Contoh Soal Hukum Faraday 1 dan 2 beserta Jawabannya Lengkap untuk Bahan Belajar
Contoh Soal Hukum Faraday 1 dan 2 beserta Jawabannya Lengkap untuk Bahan Belajar – Pada pelajaran Kimia, kita dikenalkan dengan salah satu konsep penting yaitu Hukum Faraday 1 dan 2.
Singkatnya, ini merupakan salah satu prinsip dasar elektromagnetisme yang dikemukakan oleh Michael Faraday.
Nah, pada artikel kali ini Mamikos akan membahas beberapa contoh soal Hukum Faraday 1 dan 2 lengkap beserta jawabannya sehingga kamu bisa makin paham mengenai Hukum Faraday. Simak selengkapnya artikel berikut ini!
Ringkasan Hukum Faraday 1 dan 2
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelum mulai mengerjakan contoh soal, ada baiknya kita mengulas kembali Hukum Faraday 1 dan 2. Ulasan singkat ini akan membantu kamu mengingat kembali penjelasan mengenai Hukum Faraday yang telah dipelajari di kelas, sehingga lebih siap dalam memahami dan mengerjakan contoh soal-soal.
Sejarah Hukum Faraday
Hukum Faraday pertama kali muncul ketika Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris, berhasil menemukan induksi elektromagnetik pada tahun 1831.
Penemuan ini dianggap sebagai salah satu terobosan penting karena berhasil menjelaskan prinsip dasar elektromagnetisme yang dapat digunakan untuk menghasilkan arus listrik secara terus menerus.
Faraday sendiri yang mendemonstrasikan bagaimana medan magnet bisa menggerakkan arus listrik, yang kemudian menjadi dasar bagi perkembangan teknologi listrik modern.
Sejarah Hukum Faraday berawal dari penemuan Michael Faraday, seorang ilmuwan Inggris, yang menemukan induksi elektromagnetik pada tahun 1831.
Penemuan ini menjadi salah satu yang paling penting karena memberikan dasar teori elektromagnetisme, yang menjelaskan bagaimana medan magnet dapat menghasilkan arus listrik secara terus menerus.
Saat itu, Faraday sendiri menunjukkan bagaimana hal ini bekerja, yang kemudian menjadi dasar perkembangan inovasi di bidang listrik.
Setelah kesuksesannya di bidang elektromagnetik, Faraday juga melakukan percobaan dalam kimia. Pada tahun 1834, ia menemukan hubungan antara jumlah listrik yang digunakan dengan massa zat yang terbentuk di katode dan anode selama proses elektrolisis. Temuannya ini kemudian dirumuskan menjadi Hukum Faraday.
Selain itu, Faraday juga memperkenalkan dua hukum yang menjadi dasar elektrokimia, yaitu Hukum Faraday 1 dan Hukum Faraday 2. Ia juga memperkenalkan banyak istilah kimia yang kita kenal hingga sekarang, seperti elektroda, elektrolit, anoda, dan katoda.
Hingga saat ini, hukum-hukum Faraday digunakan dalam berbagai industri, terutama yang berkaitan dengan listrik dan kimia.
Hukum Faraday
Hukum Faraday menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan medan magnet di sekitar sebuah kumparan kawat, maka arus listrik akan terbentuk di dalam kawat tersebut. Hukum ini dibagi menjadi dua atau Hukum Faraday 1 dan 2 dengan rumus yang masing-masing berbeda.
Hukum Faraday 1
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa Hukum Faraday 1 dan 2 memiliki bunyi hukum dan rumus yang berbeda. Adapun bunyi Hukum Faraday 1 yaitu :
“Massa dengan zat yang dilepaskan selama elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan”
Dari penjelasan Hukum Faraday 1, dapat dipahami bahwa semakin besar muatan listrik yang mengalir (disimbolkan dengan Q), maka semakin banyak massa zat (W) yang dihasilkan atau diuraikan pada elektroda.
Jadi, jumlah massa produk yang terbentuk akan bertambah seiring dengan peningkatan muatan listrik. Hukum Faraday 1 dapat ditulis dalam rumus :
W = (e × i × t) / F
di mana :
(W) adalah massa zat, (e) adalah massa ekuivalen zat, (i) adalah arus listrik, (t) adalah Waktu, dan (f) adalah konstanta Faraday.
Hukum Faraday 2
Bunyi dari Hukum Faraday 2 yaitu : “Massa zat yang dilepaskan pada elektrolisis berbanding lurus dengan massa ekuivalen zat itu”
Jika beberapa sel elektrolisis dihubungkan secara seri, artinya mereka dialiri arus listrik yang sama (dengan jumlah muatan listrik yang sama pula), maka massa zat yang terbentuk di masing-masing sel akan sebanding dengan massa ekuivalen dari masing-masing zat tersebut.
Dengan kata lain, zat yang memiliki massa ekuivalen lebih besar akan menghasilkan massa produk yang lebih besar pula. Hukum Faraday 2 dapat dirumuskan sebagai :
di mana :
W₁ dan W₂ adalah massa zat yang dihasilkan, sementara e₁ dan e₂ adalah massa ekuivalen masing-masing zat.
Contoh Soal Hukum Faraday 1 dan 2 Beserta Jawabannya
Setelah menyimak ringkasan materi Hukum Faraday di atas, berikut ini beberapa contoh soal Hukum Faraday 1 dan 2 yang telah Mamikos rangkum dari berbagai sumber yang bisa kamu pelajari agar makin paham cara menerapkan rumusnya dengan baik dan benar :
- Hitunglah massa tembaga yang dapat dibebaskan oleh arus 10 ampere yang dialirkan selama 965 detik ke dalam larutan CuSO4!
A. 3,175 gram
B. 3,715 gram
C. 3,015 gram
D. 3.150 gram
Kunci jawaban : A. 3,175 gram
- Pada elektrolisis larutan CuSO4, sel dialiri arus sebesar 772 A selama 100 detik. Hitunglah massa endapan CU dan volume O2 yang dihasilkan pada elektrolisis pada keadaan RTP!
A. 4,0 L
B. 4,8 L
C. 5,8 L
D. 5,0 L
Kunci jawaban : B. 4,8 L
- Lelehan AI203 dielektrolisis dengan dialiri arus sebesar 100 A. Berapakah massa aluminium yang diperoleh jika elektrolisis terjadi selama 200 detik?
A. 1,5 g
B. 1,8 g
C. 2,0 g
D. 2,2 g
Kunci jawaban : B. 1,8 g
- Jumlah faraday untuk mereduksi ion Ca2+ sebanyak 12 gram adalah?
A. 0,3 Faraday
B. 0,6 Faraday
C. 1,2 Faraday
D. 1,8 Faraday
Kunci jawaban : B. 0,6 Faraday
- Pada elektrolisis dengan elektroda karbon dihasilkan endapan Cu sebanyak 12,7 gram dengan arus listrik yang digunakan sebesar 4 A. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk elektrolisis tersebut?
A. 120 menit
B. 130 menit
C. 150 menit
D. 160 menit
Kunci jawaban : D. 160 menit
- Larutan Cu dapat membebaskan 7,95 gram logam Cu jika dialirkan sejumlah arus listrik. Berapa Ag yang dibebaskan dari larutan Ag+ jika dialirkan dengan jumlah arus listrik yang sama?
A. 25,5 gram
B. 26,5 gram
C. 27,05 gram
D. 28,5 gram
Kunci jawaban : C. 27,05 gram
- Berapakah massa logam perak yang diendapkan jika arus listrik sebesar 5 ampere dialirkan ke dalam larutan AgNO3 selama 10 menit?
A. 3300 gram
B. 3360 gram
C. 3400 gram
D. 3450 gram
Kunci jawaban : B. 3360 gram
- Ke dalam 100 ml larutan CuCl2 2M dilirkan arus sebesar 10 ampere. Berapakah Waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan semua ion tembaga?
A. 3.600 detik
B. 3.800 detik
C. 3.860 detik
D. 4.000 detik
Kunci jawaban : C. 3.860 detik
- Arus sebesar 9.650 coulomb dialirkan ke dalam larutan NaCl. Berapakah volume gas CL2 yang dibebaskan di anode pada suhu 0,1 atm?
A. 11,5 L
B. 12,0 L
C. 12,2 L
D. 13,0 L
Kunci jawaban : C. 12,2 L
Soal 10 dan 11
- Ke dalam larutan CuSO4 dialirkan listrik sebesar 4 ampere selama 300 sekon.
Berapakah gram massa Cu yang dihasilkan di katode?
A. 200 gram
B. 394,7 gram
C. 450 gram
D. 500 gram
Kunci jawaban : B. 394,7 gram
- Berapakah volume gas O₂ yang dihasilkan di anode jika diukur pada tekanan dan temperatur tertentu?
A. 10 L
B. 12 L
C. 16,53 L
D. 20 L
Kunci jawaban : C. 16,53 L
- Jika arus listrik dialirkan melalui larutan AgNO₃ dan NiCl₂ yang disusun secara seri, maka terbentuk endapan perak (Ag) sebanyak 27 gram. Berapakah massa endapan nikel (Ni) yang dihasilkan?
A. 5,0 gram
B. 6,5 gram
C. 7,34 gram
D. 8,0 gram
Kunci jawaban : C. 7,34 gram
- Sejumlah arus dapat mengendapkan 1,56 gram perak dari larutan AgNO3. Jika arus yang sama dialirkan selama selang waktu yang sama ke dalam lelehan AlCl3, berapa gram aluminium yang dapat diendapkan?
A. 0,12 gram
B. 0,13 gram
C. 0,14 gram
D. 0,15 gram
Kunci jawaban : B. 0,13 gram
- Berapa gram kalsium yang dapat dihasilkan dari elektrolisis lelehan CaCl2 dengan elektroda grafit selama satu jam jika digunakan arus 10 A?
A. 6,8 gram
B. 7,46 gram
C. 8,0 gram
D. 8,5 gram
Kunci jawaban : B. 7,46 gram
- Apabila dalam rangkaian elektrolisis di atas terbentuk endapan tembaga (Cu) sebesar 5 gram, berapa gram perak (Ag) yang mengendap pada elektrode?
A. 12 gram
B. 15 gram
C. 17 gram
D. 19 gram
Kunci jawaban : C. 17 gram
- Sebuah larutan CuSO₄ dielektrolisis dengan arus 5 ampere selama 30 menit. Berapakah massa tembaga (Cu) yang dihasilkan pada katode? (Cu = 63,5 g/mol, F = 96.500 C/mol)
A. 2,48 gram
B. 3,97 gram
C. 4,95 gram
D. 6,36 gram
Kunci jawaban : B. 3,97 gram
- Pada elektrolisis larutan AgNO₃, 2,16 gram perak (Ag) diendapkan. Jika massa molar Ag = 108 g/mol, berapa banyak muatan listrik yang digunakan selama elektrolisis tersebut? (F = 96.500 C/mol)
A. 2.000 C
B. 4.000 C
C. 6.000 C
D. 8.000 C
Kunci jawaban : B. 4.000 C
- Jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan AgNO₃ dan CuSO₄ yang disusun seri, sehingga 10 gram perak (Ag) mengendap, berapakah massa tembaga (Cu) yang diendapkan? (Ag = 108 g/mol, Cu = 63,5 g/mol)
A. 2,93 gram
B. 4,70 gram
C. 5,87 gram
D. 6,45 gram
Kunci jawaban : A. 2,93 gram
- Sebuah larutan AlCl₃ dielektrolisis menggunakan arus listrik sebesar 15 ampere selama 2 jam. Berapakah massa aluminium (Al) yang diendapkan? (Al = 27 g/mol, valensi Al = 3, F = 96.500 C/mol)
A. 5,05 gram
B. 10,1 gram
C. 15,2 gram
D. 20,2 gram
Kunci jawaban : C. 15,2 gram
- Apabila 2,16 gram perak diendapkan pada elektroda selama elektrolisis, berapakah massa zat seng (Zn) yang diendapkan jika larutan ZnCl₂ dialiri arus yang sama? (Zn = 65,4 g/mol, Ag = 108 g/mol, valensi Zn = 2)
A. 0,66 gram
B. 1,32 gram
C. 2,64 gram
D. 3,96 gram
Kunci jawaban : A. 0,66 gram
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai Contoh soal Hukum Faraday 1 dan 2 beserta jawabannya lengkap untuk bahan belajar. Dengan menyimak penjelasan dan mengerjakan latihan soal di atas, kamu dapat memahami soal hukum Faraday 1 dan 2.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasanmu tentang Hukum Faraday. Jika kamu mencari informasi tambahan atau artikel bermanfaat lainnya, jangan ragu untuk mengunjungi blog Mamikos. Temukan berbagai informasi dan tips menarik lainnya di sana.
FAQ
Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi kimia dan aliran listrik. Ini melibatkan konversi energi kimia menjadi energi listrik melalui sel elektrokimia, serta pemahaman reaksi redoks yang terjadi pada antarmuka elektroda.
Reaksi kimia adalah proses di mana zat-zat yang terlibat mengalami perubahan dalam struktur dan komposisinya menghasilkan zat baru. Bisa dikatakan bahwa reaksi kimia terjadi saat atom-atom dalam zat berinteraksi dan membentuk ikatan baru atau memutuskan ikatan yang sudah ada.
Asam dan basa adalah dua kategori zat kimia yang memiliki sifat-sifat khas, seperti kemampuan memberikan atau menerima proton (teori Brønsted-Lowry) atau memainkan peran dalam perubahan warna indikator (teori Lewis).
Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari senyawa-senyawa kimia yang umumnya tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen.
Termokimia adalah cabang kimia yang mempelajari hubungan antara perubahan energi dan perubahan suhu yang terjadi selama reaksi kimia. Termokimia mencakup pengukuran dan analisis perubahan energi termal dalam reaksi kimia, termasuk apakah reaksi tersebut melepaskan energi (reaksi eksotermik) atau menyerap energi (reaksi endotermik).
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: