6 Daftar Nama Pahlawan sebelum Tahun 1908, Siapa Saja?

Untuk ulasan dan penjelasan nama-nama pahlawan sebelum tahun 1908 dapat kamu simak secara saksama pada artikel terbaru Mamikos berikut ini.

26 November 2023 Nana

6 Daftar Nama Pahlawan sebelum Tahun 1908, Siapa Saja? — Mungkin diantara kamu ada yang belum mengetahui siapa saja nama pahlawan Nasional sebelum tahun 1908.

Sebagai bangsa yang besar, kita patut mengenali siapa saja pahlawan bangsa. Presiden pertama kita, Ir. Soekarno pernah berkata bahwa bangsa yang besar adalah menghargai jasa-jasa pahlawan.

Oleh sebab itu, kali ini Mamikos akan memperkenalkan nama-nama pahlawan yang telah berjasa dengan cara melakukan berbagai perlawanan di daerah mereka. Yuk, simak!

Ketahui Nama-nama Pahlawan sebelum Tahun 1908

Daftar Nama Pahlawan sebelum Tahun 1908, Siapa Saja?
kuliahdimana.id

Mungkin kamu telah mengenal beberapa nama tokoh nasional di zaman perjuangan. Akan tetapi, perjuangan mereka berlangsung dalam kurun waktu yang berlainan.

Terlebih lagi mengingat zaman penjajahan oleh kolonial di Indonesia berlangsung hingga lebih dari tiga abad. Maka, sudah barang tentu ada ratusan tokoh di masa berbeda.

Perjuangan bangsa melawan para penjajah mengalami perubahan skema tersendiri. Sebelum tahun 1908, pergerakan para tokoh dilakukan secara kedaerahan.

Sedangkan era tahun 1908, pergerakan lebih bersifat nasional dengan diawali lahirnya organisasi Budi Utomo pada tahun tersebut.

Sejak saat itu, perjuangan melawan penjajah dilakukan secara bersama-sama dan bersifat nasional. Salah satu tokoh besar pada perjuangan setelah 1908 adalah Ki Hajar Dewantara.

Lantas, siapa saja tokoh bersejarah yang berperan penting melawan para penjajah di berbagai daerah sebelum tahun 1908? Berikut ini di antaranya.

1. Pangeran Diponegoro (1785 – 1855)

Pangeran Diponegoro memiliki nama lengkap Bendara Pangeran Harya Dipanegara. Ia dilahirkan di Yogyakarta tepatnya pada tanggal 11 November 1785.

Pangeran Diponegoro bukanlah orang sembarangan. Ayahnya adalah Gusti Raden Mas Suraja yang kemudian bertahta di Kesultanan Yogyakarta bergelar Hamengkubuwana III.

Pangeran Diponegoro merupakan anak dari R.A. Mangkarawati yang merupakan seorang selir. Meskipun bergelar pangeran, Diponegoro muda menolak keinginan ayahnya untuk menjadi pewaris tahta sang Sultan.

Ia beralasan karena ibunya bukanlah permaisuri melainkan selir (garwa ampeyan). Sehingga, merasa tidak layak naik tahta sebagai raja penerus sang ayah.

Perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Hindia Belanda dipicu oleh pemerintah kolonial yang memasang patok-patok di tanah pribadi miliknya di daerah Tegalrejo.

Close