3 Contoh Resensi Informatif, Deskriptif, dan Kritis Lengkap dengan Strukturnya
Berikut contoh resensi informatif deskriptif dan kritis yang bisa dijadikan referensi dalam membuat resensi berkualitas. Baca contohnya di dalam artikel.
3 Contoh Resensi Informatif, Deskriptif, dan Kritis Lengkap dengan Strukturnya – Resensi adalah tulisan yang berisi pertimbangan baik atau buruknya suatu karya. Agar dapat membuat resensi yang baik, ketahuilah contoh resensi informatif deskriptif dan kritis di artikel ini.
Secara umum, tujuan membuat resensi adalah menginformasikan tentang isi dari sebuah buku kepada masyarakat, terutama pembaca buku.
Contoh Resensi Informatif Deskriptif dan Kritis
Daftar Isi [hide]

Pada dasarnya, ada banyak jenis contoh resensi informatif yang bisa diketahui di internet. Namun, menemukan resensi yang informatif dan deskriptif bukan hal yang mudah.
Belajar lewat contoh bisa membantu kamu lebih mudah mengerti ketika diminta untuk membuat resensi. Pasalnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat resensi ini.
Agar semakin paham dengan proses pembuatannya, inilah contoh resensi informatif deskriptif dan kritis yang bisa kamu simak:

Advertisement
Resensi Buku Filosofi Teras-Henry Manampiring
Berikut adalah contoh resensi deskriptif buku non fiksi Bahasa Indonesia:
- Judul Buku: Filosofi Teras (Filsafat Yunani – Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini)
- Penulis: Henry Manampiring
- Penerbit: Kompas
- Tahun Terbit: 2019
- Jumlah Halaman: 312
“…Pada dasarnya, semua emosi dipicu oleh penilaian, opini, dan persepsi kita. Keduanya saling terkait, dan jika ada emosi negatif, sumbernya adalah nalar atau rasio kita sendiri.”
Filosofi Teras merupakan salah satu buku filsafat yang mendobrak image kaku, rumit, dan sesat yang selama ini sering disandangkan pada ilmu filsafat.
Jika dulu filsafat sering dipandang sebagai ilmu yang sulit dipahami, maka Filosofi Teras menghadirkan cara pemikiran baru yang berbeda.
Ada beberapa pemikiran filsuf yang dibahas di sini, yaitu pemikiran dari Marcus Aurelius, Seneca, Epictetus, dan lain-lain.
Buku ini menawarkan alternatif pemikiran yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan di masa kini. Seperti yang kita tahu.
Terkadang hidup membuat kita merasa jenuh, marah, kecewa, dan berbagai emosi negatif lainnya.
Buku Filosofi Teras memaparkan bahwa segala bentuk emosi negatif sebenarnya tidak disebabkan oleh faktor eksternal, melainkan faktor internal.
Artinya, segala permasalahan tersebut sumbernya berasal dari pemikiran manusia itu sendiri. Buku ini mengajarkan bahwa manusia memiliki kendali atas kebahagiaan atau kesedihan dalam hidupnya.
Jadi, untuk bisa merasakan kebahagiaan atau kesedihan, maka kita dapat menciptakan jenis emosi tersebut berdasarkan kemampuan berpikir kita.
Orang yang menganut filosofi teras atau stoisisme disebut dengan kaum stoa.
Kaum stoa meyakini bahwa segala permasalahan yang ada dalam hidup adalah bersumber dari nalar atau pikiran kita sendiri.
Kaum stoa juga mengelompokkan hal-hal yang bisa dikendalikan oleh diri sendiri dan hal-hal di luar kendali.
Hal-hal yang dapat kita kendalikan adalah keinginan, tujuan, pikiran, dan tindakan kita sendiri.
Sedangkan hal-hal yang berada di luar kendali kita yaitu opini orang lain, reputasi kita, popularitas kita, kesehatan kita, kondisi saat kita lahir, dan masih banyak lagi.
Buku ini menjadi jawaban atas segala permasalahan dalam hidup yang mungkin sedang kita alami.
Buku ini juga menuntun kita untuk menjadi manusia yang lebih bijaksana dalam menyikapi problematika hidup.