Contoh-contoh Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan beserta Perbedaannya
Contoh-contoh Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan beserta Perbedaannya – Sekilas, keduanya memang terdengar sama.
Tapi, sebenarnya rantai makanan dan jaring-jaring makanan itu berbeda loh!
Mau tahu apa saja perbedaannya? Yuk, simak artikel Mamikos berikut ini!
Definisi Rantai Makanan
Daftar Isi
Daftar Isi
Rantai makanan adalah urutan perpindahan makanan dari satu organisme ke organisme
lainnya yang terdapat di satu wilayah, atau dengan kata lain, terjalin secara
lokal.
Urutan perpindahan makanan tersebut melibatkan beberapa aktor, yaitu
produsen, konsumen dan dekomposer.
Konsumen dalam rantai makanan terdiri dari konsumen I dan konsumen II. Konsumen I biasanya adalah hewan-hewan herbivor yang mendapatkan makanannya langsung dari produsen.
Sementara konsumen II adalah hewan-hewan karnivor yang menjadi pemangsa hewan-hewan herbivor dalam kelompok
Konsumen I.
Dekomposer dalam kasus ini merupakan bakteri dan organisme pengurai lainnya
yang bertugas menguraikan bangkai hewan konsumen tingkat akhir.
Definisi Jaring-jaring Makanan
Sementara itu, jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan. Dengan begitu, cakupannya lebih luas dari sekadar satu wilayah saja.
Sama seperti dalam rantai makanan, jaring-jaring makanan juga memiliki
produsen, konsumen I, konsumen II dan dekomposer.
Namun, konsumen I dan II dalam jaring-jaring makanan terdiri dari beberapa
jenis hewan atau organisme, tidak seperti dalam rantai makanan yang hanya
memiliki satu jenis.
Bahkan, dalam jaring-jaring makanan juga bisa terdapat lebih dari satu
produsen untuk konsumen I. Dengan begitu, alurnya pun semakin kompleks dan
rumit dibandingkan rantai makanan.
Perbedaan Rantai Makanan dan
Jaring-jaring Makanan
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, rantai makanan dan jaring-jaring
makan memang terkesan memiliki definisi yang sama, tapi sebenarnya keduanya berbeda.
Berikut adalah beberapa perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring
makanan.
1. Alur Perpindahan Makanan
Perbedaan yang pertama terletak pada bentuk dan alur perpindahan makanan.
Dalam rantai makanan, alur yang terjadi selalu berurutan, yaitu dari
produsen, ke konsumen, lalu ke dekomposer.
Sementara, jaring-jaring makanan memiliki alur yang jauh lebih kompleks karena mencakup beberapa rantai makanan.
Jadi, bisa saja urutannya dari produsen, ke konsumen, lalu kembali lagi ke produsen, baru ke dekomposer.
2. Jumlah Alur Perpindahan
Makanan
Seperti yang sudah dijelaskan, rantai makanan terbentuk secara lokal atau dalam satu wilayah saja.
Oleh sebab itu, jumlah alurnya hanya satu jenis dan urutannya selalu satu pola, yaitu produsen, konsumen I, konsumen II dan dekomposer.
Sedangkan jaring-jaring makanan terdiri dari beberapa rantai makanan
sekaligus. Jadi, urutannya tidak selalu satu pola.
Misalnya, terdapat tiga atau empat rantai makanan yang saling berhubungan. Maka,
konsumen I dari wilayah A bisa saja memakan makanan dari produsen di wilayah B.
Kemudian, konsumen II bisa saja memangsa konsumen I yang ada di wilayah A
dan B. Dengan begitu, alurnya pun menjadi bercabang dan saling berkaitan.
3. Organisme yang Terlibat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jaring-jaring makanan jauh lebih
kompleks daripada rantai makanan.
Dalam rantai makanan, organisme yang terlibat sebagai konsumen I dan II biasanya
hanya ada satu jenis, sebelum kemudian alur berlanjut ke dekomposer.
Tapi, dalam jaring-jaring makanan, organisme yang terlibat sebagai konsumen
I dan II jauh lebih banyak dan tidak selalu berurutan layaknya rantai makanan.
Jadi, jumlah produsen, konsumen dan dekomposer bisa lebih dari satu jenis sehingga
terciptalah sebuah jaring makanan yang saling berkaitan.
4. Dampak Terhadap Alur
Perbedaan yang terakhir adalah dampak yang tercipta pada alur perpindahan
makanan apabila salah satu konsumen atau produsen tidak ada.
Dalam rantai makanan, jika produsen tidak ada, maka hal tersebut dapat mempengaruhi populasi konsumen. Ini juga memberikan pengaruh pada kelancaran arus perpindahan makanan.
Sementara itu, dalam jaring makanan, jika produsen atau konsumen hilang, hal
tersebut tidak akan menjadi masalah.
Karena, dalam jaring makanan tidak hanya terdapat satu jenis produsen atau
konsumen. Setidaknya ada dua atau tiga jenis untuk masing-masing produsen dan
konsumen.
Itu sebabnya jika salah satu dari mereka menghilang, alur perpindahan makanan
dalam jaring-jaring makanan tidak akan terpengaruh.
Contoh Rantai Makanan dan
Jaring-jaring makanan
Untuk lebih memahami penjelasan di atas, mari kita simak beberapa contoh
rantai makanan dan jaring-jaring makanan di bawah ini.
1. Contoh Rantai Makanan
Misalnya, di daerah sawah ada padi, tikus dan ular. Berarti, rantai makanan
yang tercipta di daerah sawah tersebut adalah:
Padi (produsen) – tikus
(konsumen I) – ular (konsumen II) – dekomposer
Apabila ular tiba-tiba menjadi punah karena terlalu sering ditangkap dan
dibunuh oleh petani, maka populasi tikus akan bertambah.
Sebab, tidak ada predator yang bisa memangsa tikus. Akibatnya, padi pun
akan terus menerus dirusak tikus.
Atau, jika tikus menjadi punah karena terlalu sering dibasmi petani, maka
ular juga akan punah. Karena, tidak ada sumber makanan di daerah sawah
tersebut.
Contoh lain juga dapat kamu lihat di hutan kecil:
Rumput (produsen) –
kelinci (konsumen I) – serigala (konsumen II) – dekomposer
Apa bila kelinci menjadi punah, maka serigala juga ikut punah, karena ia tidak
memiliki sumber makanan lain.
Sementara itu, jika serigala punah, populasi kelinci justru akan membludak hingga
memenuhi hutan.
Untuk lebih memahami tentang rantai makanan, kamu bisa melihat beberapa
foto di bawah ini.
2. Contoh Jaring-jaring Makanan
Sedikit berbeda dengan rantai makanan, jaring-jaring makan jauh lebih
kompleks dan saling berkaitan.
Misalnya, di daerah hutan yang luas, ada beberapa konsumen. Jadi, bentuk
jaring makanannya seperti ini:
Rumput, dedaunan, buah-buahan – kelinci, rusa, zebra – serigala, harimau,
singa – burung pemakan bangkai – dekomposer
Nah, dalam kasus ini, apabila salah satu konsumen I—misalnya kelinci—punah,
makan konsumen II (serigala, harimau dan singa) tidak akan ikut punah. Sebab,
mereka bisa memakan rusa atau zebra.
Begitu pula halnya dengan konsumen I (kelinci, rusa dan zebra). Apabila
mereka tidak bisa memakan rumput, maka mereka bisa memakan dedaunan, buah-buahan
atau sayuran liar yang tumbuh di hutan.
Contoh lain adalah:
Rumput, bunga liar – belalang, tikus – kadal, burung pelatuk, burung hantu –
ular, burung elang – dekomposer
Dalam jaring makanan tersebut, apabila kadal (konsumen II) tiba-tiba
menjadi punah, maka populasi belalang (konsumen I) tidak akan membludak. Sebab,
masih ada burung pelatuk (konsumen II) yang menjadi pemangsanya.
Begitu pula halnya dengan konsumen II (kadal, burung pelatuk dan burung hantu)
itu sendiri. Mereka tidak akan menjadi punah jika konsumen I—misalnya belalang—punah.
Sebab, masih ada tikus yang bisa menjadi mangsa mereka.
Untuk lebih memahami contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan silakan
simak beberapa contoh gambar di bawah ini.
Nah, itulah beberapa contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan
beserta penjelasan mengenai definisi dan perbedaannya.
Sekarang, bisakah kamu memberikan contoh rantai makanan dan jaring makanan yang ada di sekitarmu?
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: