7 Contoh Playing Victim dalam Hubungan serta Cara Menghadapinya

7 Contoh Playing Victim dalam Hubungan serta Cara Menghadapinya – Istilah playing victim kini bukanlah istilah yang asing lagi didengar.

Playing victim sendiri merupakan kondisi di mana seseorang selalu merasa menjadi korban dalam situasi apa pun, termasuk dalam suatu hubungan. Hal ini bisa terjadi karena mentalitasnya atau ada orang lain yang memang ingin disalahkan.

Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih jauh mengenai playing victim, contohnya dalam hubungan hingga cara menghadapinya. Berikut ulasan lengkapnya.👫🩺

Berikut Pengertian hingga Contoh Playing Victim dalam Hubungan serta Cara Menghadapinya

unsplash.com/MatthewBall

Hubungan yang harmonis dan balance merupakan dasar dari kebahagiaan bersama. Namun, tak jarang juga kamu menjumpai pasangan yang selalu mengambil peran sebagai korban dalam berbagai situasi atau yang dikenal dengan istilah playing victim.

Kata playing victim muncul di saat seseorang merasa terdesak dengan tekanan yang signifikan. Alhasil, pola pikir ‘seolah-olah menjadi korban’ ini muncul untuk membantu membentengi diri dari kesalahan yang mungkin ia lakukan.

Tindakan playing victim dalam hubungan menjadi salah satu hal yang penting untuk diantisipasi. Hal tersebut dikarenakan orang-orang yang melakukan playing victim dalam hubungan dapat membahayakan kesehatan mental pasangannya.

Ketika seseorang terus-menerus berperan sebagai korban, mereka cenderung menghindari tanggung jawab dan menyalahkan orang lain. Hal ini tentunya akan menjadi sangat melelahkan dan merusak hubungan dalam jangka panjang.

Pengertian Playing Victim

Sebelum mengetahui seperti apa saja contoh playing victim dalam hubungan dan cara mengatasinya, penting untuk diketahui pengertian dari playing victim itu sendiri.

Playing victim merupakan frasa bahasa Inggris yang kerap muncul dalam pembahasan seputar perilaku atau sikap manusia.

Dalam bahasa Indonesia, playing victim diartikan sebagai berlagak seperti korban. Dikutip dari laman KBBI VI Daring, kbbi.kemdikbud.go.id, berlagak mempunyai arti sebagai berlaku seperti atau berpura-pura.

Berdasarkan arti berlagak dalam KBBI, jelas bahwa playing victim juga mempunyai arti sebagai berpura-pura seperti korban.

Hal itu berarti orang yang playing victim bukan korban yang sebenarnya, melainkan hanya berpura-pura.

Umumnya, seseorang yang playing victim cenderung memosisikan diri seolah-olah menjadi korban untuk mengamankan diri sendiri.

Sikap tersebut dapat muncul karena berbagai macam faktor, mulai dari trauma masa lalu, manipulatif, atau merasa terkhianati.

Penyebab Munculnya Sikap Playing Victim

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, playing victim merupakan tindakan seseorang yang memosisikan dirinya seolah-olah menjadi korban atas situasi atau kondisi tertentu.

Seseorang dapat melakukan tindakan seperti tentu dikarenakan adanya berbagai penyebab, berikut tiga contoh penyebabnya.

1. Manipulatif

Sisi manipulatif dapat memicu sikap playing victim. Dikutip dari buku Sosiologi untuk Kesehatan, Sudarma (2008: 38), orang-orang yang menganut nilai manipulatif adalah orang yang berusaha mencapai tujuan pribadi sendiri dengan manipulasi orang lain sedemikian rupa.

2. Trauma Masa Lalu

Penyebab yang kedua adalah pengalaman trauma masa lalu yang membuat seseorang menjadi playing victim. Trauma tersebut membuat pola pikir seseorang berlagak seperti korban berkembang sebagai mekanisme pertahanan diri.

3. Terkhianati

Seseorang yang merasa terkhianati oleh orang yang telah dipercaya juga bisa memiliki sikap playing victim. Perasaan terkhianati dapat muncul karena kecewa kepada orang tua, pasangan, atau teman dekat.

Ciri-ciri Orang Playing Victim

Terdapat beberapa ciri-ciri orang yang memiliki karakteristik playing victim dikutip dari halodoc.com, antara lain:

1. Tanda-tanda perilaku

  • Sering menyalahkan orang lain ketika terjadi kesalahan.
  • Mengalami kesulitan mengambil tanggung jawab pribadi karena takut salah atau disalahkan.
  • Terlalu kritis terhadap diri sendiri atau orang lain.
  • Hanya bergaul dengan orang-orang sepemikiran.

2. Tanda-tanda mental dan kognitif

  • Melihat dunia tidak adil atau tidak aman bagi dirinya.
  • Distorsi kognitif, yaitu cara pikir yang cenderung tidak akurat atau merubah informasi sesuai dengan pemahaman subjektif.
  • Pola pikir yang merugikan atau pesimisme.
  • Merenungkan kesalahan dan rasa sakit dari masa lalu.
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

3. Tanda-tanda hubungan

  • Kesulitan dengan keintiman dan kepercayaan.
  • Memiliki empati yang terbatas terhadap orang lain.
  • Kesulitan menerima kritik yang membangun.

4. Tanda-tanda emosional

  • Kecemasan.
  • Depresi.
  • Merasa tidak diperhatikan.
  • Rendah diri.
  • Merasakan kebencian orang lain.
  • Isolasi sosial.

5. Sabotase diri sendiri

Orang yang hidup dengan mentalitas playing victim mungkin akan melakukan sabotase diri dengan pemikiran:

  • “Segala sesuatu yang buruk hanya terjadi padaku.”
  • “Aku tidak bisa berbuat apapun, jadi, mengapa harus mencobanya?”
  • “Aku pantas menerima segala hal buruk yang menimpaku.”
  • “Tidak ada satupun orang yang peduli padaku.”

Contoh Playing Victim dalam Hubungan

Nah, di bawah ini adalah beberapa contoh playing victim yang dapat terjadi dalam hubungan.

1. Hanya Fokus pada Masalah yang Ada

Ketika sedang terjadi masalah dalam hubungan, pasangan yang playing victim akan cenderung lebih fokus pada masalah yang terjadi, bukan solusi yang harus diambil.

Padahal, masalah yang terjadi dalam hubungan perlu diselesaikan dengan baik terlebih dahulu agar hubungan tetap berjalan dengan baik.

2. Membesarkan Masalah Kecil

Adanya masalah kecil yang menimbulkan konflik ringan merupakan hal yang wajar.

Namun, bagi seseorang yang memiliki sikap playing victim akan lebih cenderung membesarkan kesulitan, penderitaan atau kesusahan yang ada sehingga terlihat seolah-olah hanya dirinya yang menjadi korban.

3. Cenderung Merasa Tidak Berdaya

Saat sedang terjadi masalah dan konflik, seseorang yang memiliki sikap playing victim akan bersikap seolah-olah tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi atau masalah yang terjadi.

Tentunya hal ini tidak seharusnya dilakukan karena akan memperburuk kondisi hubungan.

4. Selalu Menganggap Disudutkan

Saat orang lain memberikan masukan atau saran yang baik, seseorang yang memiliki sikap playing victim akan merasa terancam dan disudutkan.

Hal tersebut terus dilakukannya dan membuat dirinya seolah-olah korban dari tindakan yang dilakukannya.

5. Melakukan Manipulasi Emosional

Kondisi mental korban akan dimanipulasi sedemikian rupa agar pasangan merasa dirinya yang salah, bukan sebaliknya. Hal ini biasanya dilakukan seseorang untuk mengambil keuntungan tertentu.

6. Merasa Tidak Berdaya

Perasaan tidak berdaya dan tidak mampu mengubah situasi adalah ciri umum dari seseorang yang memiliki sikap playing victim.

Kamu mungkin merasa bahwa tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki hubungan atau mengubah dinamika yang ada.

7. Menghindari Konflik Konstruktif

Jika pasanganmu cenderung menghindari diskusi atau konflik yang konstruktif dan lebih memilih untuk menyimpan dendam atau mengeluh di belakangmu, ini bisa menjadi tanda playing victim. Konflik yang sehat adalah bagian penting dari hubungan yang kuat dan saling mendukung.

Cara Menghadapi Playing Victim dalam Hubungan

Jika kamu sudah merasa hubungan kamu tidak sehat karena terlalu sering menerima sikap playing victim, sebaiknya hadapilah dengan melakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Memberitahu Sikapnya yang Menganggu

Pertama-tama, kamu tentu harus memberitahu bahwa sikap pasanganmu tersebut sangat mengganggu.

Kamu bisa menyampaikan perasaanmu dengan bijaksana dan berusaha untuk mencari solusi bersama.

Oh ya, hindari menyalahkan atau menuduh, namun kamu bisa coba mengajak pasanganmu untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang mereka rasakan.

2. Hindari Berdebat Terlalu Dalam

Seseorang yang memiliki sikap playing victim akan selalu merasa dirinya sebagai korban, meskipun kamu telah menjelaskan kesalahannya.

Daripada terus membicarakan kesalahan pasanganmu, lebih baik kamu menghindarinya sementara.

Terlalu banyak mendengar keluhan pasanganmu yang berusaha membela dirinya sendiri dapat mengganggu kesehatan mentalmu.

3. Pergi Mencari Bantuan Profesional

Kamu bisa mendorong pasanganmu untuk mencari bantuan profesional. Namun, apabila kamu merasa perilaku pasangan kamu ini mengganggu hubungan kamu secara serius, ajak pasanganmu untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor.

Dengan bantuan terapis tentunya bisa menolong mereka mengatasi masalah yang mendasari dan belajar cara menghadapinya dengan cara yang lebih sehat.

Nah, di atas tadi adalah informasi terkait contoh hingga cara menghadapi sikap playing victim dalam hubungan yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu.👫🩺

Mengidentifikasi perilaku playing victim dalam hubungan bisa menjadi langkah pertama untuk memperbaiki dinamika hubungan yang tidak sehat.

Buat kamu yang masih ingin mengulik lebih banyak lagi tentang informasi menarik lainnya, seperti Contoh Perilaku Playing Victim beserta Ciri-ciri hingga Cara Menyelesaikan Masalah dengan Pacar, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.

FAQ

Apa itu playing victim dan contohnya?

Playing victim juga ditandai dengan orang yang selalu berbicara negatif tentang dirinya sendiri dengan harapan orang lain akan merasa kasihan padanya. Contohnya, “segala sesuatu yang buruk selalu terjadi padaku”, “aku pantas untuk menerima hal buruk”, atau “tidak ada yang peduli dan sayang padaku”.

Apa ciri-ciri orang playing victim?

Beberapa orang berkarakteristik playing victim tampak senang menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka timbulkan. Mereka juga akan menyerang dan membuat orang lain merasa bersalah, atau memanipulasi orang lain untuk mendapatkan simpati dan perhatian.

Apa itu laki-laki playing victim?

Playing victim merupakan pola perilaku seseorang yang merasa bahwa dirinya selalu menjadi korban dari keadaan atau tindakan orang lain, tanpa mengakui tanggung jawab pribadi dalam situasi tersebut.

Apakah playing victim itu toxic?

Playing Victim termasuk ke dalam perilaku yang Toxic, terutama jika digunakan untuk memanipulasi salah satu pihak dalam sebuah hubungan.

Apa bedanya playing victim dan manipulatif?

Playing victim merupakan pola perilaku seseorang yang menempatkan dirinya sebagai korban dalam berbagai situasi. Termasuk situasi yang benar-benar terjadi maupun hal yang hanya ada dalam pikirannya saja. Sedangkan manipulatif adalah cara seseorang untuk membuat suatu hubungan berjalan seperti yang mereka inginkan.

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah