Contoh Teks Negosiasi di Sekolah antar Teman dan Guru beserta Strukturnya Lengkap

Ingin tahu contoh-contoh teks negosiasi di sekolah antar teman dan guru? Simak artikel tentang contoh dan strukturnya berikut ini.

22 Januari 2025 Lailla

Contoh Teks Negosiasi di Sekolah: Tugas Akhir Semester dari Guru

Libur akhir semester akan segera tiba. Untuk mengisi waktu, seorang guru akan memberi penugasan bagi siswa-siswinya.

Guru juga melakukan negosiasi dengan guru lainnya agar penugasan yang diberikan tidak tumpang tindih dan bisa membuat siswa tetap produktif.

Guru 1: Selamat siang, Pak. Libur akhir semester tinggal satu minggu lagi. Apakah Bapak ingin memberikan tugas bagi siswa?

Guru 2: Selamat siang. Iya, untuk penugasan sudah saya rencanakan. Kebetulan mata pelajaran biologi semester ini menyangkut metamorfosis. Bagaimana dengan mata pelajaran yang Ibu ampu?

Guru 1: Pada mata pelajaran fisika materinya tekanan. Saya ingin memberikan penugasan siswa berupa praktik mandiri dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya.

Guru 2: Saya juga berencana begitu. Kemudian siswa akan membuat laporan hasil pengamatannya.

Guru 1: Kalau tugas biologi dan fisika sama, apakah siswa tidak keberatan? Bagaimana jika tugas mata pelajaran kita dibedakan, Pak?

Guru 2: Berarti saya harus membuat ulang konsep penugasannya?

Guru 1: Iya, Pak. Agar siswa tidak bosan mengerjakan tugas di lapangan perlu divariasi. Jika konsep pemberian tugasnya sama, saya khawatir siswa akan malas dan cenderung mengerjakan saat tugas akan dikumpulkan.

Guru 2: Baiklah kalau begitu. Saya akan mengubah skema penugasannya. Untuk tugas biologi, saya akan meminta siswa tetap mengamati binatang di sekitarnya. Namun, bentuk pelaporannya tidak tertulis tetapi dengan video.

Guru 1: Kalau begitu penugasan saya tetap dengan pengamatan yang laporannya ditulis tangan

Guru 2: Berarti kita sudah sepakat dengan penugasannya ya, Bu.

Guru 1: Iya, Pak. Terima kasih.

Contoh Teks Negosiasi di Sekolah: Pembelajaran di Luar Kelas

Pembelajaran di sekolah yang berlangsung di ruang kelas terkadang membuat siswa bosan dan ingin mencari suasana baru.

Suatu hari, ketua kelas mewakili siswa yang lain melakukan negosiasi dengan guru agar diizinkan menjalani pelajaran di luar kelas.

Ketua kelas: Selamat siang, Pak. Saya mewakili teman-teman bermaksud menyampaikan aspirasi.

Guru: Iya, Rudi. Apakah ada masalah yang terjadi di kelas?
Ketua kelas: sebenarnya tidak, Pak. Tetapi hampir sebagian besar mata pelajaran yang diajarkan di kelas X dilakukan di dalam ruangan kecuali olahraga. Kami sebagai siswa sedikit bosan, apalagi jeda antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain tidak terlalu lama.

Guru: Begini, Rudi. Kurikulum di sekolah kita sudah ditetapkan sejak awal. Jadi, Bapak tidak bisa mengubahnya sesuka hati
Ketua kelas: Apa tidak bisa dipertimbangkan, Pak? Mengingat semester satu baru dimulai dan kami harus tetap fokus di kelas. Kalau teman-teman bosan, pelajaran yang diajarkan bisa kurang maksimal. Apalagi kondisi kelas kami di gedung paling belakang di pojok yang terkadang lembap serta berisik.

Guru: Begitu, ya. Bapak tidak bisa berjanji akan segera menyetujui aspirasi kalian. Tetapi Bapak akan berusaha membicarakannya bersama wakil kurikulum dan kepala sekolah. Lagipula, jika ada salah satu kelas yang belajar di luar ruangan, kelas yang lain juga perlu menyesuaikan.

Ketua kelas: Iya, Pak. Atau mungkin hanya beberapa mata pelajaran saja yang di luar ruangan, seperti bahasa Inggris, bahasa Jawa, dan mata pelajaran yang tidak memerlukan papan tulis atau LCD.

Guru: Ide bagus. Kalau mata pelajaran biologi dan fisika sepertinya memang tidak memungkinkan. Apalagi kamu tahu kalau ada banyak gambar yang perlu disampaikan agar siswa semakin paham.

Ketua kelas: Iya, Pak. Kalau begitu saya mohon aspirasi teman-teman bisa diteruskan agar belajar kami bisa maksimal.

Guru: Ya, silakan kembali ke kelas. Sampaikan pada teman-temanmu kalau pendapat mereka akan Bapak sampaikan ke atas.

Ketua kelas: Terima kasih, Pak

Guru: Sama-sama

Close