39 Contoh Zat Aditif Alami dan Buatan pada Makanan beserta Perbedaan dan Penjelasannya

39 Contoh Zat Aditif Alami dan Buatan pada Makanan beserta Perbedaan dan Penjelasannya – Setiap makanan dan minuman yang kamu konsumsi ternyata tidak sedikit yang diberikan bahan tambahan, lho.

Bahan tambahan tersebut disebut dengan zat aditif yang bertujuan untuk memperkuat rasa maupun daya tahan makanan dan minuman.

Zat aditif terbagi menjadi dua jenis, yaitu alami dan buatan. Agar kamu bisa membedakan keduanya, berikut Mamikos akan membahas tentang berbagai contoh zat aditif alami dan buatan di artikel ini.

Apa itu Zat Aditif?

Canva/@Michael Abramov

Penting untuk diingat bahwa zat aditif berbeda dari zat adiktif, lho. Apabila zat adiktif menimbulkan kecanduan atau ketergantungan, maka zat aditif adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk tujuan tertentu.

Misalnya seperti meningkatkan rasa, warna, tekstur, atau memperpanjang masa penyimpanannya. Zat ini biasanya tidak dimaksudkan sebagai bahan utama, tetapi berfungsi untuk memperbaiki kualitas atau sifat produk makanan.

Beberapa contoh zat aditif yaitu:

  • Pengawet: Mencegah pembusukan atau pertumbuhan mikroba pada makanan, misalnya natrium benzoat.
  • Pemanis buatan: Menambah rasa manis tanpa kalori tinggi, seperti aspartam atau sakarin.
  • Pewarna: Memberikan warna yang lebih menarik, seperti tartrazine untuk warna kuning.
  • Pengemulsi: Membantu menyatukan bahan yang biasanya tidak bisa bercampur, seperti minyak dan air dalam margarin.

Zat aditif ini harus diatur penggunaannya untuk memastikan keamanan konsumen, karena jika berlebihan bisa menimbulkan efek samping atau bahaya kesehatan.

Jenis-jenis Zat Aditif

Zat aditif dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Agar lebih mudah dipahami, yuk simak penjelasan tentang dua jenis zat aditif di bawah ini sebelum Mamikos berikan berbagai contoh zat aditif alami dan buatan.

1. Zat Aditif Alami 

Zat aditif alami adalah bahan yang berasal dari sumber-sumber alam tanpa melalui proses kimia yang kompleks. Bahan-bahan ini biasanya diambil langsung dari tumbuhan, hewan, atau mineral, dan tidak mengalami banyak perubahan saat digunakan dalam makanan.

Dikarenakan zat aditif alami terbuat dari berbagai sumber daya alam dan makhluk hidup, maka zat aditif alami sering dianggap lebih aman dan lebih ramah lingkungan.

2. Zat Aditif Buatan 

Sebaliknya, zat aditif buatan adalah bahan kimia sintetis yang dibuat melalui proses industri dan tidak ditemukan secara langsung di alam. Zat ini dirancang khusus untuk tujuan tertentu dalam industri makanan, seperti memperpanjang masa simpan, meningkatkan tekstur, atau memberikan warna dan rasa yang lebih kuat.

Zat aditif buatan sering kali lebih murah dan lebih mudah diproduksi secara massal daripada bahan alami, tetapi penggunaannya harus diawasi ketat untuk menghindari dampak buruk bagi kesehatan.

Contoh Zat Aditif Alami dan Buatan pada Makanan

Nah, pada makanan atau minuman yang kamu konsumsi terkadang memerlukan contoh zat aditif alami dan buatan yang ditambahkan agar rasa semakin lezat.

Apa saja sih contoh zat aditif alami dan buatan yang terdapat pada makanan maupun minuman?

Contoh Zat Aditif Alami

Berikut beberapa contoh zat aditif alami beserta penjelasan sumber dan fungsinya pada makanan:

1. Asam Sitrat 

Contoh zat aditif alami ini ditemukan dalam buah jeruk seperti lemon dan jeruk nipis. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet alami serta penambah rasa asam dalam makanan seperti minuman ringan dan permen.

2. Garam 

Garam yang diperoleh dari laut atau tambang digunakan sebagai pengawet tradisional dan penambah rasa. Garam efektif untuk mengawetkan daging dan ikan, serta meningkatkan cita rasa berbagai masakan yang kamu nikmati.

3. Gula 

Selain itu, terdapat gula yang diambil dari tebu, bit gula, atau jagung, dan memberikan rasa manis. Selain itu gula juga berperan sebagai pengawet alami, terutama dalam pembuatan selai dan sirup karena mampu menghambat pertumbuhan mikroba.

4. Cuka 

Hasil fermentasi etanol dari buah atau biji akan menghasilkan cuka yang digunakan sebagai pengawet alami dan pemberi rasa asam dalam acar dan saus.

5. Lecithin 

Zat aditif alami berupa lecithin diperoleh dari kuning telur atau biji kedelai. Lecithin bertindak sebagai pengemulsi yang membantu mencampur bahan yang tidak bisa menyatu seperti air dan minyak sehingga sering digunakan dalam cokelat dan margarin.

6. Beta Karoten 

Ditemukan dalam wortel dan sayuran oranye lainnya yang memberikan warna oranye alami serta digunakan dalam produk seperti margarin atau saus.

7. Antosianin 

Contoh zat aditif alami lainnya ditemukan dalam buah beri dan anggur yang disebut dengan antosianin. Zat tersebut akan memberikan warna merah, biru, atau ungu alami pada makanan seperti selai dan minuman.

8. Kurkumin 

Satu lagi zat aditif alami pewarna, yaitu kurkumin yang terdapat dari ekstrak kunyit. Kurkumin dapat memberikan warna kuning alami pada makanan seperti bumbu masakan, mi instan, atau kue.

9. Pektin 

Kamu dapat menemukan pektin dalam kulit buah jeruk dan apel, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pengental alami dalam selai dan jeli. Pektin juga memberikan tekstur yang kental dan stabil.

10. Minyak Atsiri 

Minyak atsiri diperoleh dari berbagai tanaman seperti kayu manis atau jahe yang dapat digunakan sebagai penambah aroma alami pada makanan dan minuman.

11. Vanili

Rasa vanila yang kamu rasakan didapat dari ekstrak  biji vanili alami yang digunakan sebagai pemberi aroma dan rasa dalam makanan penutup seperti es krim, kue, maupun minuman manis lainnya.

12. Asam Askorbat (Vitamin C) 

Contoh lainnya terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk dan stroberi yang disebut sebagai asam askorbat.

Zat aditif alami tersebut digunakan sebagai antioksidan alami yang membantu mencegah oksidasi dan perubahan warna pada buah atau sayuran yang diproses, serta meningkatkan daya tahan makanan.

13. Gelatin 

Gelatin dihasilkan dari kolagen hewan dari tulang dan kulit. Fungsinya adalah sebagai pengental atau penggumpal alami yang digunakan dalam pembuatan permen kenyal, marshmallow, atau makanan penutup seperti puding.

14. Guar Gum 

Guar gum diekstrak dari biji tanaman guar dan digunakan sebagai pengental serta penstabil alami dalam produk makanan seperti es krim, saus, dan dressing salad.

15. Tanin 

Ditemukan dalam kulit buah anggur, teh, dan beberapa jenis kacang. Tanin digunakan sebagai zat pengikat alami yang dapat menambah rasa dan mencegah kerusakan pada anggur atau teh.

16. Stevia 

Stevia digunakan sebagai pemanis pengganti gula yang lebih rendah kalori. Nah, stevia ini diperoleh dari daun tanaman Stevia rebaudiana yang diolah dan sering digunakan dalam makanan maupun minuman diet.

17. Agar-Agar 

Selain rumput laut merah, rumput laut juga dapat diolah dan menghasilkan zat pengental dan pembentuk gel alami untuk membuat jelly maupun puding.

18. Karamel 

Meskipun tidak secara langsung didapat dari tumbuhan maupun hewan, karamel juga termasuk dalam contoh zat aditif alami. Karamel dibuat dari pemanasan gula alami yang dapat digunakan sebagai pewarna dan pemanis alami dalam minuman atau permen.

19. Paprika Oleoresin 

Terdapat banyak sekali pewarna yang didapat dari tumbuh-tumbuhan. Satu lagi contohnya adalah ekstrak dari paprika ini. Oleoresin paprika digunakan sebagai pewarna alami yang memberikan warna merah atau oranye dalam produk seperti saus, makanan ringan, dan margarin.

Contoh Zat Aditif Buatan

Pada bagian ini, Mamikos akan melanjutkan pembahasan contoh zat aditif alami dan buatan. Jika tadi berbagai zata ditif alami sudah disebutkan, kini kita akan mengenal berbagai contoh zat aditif buatan yang juga sering terdapat dalam makanan dan minuman.

1. Sodium Benzoat 

Contoh zat aditif buatan pertama adalah sodium benzoat. Zat tersebut merupakan pengawet buatan yang sering digunakan dalam minuman ringan, saus, dan produk acar untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

Selain itu, sodium benzoat akan lebih efektif dalam kondisi asam dan membantu memperpanjang masa simpan produk.

2. Aspartam 

Aspartam adalah pemanis buatan yang memiliki tingkat kemanisan 200 kali lebih tinggi dari gula, tetapi rendah kalori.

Pemanis ini sering digunakan dalam produk makanan, minuman ringan tanpa gula, permen, dan makanan rendah kalori lainnya.

3. Tartrazine (E102) 

Tartrazine merupakan pewarna buatan berwarna kuning cerah yang banyak digunakan dalam produk seperti permen, mi instan, minuman ringan, dan camilan.

4. Monosodium Glutamate (MSG) 

Selanjutnya, terdapat MSG yang pastinya tidak asing dengan zat tersebut. Biasa juga disebut dengan micin, MSG merupakan penambah rasa buatan yang meningkatkan cita rasa gurih atau umami dalam makanan.

MSG akan sering digunakan dalam makanan olahan, camilan, sup, saus, dan makanan siap saji untuk meningkatkan kenikmatan rasa.

5. Butylated Hydroxyanisole (BHA) 

BHA adalah antioksidan buatan yang digunakan untuk mencegah oksidasi dalam makanan berlemak untuk memperpanjang masa simpan makanan seperti keripik, margarin, dan daging olahan.

6. Sorbitol 

Selain aspartam, sorbitol juga digunakan dalam produk makanan rendah kalori dan bebas gula seperti permen karet, permen, dan makanan yang dipanggang. Selain itu, sorbitol juga digunakan sebagai pelembab untuk menjaga kelembutan produk.

7. Kalium Sorbat 

Contoh zat aditif buatan selanjutnya adalah kalium sorbat yang merupakan pengawet buatan. Kalium sorbat sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan ragi dalam berbagai produk seperti keju, roti, untuk mencegah produk dari pembusukan selama penyimpanan.

8. Propyl Gallate 

Demi menjaga kualitas rasa dan produk, produsen sering menggunakan propyl gallate. Zat aditif buatan ini berupa antioksidan yang digunakan untuk mencegah lemak dalam makanan dari oksidasi, terutama pada produk seperti minyak goreng, daging olahan, dan margarin.

9. Amaranth (E123) 

Pewarna merah buatan ini sering digunakan dalam produk makanan seperti minuman ringan, permen, dan makanan ringan lainnya. Amaranth diproduksi secara sintetis yang memberikan warna merah terang pada produk.

10. Sodium Nitrit 

Sodium nitrit adalah pengawet buatan yang digunakan terutama dalam daging olahan seperti sosis, ham, dan bacon. Fungsi utamanya adalah untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Clostridium botulinum, serta memberikan warna merah muda khas pada daging olahan.

11. Sukralosa 

Sama seperti aspartam, sukralosa adalah pemanis buatan yang 600 kali lebih manis daripada gula dan digunakan dalam berbagai produk rendah kalori seperti minuman ringan, permen, dan makanan ringan. Sukralosa tidak diserap oleh tubuh, sehingga tidak menambah kalori.

12. Acesulfame-K 

Acesulfame-K juga zat pemanis buatan yang stabil pada suhu tinggi dan digunakan dalam produk makanan yang dipanggang, permen karet, serta minuman ringan. Pemanis ini biasanya dipadukan dengan pemanis buatan lainnya untuk lebih meningkatkan rasa.

13. Sodium Erythorbate 

Antikosidan buatan lainnya yang digunakan untuk mencegah perubahan warna dan rasa dalam daging olahan dan produk sayuran kalengan adalah sodium erythorbate. Zat ini membantu menjaga kesegaran produk dan memperpanjang masa simpannya.

14. Carrageenan 

Meskipun berasal dari sumber alami yaitu rumput laut, karagenan melalui proses pengolahan yang rumit, sehingga menghasilkan aditif buatan. Karagenan digunakan sebagai pengental dan penstabil dalam produk susu, seperti es krim dan yogurt.

15. Butilhidroksitoluen (BHT) 

BHT biasanya ditemukan dalam produk seperti sereal, keripik, dan margarin. BHT adalah antioksidan buatan yang digunakan dalam makanan berlemak untuk mencegah oksidasi, menjaga rasa, dan memperpanjang umur simpan.

16. Sodium Stearoyl Lactylate 

Zat aditif buatan ini digunakan sebagai pengemulsi dan penstabil dalam roti, makanan olahan, dan es krim. Zat ini membantu memperbaiki tekstur dan konsistensi makanan, terutama dalam produk yang dipanggang.

17. Azodikarbonamida 

Salah satu contoh zat aditif buatan yang satu ini digunakan sebagai pemutih dan pengoksidasi dalam pembuatan roti. Azodikarbonamida akan membantu memperbaiki elastisitas adonan roti dan membuatnya lebih mudah diolah, tetapi penggunaannya masih kontroversial di beberapa negara.

18. Etil Vanili

Etil vanili adalah versi sintetis dari vanili alami dan digunakan sebagai pengganti yang lebih kuat dan lebih murah.

19. Polysorbate 80 

Polysorbate 80 adalah pengemulsi buatan yang digunakan dalam berbagai produk seperti es krim, saus, dan salad dressing untuk mencegah pemisahan minyak dari air serta menjaga tekstur yang halus.

20. Calcium Propionate 

Contoh zat aditif buatan yang terakhir adalah calcium propionate yang merupakan pengawet buatan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri pada roti, kue, serta produk makanan lainnya.

Sama seperti bahan pengawet buatan lainnya, calcium propionate membantu memperpanjang umur simpan makanan yang dipanggang.

Penutup

Meskipun zat aditif buatan dirasa lebih ekonomis dan mudah didapat, tetapi penting diingat bahwa penggunaan yang berlebihan akan meningkatkan potensi risiko kesehatan jangka panjang, lho.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan label makanan yang memiliki kandungan contoh zat aditif alami dan buatan agar sesuai dengan kebutuhanmu, ya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta