Contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK dan Langkah-langkah Penerapannya

Contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK dan Langkah-langkah Penerapannya – Project Based Learning atau PBL adalah salah satu metode yang berlaku dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Melalui pendekatan tersebut, siswa diajak untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melakukan riset, kolaborasi, dan mempresentasikan hasil akhir yang didapatkan.

Oleh sebab itu, Mamikos akan memberikan contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK yang bisa Anda jadikan acuan pembuatan.

Apa itu Project Based Learning?

Canva/@ODUA

Contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK yang akan Mamikos berikan nanti merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan melalui pengerjaan proyek nyata.

Dalam metode ini, siswa diberikan tantangan atau masalah yang harus diselesaikan dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, serta kreativitas.

Proyek yang diberikan biasanya berhubungan dengan kehidupan nyata atau situasi dunia nyata, sehingga siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi.

Selain itu, siswa juga memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi cara mereka sendiri dalam menyelesaikan proyek sehingga mendorong pengembangan kemampuan untuk mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Project Based Learning juga membuat guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa sepanjang proses proyek.

Guru tidak hanya memberikan materi secara langsung, tetapi juga membantu siswa menemukan jawaban serta  solusi melalui riset, diskusi, dan eksplorasi.

Tujuan Project Based Learning

Selanjutnya, adanya Project Based Learning ini juga memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Mendorong siswa untuk bersikap inisiatif dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.

2. Mengasah kemampuan siswa dalam memahami dan mengurai permasalahan yang muncul di kelas.

3. Meningkatkan keterlibatan aktif siswa dalam menangani masalah-masalah kompleks hingga memperoleh solusi yang konkret.

4. Mengembangkan keterampilan siswa dalam memanfaatkan sumber daya dan peralatan yang ada di kelas untuk menunjang kegiatan belajar.

5. Melatih siswa untuk berkolaborasi dan bekerja sama secara efektif dengan rekan-rekannya.

Sintak Model Pembelajaran Project Based Learning

Dalam membuat contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK diperlukan sintak model pembelajaran.

Maksud dari sintak model pembelajaran adalah tahapan-tahapan atau langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek.

Setiap tahapan dirancang untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang lebih mendalam, interaktif, dan relevan. PBL melibatkan proses aktif dari perencanaan hingga evaluasi, di mana siswa berperan penting dalam setiap langkahnya.

Apa saja sintak model pembelajaran Project Based Learning? Berikut penjelasan dari masing-masing tahap atau sintaks PBL:

1. Menentukan Pertanyaan Mendasar 

Tahap awal ini bertujuan untuk merumuskan masalah atau pertanyaan utama yang menjadi dasar proyek. Pertanyaan tersebut harus bersifat mendalam dan relevan dengan konteks dunia nyata.

Tujuannya mengarahkan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi yang dapat dieksplor selama proyek.

2. Menyusun Desain Perencanaan Proyek 

Pada tahap ini, siswa bersama guru menyusun rencana tentang bagaimana proyek akan dijalankan. Mereka mendiskusikan tujuan yang ingin dicapai, langkah-langkah yang perlu diambil, sumber daya yang dibutuhkan, serta peran dan tanggung jawab masing-masing.

3. Membuat Jadwal Aktivitas 

Setelah merancang proyek, siswa dan guru menyusun jadwal kegiatan. Jadwal ini mencakup waktu pelaksanaan, tenggat waktu untuk setiap tugas, dan fase-fase penting dari proyek.

4. Melakukan Pengawasan dan Perkembangan Kinerja Siswa 

Sintak keempat melibatkan pemantauan oleh guru terhadap perkembangan siswa selama pelaksanaan proyek.

Guru memberikan umpan balik, mengarahkan jika ada kesulitan, serta memastikan bahwa siswa tetap berada pada jalur yang benar dalam menjalankan proyek.

5. Menguji Hasil Kinerja Siswa 

Setelah proyek selesai, hasil dari kinerja siswa diuji atau dipresentasikan. Hasil tersebut bisa berupa produk akhir, laporan, atau presentasi lisan.

Pada tahap ini, siswa menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah yang diberikan. Pengujian ini juga dapat melibatkan evaluasi dari guru atau teman sekelas.

6. Mengevaluasi Pengalaman 

Tahap terakhir adalah refleksi. Siswa bersama guru mengevaluasi seluruh proses pembelajaran yang telah dilakukan, mulai dari perencanaan hingga hasil akhir.

Evaluasi ini mencakup apa yang telah dipelajari, tantangan yang dihadapi, serta perbaikan apa yang dapat dilakukan di masa depan.

Tahap terakhir ini penting untuk pengembangan keterampilan metakognitif siswa dan membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih baik di masa mendatang.

Contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK

Setelah tadi Anda sudah mempelajari tentang pengertian, tujuan, hingga sintak model pembelajaran, di bagian ini Mamikos akan menyajikan tiga contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK yang bisa dijadikan acuan.

Contoh Project Based Learning SD

Kelas: 5 SD 

Mata Pelajaran: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) 

Kompetensi Dasar: Membuat Kebun Sayur Mini

Durasi Proyek: 3 Minggu

1. Menentukan Pertanyaan Mendasar 

Pertanyaan utama yang akan membimbing proyek ini adalah “Bagaimana kita bisa menanam dan merawat sayuran di kebun mini agar bisa tumbuh sehat?”

Pertanyaan ini akan mengarahkan siswa untuk memahami proses tumbuhnya tanaman, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, dan bagaimana siswa bisa berkontribusi pada lingkungan melalui berkebun.

2. Menyusun Desain Perencanaan Proyek 

Guru dan siswa bersama-sama merancang rencana proyek, yang melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Menentukan jenis sayuran yang akan ditanam (misalnya, bayam, kangkung, atau cabai).
  • Membagi siswa ke dalam kelompok, masing-masing bertanggung jawab pada tahap-tahap seperti penanaman, penyiraman, pemupukan, dan pengawasan pertumbuhan.
  • Menyiapkan alat dan bahan seperti polybag, tanah, pupuk organik, dan bibit sayuran.
  • Menetapkan area kebun mini di sekolah atau di rumah masing-masing siswa (bagi yang ingin mencoba di rumah).

3. Membuat Jadwal Aktivitas 

Jadwal aktivitas proyek disusun sebagai berikut:

Minggu 1:

  • Hari 1: Diskusi tentang pentingnya berkebun, memilih bibit, dan membahas alat dan bahan. 
  • Hari 2-3: Siswa melakukan persiapan lahan (mengisi polybag dengan tanah dan pupuk).
  • Hari 4: Siswa mulai menanam bibit di polybag.

Minggu 2: 

  • Hari 1-5: Pengamatan pertumbuhan setiap hari dan pencatatan perubahan yang terjadi (tinggi tanaman, jumlah daun).

Minggu 3: 

  • Hari 1-3: Penyiraman, penyiangan, dan diskusi tentang masalah yang muncul selama perawatan.
  • Hari 4: Presentasi kelompok mengenai apa yang telah dipelajari.
  • Hari 5: Panen simbolis dan diskusi penutup.

4. Melakukan Pengawasan dan Perkembangan Kinerja Siswa 

Selama proyek berlangsung, guru memantau kemajuan setiap kelompok. Guru akan memberikan umpan balik tentang cara perawatan yang baik, membantu siswa mencatat hasil pengamatan, dan memberikan solusi jika ada kendala. Misalnya, jika tanaman layu atau pertumbuhannya lambat.

Guru juga bisa meminta siswa untuk membuat jurnal harian berisi catatan tentang perkembangan tanaman mereka, serta foto-foto sebagai dokumentasi visual.

5. Menguji Hasil Kinerja Siswa 

Setelah tiga minggu, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil proyek mereka kepada kelas, seperti:

  • Proses yang mereka lakukan selama berkebun.
  • Hasil pengamatan mereka, misalnya:”Pada hari ke-7, tinggi tanaman bayam kami mencapai 10 cm.”
  • Tantangan yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya.
  • Produk akhir berupa tanaman sayuran yang siap panen.

Guru akan mengevaluasi hasil presentasi dan pertumbuhan tanaman berdasarkan keaktifan siswa, pemahaman terhadap materi, dan hasil tanaman siswa.

6. Mengevaluasi Pengalaman 

Pada akhir proyek, siswa dan guru bersama-sama melakukan refleksi. Beberapa pertanyaan refleksi yang bisa digunakan seperti:

  • Apa yang paling menarik dari proyek ini?
  • Apa saja tantangan yang dihadapi selama berkebun?
  • Jika kamu melakukan proyek ini lagi, apa yang akan kamu lakukan secara berbeda?
  • Bagaimana proyek ini membantu kamu memahami pentingnya berkebun dan menjaga lingkungan?

Refleksi ini dilakukan dalam bentuk diskusi kelas, di mana siswa dapat berbagi pengalaman mereka dan mendengarkan pengalaman teman-temannya.

Guru juga dapat memberikan masukan tentang bagaimana proyek ini membantu siswa belajar secara praktis, sekaligus melatih keterampilan kolaborasi dan problem-solving.

Hasil yang Diharapkan:

  • Siswa memahami proses pertumbuhan tanaman dan faktor yang memengaruhi pertumbuhan tersebut.
  • Siswa dapat bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
  • Siswa terlatih dalam membuat rencana, memecahkan masalah, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata.
  • Siswa semakin peduli terhadap lingkungan dan memahami manfaat berkebun.

Contoh Project Based Learning SMP

Kelas: 8 SMP 

Mata Pelajaran: IPA

Kompetensi dasar: Mengatasi Sampah Plastik di Lingkungan Sekolah

Durasi Proyek: 4 Minggu

1. Menentukan Pertanyaan Mendasar 

Pertanyaan inti yang akan memandu proyek ini adalah  “Bagaimana kita bisa mengurangi dampak sampah plastik di lingkungan sekolah dan menciptakan solusi yang berkelanjutan?”

Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mendorong siswa berpikir kritis tentang masalah lingkungan yang mereka hadapi setiap hari, serta bagaimana mereka dapat berperan aktif dalam memecahkan masalah tersebut.

2. Menyusun Desain Perencanaan Proyek 

Guru dan siswa akan berdiskusi untuk menyusun rencana yang jelas. Rencana tersebut mencakup:

  • Menentukan bentuk solusi yang ingin dicapai, seperti membuat tempat sampah terpisah, mengolah sampah plastik menjadi barang berguna, atau membuat kampanye kesadaran.
  • Mengelompokkan siswa berdasarkan minat mereka, misalnya: kelompok yang bertugas melakukan riset tentang jenis-jenis sampah plastik, kelompok yang bertanggung jawab atas kampanye, dan kelompok yang mengelola pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik.
  • Menyediakan alat dan bahan, seperti wadah pengumpulan sampah, alat daur ulang sederhana, atau bahan untuk membuat kampanye visual.

3. Membuat Jadwal Aktivitas 

Berikut adalah jadwal proyek yang disusun untuk 4 minggu:

Minggu 1

  • Hari 1-2: Diskusi dan presentasi tentang dampak sampah plastik di lingkungan, serta pembagian tugas di setiap kelompok.
  • Hari 3-5: Kelompok riset memulai investigasi mengenai jenis sampah plastik di sekolah (misalnya botol, kantong plastik), sementara kelompok kampanye memulai diskusi desain poster atau kampanye.

Minggu 2

  • Hari 1-3: Kelompok riset mengumpulkan data (jumlah sampah plastik, waktu penguraian, dampak terhadap lingkungan). Kelompok lain mulai mengembangkan solusi (misalnya membuat tempat sampah terpisah dan mendesain poster).
  • Hari 4-5: Diskusi lintas kelompok untuk berbagi temuan dan ide. Guru memberi umpan balik dan arahan.

Minggu 3

  • Hari 1-3: Implementasi di lapangan—pengumpulan sampah plastik, pemisahan, dan pengolahan. Kelompok kampanye mulai menampilkan poster dan mengadakan sesi kesadaran lingkungan untuk teman sekelas.
  • Hari 4-5: Kelompok lain menyiapkan laporan perkembangan proyek.

Minggu 4

  • Hari 1-3: Finalisasi hasil proyek, termasuk pengumpulan data akhir (misalnya, apakah volume sampah plastik berkurang).
  • Hari 4-5: Presentasi hasil proyek dan refleksi kelas.

4. Melakukan Pengawasan dan Perkembangan Kinerja Siswa 

Guru memantau kinerja kelompok setiap minggu, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memastikan setiap kelompok bekerja sesuai rencana.

Guru juga berperan dalam membantu siswa menemukan solusi praktis jika mereka menghadapi kendala, misalnya masalah dalam mengelola sampah plastik yang sulit diolah.

Siswa juga didorong untuk saling berbagi temuan di tengah proyek, sehingga semua anggota kelas terlibat dalam proses belajar yang lebih kolaboratif.

5. Menguji Hasil Kinerja Siswa 

Pada akhir proyek, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerja mereka. Beberapa komponen yang dievaluasi seperti:

  • Kelompok riset: Presentasi data yang mereka temukan tentang sampah plastik di sekolah, analisis mereka tentang dampaknya terhadap lingkungan, serta rekomendasi yang mereka buat.
  • Kelompok kampanye: Menunjukkan hasil kampanye kesadaran lingkungan, seperti poster, slogan, atau video yang telah disebarkan di sekolah.
  • Kelompok implementasi: Menguji efektivitas pengolahan sampah plastik yang mereka lakukan, misalnya apakah volume sampah berhasil dikurangi atau diolah menjadi barang yang berguna.

6. Mengevaluasi Pengalaman 

Pada tahap akhir, siswa bersama guru akan melakukan evaluasi terhadap proyek tersebut. Beberapa pertanyaan refleksi yang dapat dibahas antara lain:

  • Apa yang menjadi tantangan terbesar dalam menjalankan proyek ini?
  • Bagaimana proyek ini membantu siswa memahami masalah lingkungan di sekitar mereka?
  • Solusi apa yang menurut mereka paling efektif, dan mengapa?
  • Jika proyek ini dilakukan lagi di masa depan, apa yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan?

Contoh Project Based Learning SMA/SMK

Kelas: 11 SMA 

Mata Pelajaran: Biologi dan Teknologi Informasi 

Kompetensi dasar: Kampanye Kesadaran Lingkungan Melalui Media Sosial

Durasi Proyek: 3 Minggu

1. Menentukan Pertanyaan Mendasar 

 “Bagaimana kita dapat menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan?”

2. Menyusun Desain Perencanaan Proyek 

  • Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing fokus pada isu lingkungan yang berbeda (misalnya, pencemaran, perubahan iklim, daur ulang).
  • Setiap kelompok merencanakan jenis konten yang akan dibuat (video, infografis, artikel) dan platform media sosial yang akan digunakan (Instagram, TikTok, Twitter).

3. Membuat Jadwal Aktivitas 

  • Tanggal 1-2: Diskusi isu lingkungan dan pemilihan topik. 
  • Tanggal 3-5: Riset dan pengumpulan data terkait topik yang dipilih.
  • Tanggal 6-8: Pengembangan konten (desain visual, penulisan naskah). 
  • Tanggal 9-10: Pengujian dan pengeditan konten.
  • Tanggal 11: Publikasi konten di media sosial. 
  • Tanggal 12-13: Pengumpulan umpan balik dari audiens. 
  • Tanggal 14-15: Presentasi hasil proyek dan refleksi.

4. Melakukan Pengawasan dan Perkembangan Kinerja Siswa 

Guru memantau proses kerja kelompok, memberikan arahan tentang cara yang efektif untuk menyampaikan pesan dan mendukung siswa dalam menggunakan alat digital.

5. Menguji Hasil Kinerja Siswa 

Setiap kelompok mempresentasikan konten yang telah dipublikasikan dan analisis respons audiens. Penilaian mencakup kreativitas, kejelasan informasi, dan dampak kampanye.

6. Mengevaluasi Pengalaman 

Siswa dan guru melakukan refleksi bersama dengan mempertimbangkan:

  • Apa yang mereka pelajari tentang isu lingkungan?
  • Bagaimana pengalaman ini meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan media sosial untuk tujuan positif?
  • Apa yang bisa diperbaiki dalam proyek berikutnya?

Penutup

Dari tiga contoh Project Based Learning SD SMP SMA/SMK yang sudah Mamikos berikan di atas, semoga dapat menginspirasi dan memberikan panduan bagi Anda para guru.

Apabila diperlukan, masih banyak artikel di blog Mamikos yang memuat bahan ajar guru lainnya yang juga bisa dijadikan rujukan.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta