Contoh Resensi Novel Bumi Manusia Singkat Karya Pramoedya Ananta Toer

Contoh Resensi Novel Bumi Manusia Singkat Karya Pramoedya Ananta Toer — Pernahkah kamu membaca resensi buku sebelum kemudian membelinya?

Menariknya, resensi buku masih menjadi acuan saat hendak membaca keseluruhan sebuah buku. Pada kesempatan ini, Mamikos punya bahasan menarik terkait contoh resensi novel Bumi Manusia singkat karya Pramoedya Ananta Toer.

Jadi, apabila kamu ingin tahu ulasan contoh resensi novel Bumi Manusia tersebut, bacalah artikel ini sampai habis.

Simak dan Contoh Resensi Novel Bumi Manusia Singkat di Sini

freepik.com/jcomp

Singkatnya, resensi adalah suatu pertimbangan atau pembicaraan tentang buku.

Resensi juga bisa dipahami sebagai ulasan buku atau pendapat/pertimbangan redaksi tentang hasil kesenian, kesusastraan, dan sebagainya.

Banyak pembaca yang mengaku lebih suka membaca resensi buku terlebih dulu sebelum memutuskan untuk membaca keseluruhan isi buku atau membelinya.

Karena demikian pentingnya, makanya penulis resensi buku harus bisa menyampaikan poin-poin penting dalam buku atau novel agar dapat menjadi pertimbangan lebih lanjut dari pembaca.

Pada kesempatan ini, Mamikos punya uraian contoh resensi novel Bumi Manusia singkat karya Pramoedya Ananta Toer.

Novel Bumi Manusia sudah diangkat menjadi film layar lebar dimana Iqbaal Ramadhan didapuk menjadi Minke dan Mawar Eva menjadi Annelies.

Untuk peran penting lainnya seperti Nyai Ontosoroh diperankan apik oleh Sha Ine Febriyanti yang membuat film ini menjadi salah satu film Indonesia yang wajib untuk ditonton.

Dalam artikel ini, Mamikos akan menuliskan seperti apa seharusnya ulasan atau contoh resensi novel khususnya untuk buku sastra karya Pramoedya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia.

Contoh Resensi Novel Bumi Manusia Singkat

Sudah siap untuk menyimak seperti apa contoh resensi novel Bumi Manusia singkat karya Pramoedya Ananta Toer yang sudah Mamikos ungkap di atas?

Langsung saja simak uraian resensi novel Bumi Manusia sebagaimana yang sudah Mamikos susun sebagai berikut ini:

Identitas Novel

  • Judul Buku: Bumi Manusia
  • Penulis: Pramoedya Ananta Toer
  • Penerbit: Hasta Mitra (PT Jakarta – Amsterdam Jalan PLN 36, Pancoran Jakarta Selatan, Indonesia)
  • Tahun Terbit: Cetakan pertama Agustus 1980, cetakan kedua September 1980
  • Jumlah Halaman: 535 halaman

Pendahuluan

Novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer ini mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan melawan kelas dan struktur sosial yang sudah dibangun dan melekat.

Pramoedya Ananta Toer atau yang juga akrab disapa Pram adalah salah satu Sastrawan besar yang terkenal dan menjadi kebanggaan Indonesia.

Pram adalah putra sulung dari seorang Kepala Sekolah Institut Budi Oetomo.

Selama hidupnya, Pram telah menghasilkan lebih dari 50 karya sastra dan telah diterjemahkan dalam 41 bahasa asing.

Pram pernah bekerja sebagai juru ketik dan korektor di kantor berita Domei (LKBN ANTARA semasa pendudukan Jepang) kemudian memantapkan pilihannya untuk menjadi seorang penulis buku.

Sepanjang karirnya, Pram telah menghasilkan artikel, puisi, cerpen, dan novel.

Namanya terkenal dan mendunia bahkan telah sejajar dengan para sastrawan dunia dengan karyanya yang kekal abadi sepanjang masa.

Sinopsis Novel

Novel Bumi Manusia mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan desa yang dinikahkan paksa oleh ayahnya dengan seorang laki-laki yang adalah kaum bangsawan.

Perempuan ini dinikahkan oleh ayahnya saat ia masih berumur belia. Perempuan itu bernama Sanikem yang kemudian akan dikenal sebagai Nyai Ontosoroh.

Meski begitu, pernikahan paksa yang harus dijalani Sanikem bukan suatu keterpaksaan yang membuat perempuan itu kecewa.

Walaupun ia amat membenci orang tua yang memaksanya menikah, namun ada banyak keuntungan yang ia peroleh dari kaum bangsawan yang ia nikahi.

Sanikem diajari caranya menulis dan membaca dalam bahasa Belanda.

Perempuan itu mulai diajarkan bagaimana mengelola sebuah perusahaan dan ladang yang dimiliki oleh kaum bangsawan yang menjadi suaminya tersebut.

Lama kelamaan, nama Sanikem berganti menjadi Nyai Ontosoroh yang memiliki karakter kuat dan bisa memimpin perusahaan yang suaminya jalankan.

Nyai Ontosoroh bukan hanya dapat membaca dan menulis dalam bahasa Belanda tanpa cela, ia juga menjadi Ibu berdaya bagi Robert dan Annelies Mellema.

Nyai Ontosoroh dapat bersolek dengan necis layaknya priyayi, meski darah biru tak pernah mengalir dalam dirinya.

Nyai Ontosoroh memiliki peran yang berpengaruh bagi hidup Minke, tokoh utama dalam Tetralogi Pulau Buru. Minke kemudian menjadi menantu Nyai Ontosoroh, karena menikahi Annelies Mellema, putri bungsunya.

Namun, tiba-tiba konflik terjadi saat Herman Mellema, suami Nyai Ontosoroh tewas dibunuh.

Status Herman sebagai penguasa dan pemilik pabrik pun goyah. Nyai Ontosoroh menyadari dirinya hanya gundik yang tidak memiliki hak sedikit pun untuk memiliki perusahaan termasuk atas anak kandungnya sendiri.

Akan tetapi, Nyai Ontosoroh tak mau menyerah begitu saja. Perempuan itu lantas bangkit melawan untuk mempertahankan haknya bersama Minke, menantunya.

Hanya saja, apa daya. Sekuat apa pun Minke dan Nyai Ontosoroh melawan, Nyai Ontosoroh hanya seorang Nyai. Perempuan itu benar-benar tak berkutik di hadapan hukum kolonial Belanda yang berlaku saat itu.

Perjuangan Nyai Ontosoroh dan Minke kandas. Mereka kalah di hadapan peradilan kolonial Belanda.

Annelies Mellema harus tinggal bersama keluarganya di Belanda. Minke suaminya sendiri pun tak mampu berbuat banyak.

Semua orang melepas kepergian Annelies dengan duka. Nyai Ontosoroh sudah tak memiliki apa-apa lagi, begitu juga dengan Minke.

Melalui pemaparan dalam novel Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer menggambarkan tokoh Nyai Ontosoroh dengan sangat apik.

Bisa dibilang ini menjadi salah satu novel yang berhasil menyuarakan isu gabungan dan ideologis terhadap perempuan yang tengah memperjuangkan haknya dalam beberapa bidang sekaligus.

Nyai Ontosoroh memperjuangkan diri dan haknya di bidang ekonomi, hukum, politik dan kehidupan sosial dalam dampak kolonialisme pada saat itu.

Kelebihan Buku Bumi Manusia

Jika hendak melihat dari sisi penulisan, novel Bumi Manusia tentu saja sangat bagus. Setiap peristiwa yang ditulis di dalamnya sangat selaras dan penuh arti.

Di masing-masing bab juga diceritakan dengan pembabakan gamblang meskipun sesekali terjadi perubahan sudut pandang orang pertamanya, seperti dari Minke ke Annelise, kemudian berubah menuju Nyai Ontosoroh.

Akan tetapi, terlepas dari itu, jalan cerita dalam Bumi Manusia tetap mudah dipahami.

Bahkan, membaca novel ini dapat menambah wawasan akan perkembangan dan pertumbuhan pada tiap karakter atau tokoh dalam cerita.

Dengan kata lain, sebagai pembaca, kamu dapat mengetahui dan memahami dari berbagai sudut pandang si tokoh utama cerita tersebut.

Hal ini ditandai ketika Nyai Ontosoroh sebagai sudut pandang orang pertama yang menjelaskan secara apik bahwa dirinya dihinakan oleh adat Jawa dan hidupnya tidak lain berdasarkan kehendak ayahnya yang harus ia turuti, hingga kemudian dirinya dapat tinggal bersama orang Eropa meski tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah di hadapan negara.

Kekurangan Buku Bumi Manusia

Di balik semua keunggulan novel yang ditulis oleh Pram di atas, tentu ada sisi kekurangannya meski tentu saja minor.

Hal tersebut ditandai dengan ada banyak sekali istilah-istilah atau kaidah bahasa yang kurang akrab di telinga atau dalam kehidupan para pembaca di zaman modern.

Sehingga jika pembaca enggan untuk riset singkat, maka ada kemungkinan pembacanya akan mengalami kesukaran dalam memaknai istilah atau kaidah bahasa yang ada di dalam cerita novel Bumi Manusia ini.

Mungkin karena buku ini mengambil latar di zaman kolonial Belanda. Meski demikian, moral cerita dan pelajaran positif yang dituliskan oleh Pram dalam novel ini tidak bisa dianggap biasa.

Novel Bumi Manusia sangat layak dibaca dan dinikmati, bahkan sampai saat ini.

Tambahan Contoh Resensi Novel Sang Pemimpi

Selain contoh resensi novel Bumi Manusia di atas, Mamikos juga punya tambaha contoh resensi novel lain yakni miliknya Andrea Hirata, Sang Pemimpi.

Seperti apa resensi novel Sang Pemimpi tersebut? Kamu bisa menyimak pada pemaparan resensi sebagai berikut ini.

Identitas Novel

  • Judul Buku: Sang Pemimpi
  • Penulis: Andrea Hirata
  • Tebal Buku: 292 halaman
  • Penerbit: PT. Bentang Pustaka
  • Tahun Terbit: 2008

Sinopsis

Novel karya Andrea Hirata satu ini mengisahkan tentang kehidupan tiga anak Melayu Belitong bernama Arai, Ikal, dan Jimbron. Kehidupan ketiga pemuda itu penuh dengan perjuangan, liku, dan tantangan.

Namun ketiga pemuda tanggung itu yakin dengan kekuatan cinta dan rasa percaya terhadap kekuatan mimpi dan kekuasaan Tuhan, apa pun akan mereka taklukkan.

Ketiganya duduk di bangku SMA dan bekerja paruh waktu menjadi kuli ikan untuk bertahan hidup.

Di sebuah SMA Negeri Bukan Main, ada seorang kepala sekolah yang baik dan bijaksana yang bernama Pak Balia.

Selain itu, ada tokoh antagonis yang ditakuti para siswa bernama Pak Mustar. Beliau menjadi demikian galak karena konon anaknya sendiri tidak diterima di SMA Negeri Bukan Main.

Ikal, Jimbron, dan Arai pernah melanggar peraturan sekolah karena mereka menonton film di bioskop. Atas pelanggaran tersebut, ketiganya dihukum oleh Pak Mustar.

Mereka bertiga diminta untuk berakting membersihkan WC di lapangan sekolah.

Arai dan Ikal sebenarnya memiliki ikatan persaudaraan. Ketika Arai duduk di bangku kelas 1 SD, ibunya meninggal. Lalu saat duduk di bangku kelas 3 ayahnya juga meninggal.

Kelebihan

Di dalam novel Sang Pemimpi terkandung nilai moralitas dan sosialisme. Alur cerita novel ini menarik sehingga mudah dimengerti dan menginspirasi para pembaca.

Kekurangan

Andrea Hirata selaku penulis seolah tidak mau memberikan waktu yang jelas dan pasti kapan Indonesia mengalami pemerintahan tersebut, sehingga timbullah rasa penasaran.

Contoh resensi novel Bumi Manusia singkat karya Pramoedya Ananta Toer di atas harus Mamikos sudahi dulu sampai di sini.

Semoga saja contoh resensi novel Bumi Manusia singkat karya Pramoedya Ananta Toer yang sudah Mamikos jabarkan di atas dapat menjadi inspirasi dan wawasan baru yang bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta