya adalah tidak merencanakan strategi bisnis dengan baik dan matang.
Di era digital seperti ini, strategi bisnis tentu mengalami perubahan juga. Jika dulu kita harus bertemu muka dengan rekan bisnis, sekarang kita bisa saja bertemu secara virtual.
Jika dulu kita harus menyebarkan baliho, spanduk, pamflet atau brosur untuk melakukan promosi, sekarang kita bisa saja menggunakan layanan iklan digital di internet.
Jika dulu kita harus melakukan survei lapangan secara langsung untuk melihat tanggapan para pelanggan, sekarang kita bisa saja menyebarkan survei online yang bisa dikerjakan di mana saja dan kapan saja.
Perusahaan yang tidak melakukan perencanaan strategi bisnis yang up-to-date dengan keadaan saat ini, tentu akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan performa.

Advertisement
3. Tidak Membuat Inovasi Baru
Contoh perusahaan yang tidak adaptif juga biasanya tidak membuat inovasi baru yang sesuai dengan zaman.
Misalnya, tidak mau memanfaatkan teknologi e-commerce dan lebih memilih berjualan secara manual.
Tidak mau mengubah desain ruang kantor karena menganggap hal tersebut justru terlihat tidak profesional.
Tidak mau mengubah metode atau alur kerja para karyawan karena masih berpikir bahwa kerja lembur dan di luar hari kerja adalah hal yang sudah sepatutnya dilakukan.
Hal-hal semacam ini yang terlihat sepele tentu dapat berujung pada penurunan performa perusahaan dan pada akhirnya kebangkrutan.
4. Tidak Paham Tren
Bahasa baku untuk contoh perusahaan yang tidak adaptif ini adalah tidak memahami kebutuhan dan keinginan pasar atau konsumen.
Misalnya, tidak mau membuat inovasi desain baru untuk produk tas dan dompet. Bentuk dan bahan yang digunakan masih sama seperti sepuluh tahun yang lalu.
Hal ini tentu sangat tidak praktis dan adaptif. Sebab, tentunya keinginan konsumen saat ini dan masa lampau sangat berbeda.
Mungkin bahan dari kulit sapi asli dulunya sangat digemari konsumen. Tapi sekarang, sudah mulai banyak konsumen yang memiliki prinsip hidup vegan atau vegetarian dan menolak membeli produk-produk dari kulit asli.
Mungkin dulu motif bunga-bunga sangat digemari konsumen wanita, tapi sekarang banyak konsumen wanita yang menyukai motif animasi Korea.
5. Menolak Ide Dari Para Karyawan
Hal lain yang membuat suatu perusahaan tidak dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi adalah menolak segala jenis ide dari para karyawannya.
Sikap ini, selain membuat perusahaan tidak maju, juga membuat kepercayaan para karyawan kepada perusahaan menjadi menurun.
Sebab, tentu para karyawan ini merasa tidak dihargai atau dihormati keberadaannya di perusahaan.
Contoh Kasus Perusahaan yang Tidak Adaptif
Kamu tadi sudah membaca contoh perusahaan yang tidak adaptif secara garis besar. Sekarang, marilah kita membahas contoh perusahaan yang tidak adaptif secara kasus nyata.
Contoh Kasus 1
Kamu pasti tidak asing dengan 7-Eleven kan? Toko kelontong asal Amerika ini berdiri sejak tahun 1927 dan sudah membuka cabang di berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia.
Akan tetapi, pada tahun 2017, 7-Eleven di seluruh Indonesia resmi gulung tikar. Hal ini bukan tanpa sebab.
Menurut berita, perusahaan yang mengelola 7-Eleven di Indonesia mengalami pembengkakan biaya operasional sementara laba yang diterima jauh lebih sedikit dari yang sudah dikeluarkan.
Pembengkakan biaya operasional ini tidak lepas dari fakta bahwa penyebaran gerai 7-Eleven di penjuru Indonesia terlalu cepat dan banyak.
Selain itu, daya beli konsumen pun membuat 7-Eleven ini tidak terlalu laku. Konsumen biasanya hanya mampu membeli satu-dua produk sebelum kemudian mereka duduk berjam-jam dan menikmati WiFi gratis.
Untuk berbelanja keperluan sehari-hari, konsumen lebih memilih toko kelontong yang lebih murah dibanding 7-Eleven.
Jadi, hal-hal tersebut pun menyebabkan 7-Eleven gagal untuk beradaptasi di Indonesia.
Contoh Kasus 2
Contoh perusahaan yang tidak adaptif selanjutnya adalah Kodak. Perusahaan fotografi analog asal Amerika ini juga tidak dapat beradaptasi di Indonesia.
Perusahaan ini pada zaman dulu memang terkenal dengan produk-produk kamera analognya yang bagus.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat pun lebih memilih kamera digital yang lebih mudah dioperasikan dibanding kamera analog.
Sayangnya, Kodak bukan termasuk perusahaan yang adaptif dan mampu membaca pasar. Walaupun ia juga mengeluarkan kamera digital, tapi fokusnya tetap tertuju pada kamera analog.
Produksi kamera analog yang berlebihan, gagal mengambil kesempatan pengembangan bisnis, dan munculnya pesaing yang lebih kuat membuat Kodak pada akhirnya bangkrut.
Contoh Kasus 3
Contoh perusahaan yang tidak adaptif yang terakhir adalah BlackBerry. Kalau kamu anak tahun 1999 dan 2000-an, pasti tidak asing dengan merek ponsel yang satu ini.
BlackBerry pernah mengalami kejayaan. Bahkan, keberhasilan BlackBerry ini menggeser ponsel Nokia yang sudah bertahun-tahun merajai teknologi telepon seluler.
Sayangnya, menjelang akhir tahun 2010, BlackBerry mulai mengalami penurunan. Terlebih setelah ponsel dengan sistem iOS dan Android diluncurkan.
Keluhan terkait ponsel BlackBerry pun mulai bermunculan dan semakin banyak. Saham BlackBerry pun perlahan mulai turun.
Hal utama yang menjadikan BlackBerry bangkrut adalah kurangnya inovasi terkait aplikasinya.
BlackBerry hanya berfokus pada aplikasi email saja tanpa memikirkan peningkatan kebutuhan konsumen terhadap internet dan aplikasi lainnya.
Dan pada tahun 2022, BlackBerry pun resmi dinyatakan bangkrut. Kabar terakhir yang diterima media massa adalah BlackBerry yang sedang berusaha mengubah alur bisnis dan menjauh dunia ponsel.
Nah, itulah contoh perusahaan yang tidak adaptif dan contoh kasusnya. Kira-kira perusahaan apa lagi yang tidak adaptif ya? Bisakah kamu menyebutkan contoh lainnya?
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:
Kost Dekat UGM Jogja
Kost Dekat UNPAD Jatinangor
Kost Dekat UNDIP Semarang
Kost Dekat UI Depok
Kost Dekat UB Malang
Kost Dekat Unnes Semarang
Kost Dekat UMY Jogja
Kost Dekat UNY Jogja
Kost Dekat UNS Solo
Kost Dekat ITB Bandung
Kost Dekat UMS Solo
Kost Dekat ITS Surabaya
