4 Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya beserta Penjelasannya

4 Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya beserta Penjelasannya – Dalam perekonomian, inflasi adalah suatu fenomena yang sering terjadi. Indonesia sendiri tercatat mengalami inflasi terakhir pada September 2022 lalu. 

Pemerintah selalu berupaya menekan laju inflasi agar stabilitas ekonomi dalam negeri tetap terjaga dengan baik. Inflasi ditandai oleh adanya kenaikan harga barang/jasa secara terus-menerus dalam periode tertentu. 

Hal ini dapat menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Jika tidak diatasi secara strategis, inflasi bisa memburuk bahkan mencapai titik terparah. 

Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Getty Images Signature/MCCAIG

Secara umum, jenis inflasi terbagi menjadi empat jika ditilik berdasarkan tingkat keparahannya.

Keempatnya yaitu inflasi ringan atau merayap, inflasi sedang atau berjalan, inflasi berat atau melesat, dan hiperinflasi. Berikut adalah penjelasan selengkapnya. 

1. Inflasi Ringan (Merayap)

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yang pertama yaitu inflasi merayap atau juga dikenal dengan creeping inflation.

Kondisi ini ditandai oleh adanya kenaikan harga barang maupun jasa yang masih rendah, yaitu kurang dari 10%. 

Dalam situasi inflasi ringan, kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi terbilang lambat.

Naiknya harga barang dan jasa secara sangat lambat berarti laju kecepatan inflasi masih terkendali. Sehingga tidak berbahaya bagi perekonomian suatu negara. 

Bahkan laju inflasi yang berada di kisaran angka 2% adalah tingkat yang diinginkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dengan kata lain, inflasi tidak selalu buruk untuk perekonomian negara. 

Penyebab Inflasi Ringan

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yakni inflasi ringan disebabkan oleh sejumlah hal. Nah, berikut ini adalah beberapa penyebab creeping inflation dan jenis inflasi lainnya secara umum:

a. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu penyebab terjadinya inflasi ringan yaitu perekonomian yang bertumbuh. Upah kerja yang meningkat karena peningkatan produktivitas kerja mendorong peningkatan daya beli masyarakat. 

Kondisi ini membuat masyarakat sebagai konsumen memiliki kemampuan lebih dalam membeli barang-barang tersier. Sebagai akibatnya, permintaan bertambah tinggi. Hal tersebut membuat harga barang naik.

Sementara itu, pengusaha membuka lapangan kerja baru untuk menambah jumlah produksi barang. Dengan meningkatnya produktivitas kerja, perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang lebih baik. 

b. Meningkatnya Peredaran Uang

Penyebab jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya selanjutnya yaitu meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Terutama jika uang yang beredar jumlahnya lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan ekonomi. 

Semakin banyak uang yang beredar, maka semakin besar pula permintaan barang.

Sehingga, ini mengakibatkan harga barang dan jasa mengalami kenaikan. Inilah mengapa Bank Indonesia (BI) tidak bisa mencetak uang secara asal. 

Alih-alih memperbaiki kondisi perekonomian dalam negeri, mencetak uang secara berlebihan justru dapat mengakibatkan inflasi.

Jika tidak dikendalikan dengan benar, inflasi bisa memburuk dan mengguncang perekonomian nasional. 

c. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah juga turut menjadi penyebab terjadinya beragam jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya termasuk inflasi ringan. 

Keputusan pemerintah untuk memberlakukan kenaikan tarif tentunya akan memberikan dampak bagi berbagai sektor usaha.

Dengan kenaikan tarif baru, maka biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku hingga biaya produksi juga berubah lebih mahal. 

Hal tersebut membuat perusahaan membebankan kenaikan tarif terkait kepada konsumen, yaitu dalam bentuk kenaikan harga barang yang dibelinya. 

d. Penanganan Utang Negara

Pemerintah suatu negara tidak jarang berutang untuk mendapatkan dana segar guna membiayai pengeluaran pemerintah.

Ketika jumlah utang negara yang harus dibayarkan tinggi, salah satu caranya yaitu pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan pajak. 

Tingginya beban pajak yang harus dibayarkan membuat perusahaan menaikkan harga barang agar biaya produksi dapat tertutup.

Inilah yang memicu terjadinya berbagai jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya mulai dari ringan, sedang, hingga berat. 

e. Penurunan Nilai Tukar Mata Uang

Ketika nilai tukar rupiah turun terhadap mata uang asing, ini akan berimbas pada penurunan daya beli.

Sebab, harga barang-barang impor akan lebih mahal. Ini tidak hanya berdampak pada konsumsi masyarakat saja. 

Namun juga berdampak pada meningkatnya biaya produksi yang menggunakan bahan baku impor. Upaya untuk mengatasinya yaitu mengurangi kegiatan impor dan memperbanyak ekspor. 

Pengaruh Inflasi Ringan terhadap Bisnis

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yaitu inflasi ringan memberikan pengaruh tersendiri terhadap sektor bisnis. Pada situasi ini, pengusaha berpeluang memperoleh keuntungan maksimal. 

Sebab, kenaikan biaya produksi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan jumlah pendapatan.

Inflasi ringan juga berdampak positif bagi perekonomian nasional. Meningkatnya pendapatan nasional mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih maju. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak selamanya buruk bagi perekonomian selama terkendali dengan baik.

Namun jika laju kecepatannya tinggi hingga lebih dari 30%, maka dapat menimbulkan kekacauan ekonomi.

2. Inflasi Sedang (Berjalan)

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yang kedua yaitu inflasi sedang atau inflasi berjalan.

Ini juga kerap dikenal dengan istilah galloping inflation. Inflasi sedang ditandai dengan adanya kenaikan harga barang dan jasa dengan kecepatan 10-30% per tahun. 

Jika suatu negara mengalami inflasi sedang, maka perekonomiannya akan terganggu. Orang-orang dengan gaji tetap kemungkinan mengalami kesulitan finansial.

Sebab, naiknya harga barang dan jasa semakin tinggi, sementara pemasukannya tidak bertambah. 

Pada situasi ini, masyarakat mulai membeli barang-barang dalam jumlah banyak dan melakukan penimbunan karena khawatir harga barang akan semakin mahal di kemudian hari. 

Ini berdampak pada membludaknya permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah penawaran. Alhasil, terjadi kenaikan harga yang bertambah parah. 

Masyarakat yang tidak memiliki uang tabungan atau dana darurat adalah orang-orang yang akan sangat merasakan dampak dari kenaikan harga ini. 

Untuk itu, salah satu cara menghadapi jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yaitu inflasi sedang adalah menyiapkan dana darurat.

Idealnya, jumlah dana darurat yang perlu dipersiapkan adalah 3-6 kali pendapat bagi lajang. 

Bagi pekerja yang sudah menikah dan belum memiliki anak disarankan memiliki dana darurat minimal 6 kali pendapatannya.

Sementara pekerja yang telah berkeluarga sebaiknya memiliki dana darurat minimal 9 kali total pendapatannya.

Dana darurat bisa disimpan di rekening yang terpisah dari rekening untuk kebutuhan sehari-hari. Ada pula sebagian orang yang menyimpan dana daruratnya di reksadana pasar uang. 

Reksadana pasar uang adalah instrumen investasi yang minim risiko dan relatif aman untuk jangka pendek hingga menengah. 

3. Inflasi Berat

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yang ketiga yaitu inflasi berat atau dikenal dengan istilah high inflation.

Inflasi berat ditandai dengan adanya kenaikan harga barang dan jasa yang mencapai 30% hingga 100% per tahun. 

Pada situasi ini, masyarakat cenderung tidak mau menyimpan uang yang dimilikinya di bank.

Sebab, bunga bank lebih rendah dan tidak mampu melawan laju inflasi. Harga barang dan jasa mengalami kenaikan yang drastis pada rentang waktu singkat. 

Laju inflasi sulit dikendalikan dan menyebabkan kondisi perekonomian suatu negara kacau dan tidak stabil.

Nilai tukar mata uang negara anjlok terhadap mata uang asing. Pendapatan masyarakat yang tetap tidak mampu mengimbangi kenaikan harga barang. 

Inflasi berat sempat dialami Sri Lanka pada tahun 2022 lalu. Tercatat bahwa pada September 2022 inflasi Sri Lanka mencapai 70% yang membuat negara di Asia Selatan tersebut gagal bayar utang luar negeri. 

Masyarakat setempat mengalami kesulitan finansial sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Pada trimester pertama tahun 2023, inflasi Sri Lanka menurun tajam, yaitu di angka 33,6% per tahun pada April 2023.

4. Hiperinflasi 

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yang keempat yaitu hiperinflasi. Hiperinflasi dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana laju inflasi mengalami peningkatan yang sangat cepat dan tidak terkendali. 

Pada kondisi ini, inflasi yang terjadi mencapai lebih dari 100% per tahun atau 50-100% per bulan.

Hiperinflasi menimbulkan dampak yang luar biasa pada suatu negara yaitu perekonomian yang kacau dan membahayakan stabilitas ekonomi dalam negeri. 

Hiperinflasi di suatu negara berpengaruh terhadap naiknya harga barang dan jasa secara ekstrim dan tiba-tiba sehingga kondisi ekonomi terguncang. Akan terjadi penimbunan barang atau panic buying oleh masyarakat. 

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya ini juga akan berdampak terhadap terjunnya nilai tukar mata uang domestik secara drastis. Nilai investasi di negara tersebut mengalami penurunan tajam. 

Penyebab Hiperinflasi

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hiperinflasi di suatu negara di antaranya sebagai berikut:

a. Pencetakan Uang Berlebih Guna Menutup Defisit Anggaran Negara

Setiap negara tentunya membutuhkan anggaran untuk melaksanakan pembangunan. Sumber-sumber anggaran di antaranya berasal dari pajak yang dikenakan kepada rakyat, utang luar negeri, dan penerbitan uang. 

Namun jika uang yang dicetak jumlahnya terlalu banyak sehingga tidak seimbang dengan ketersediaan stok barang yang ada, maka nilai mata uangnya akan menurun.

Pada kondisi yang sangat parah bisa menyebabkan hiperinflasi. 

b. Kondisi Sosial Politik yang Tidak Stabil

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yakni hiperinflasi juga bisa terjadi karena situasi sosial politik yang terguncang.

Konflik dalam negeri seperti hubungan pemerintah dan masyarakat yang memburuk akan mempengaruhi stabilitas perekonomian.

Konflik internal memicu kerusuhan yang mengakibatkan rusaknya infrastruktur, fasilitas umum, dan kekacauan di mana-mana. Apabila kondisi ini berlangsung lama, perekonomian negara sulit maju.

c. Perang

Selian konflik internal dalam negeri, jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yang paling parah yaitu hiperinflasi juga bisa dialami negara yang berperang.

Jika terjadi perang, negara cenderung fokus pada peperangan. 

Sementara faktor-faktor ekonomi dan produksi menjadi terabaikan.

Sedangkan, peperangan sendiri membuat negara mengeluarkan anggaran yang sangat besar untuk membiayai persenjataan, logistik, dan lain sebagainya. 

Produktivitas di sektor riil akan menurun drastis sehingga berdampak buruk pada pendapatan dalam negeri. 

Dampak Hiperinflasi

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya yang satu ini tentunya memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian suatu negara.

Kenaikan harga yang sangat ekstrim dan cepat tidak diimbangi oleh kenaikan upah pekerja. 

Akibatnya, masyarakat tidak dapat membeli barang-barang kebutuhannya karena daya belinya merosot tajam.

Ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya berpotensi membuat kriminalitas meningkat. 

Sebagian orang akan nekat melakukan aksi penjarahan atau pencurian demi memenuhi kebutuhannya.

Masyarakat akan menarik uangnya dari bank secara besar-besaran sehingga mengakibatkan lembaga-lembaga perbankan mengalami kebangkrutan. 

Dampak hiperinflasi lainnya yaitu aktivitas impor menurun karena mahalnya barang-barang impor akibat nilai tukar mata uang yang anjlok. Inflasi tidak selalu buruk bagi suatu negara, karena inflasi menandai adanya pertumbuhan ekonomi selama lajunya terkendali.

Sedangkan, jika tidak terkendali maka akan menyebabkan berbagai jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya hingga yang paling parah.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta