12 Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Sistem Reproduksi Manusia Pria dan Wanita

12 Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Sistem Reproduksi Manusia Pria dan Wanita – Dalam proses berkembang biak, makhluk hidup seperti manusia membutuhkan sistem reproduksi dalam tubuhnya.

Organ-organ dalam sistem reproduksi ini memiliki sejumlah fungsi vital yang dapat membantu manusia untuk berkembang biak.

Untuk itu, penting bagi kita untuk mengetahui sejumlah penyakit yang dapat menyebabkan gangguan sistem reproduksi.

Berikut Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Sistem Reproduksi Manusia

niehs.nih.gov

Tahukah kamu bahwa sistem reproduksi pria dan wanita memiliki keunikan tersendiri? Masing-masing sistem reproduksi ini mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.

Meski begitu, sistem reproduksi ini dirancang guna  memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh sperma yang akan berlanjut menjadi kehamilan.

Namun, sama seperti sistem lainnya di dalam tubuh, sistem reproduksi juga bisa mengalami gangguan atau penyakit.

Karena struktur dan fungsi sistem reproduksi pria dan wanita berbeda, penyakit yang menyerang juga akan berbeda.

Penyakit pada sistem reproduksi pria dan wanita bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan hormon, bahkan kanker.

Bahkan, penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk menyebabkan masalah kesuburan, lho.

Lantas, apa saja penyakit-penyakit pada sistem reproduksi pria dan wanita? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Deretan Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

cancer.gov

Pada sistem reproduksi pria, organ yang bekerja dibagi menjadi dua kelompok, yakni organ reproduksi dalam dan luar.

Organ reproduksi dalam terdiri dari testis yang berisi tubulus seminiferous, saluran ejakulasi dan uretra, saluran pengeluaran yang terdiri dari epididimis, vas deferens, serta kelenjar aksesoris yang terdiri dari vesikaseminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.

Sementara, organ reproduksi luar terdiri dari penis dan skrotum.

Jika kesehatan sistem reproduksi pria tidak dijaga, ada beberapa penyakit yang bisa terjadi.

Penyakit ini disebabkan oleh beberapa hal, ada masalah tersebut bisa diatasi, namun terdapat pula beberapa penyakit yang membutuhkan perhatian lebih.

Nah, berikut ini beberapa penyakit pada sistem reproduksi pria yang harus kamu ketahui.

1.
Disfungsi Ereksi

Penyakit pada sistem reproduksi pria yang pertama adalah disfungsi ereksi.

Perlu kamu pahami bahwa disfungsi ereksi ini merupakan ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual.

Terkadang, disfungsi ereksi sering disebut sebagai impotensi, meskipun istilah ini sekarang lebih jarang digunakan.

Disfungsi ereksi ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi.

Misalnya seperti mengidap penyakit diabetes, kardiovaskuler, kolesterol tinggi, hipertensi, obesitas, mengalami stres, depresi, hingga kadar testosteron yang rendah.

Di samping itu, disfungsi ereksi pada pria juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan kadar hormon pada tubuh hingga bertambahnya usia.

2.
Balanitis

Salah satu gangguan sistem reproduksi pada pria lainnya adalah balanitis. Nah, balanitis ini merupakan kondisi ketika kepala penis teriritasi dan meradang.

Gangguan kesehatan tersebut rentan dialami mereka yang tidak disunat, mengidap diabetes, memiliki sensitivitas terhadap bahan kimia tertentu, hingga kurang menjaga higienitas area genital.

Balanitis juga kerap disebabkan karena adanya infeksi, baik infeksi karena perilaku seksual yang kurang baik, maupun infeksi yang ditularkan secara non-seksual.

Faktor risiko utama penyebab balanitis adalah alat kelamin yang tidak dikhitan. Setidaknya ada 1 dari 30 laki-laki yang belum dikhitan mengalami balanitis.

Biasanya, mereka yang terindikasi terkena balanitis akan merasakan beberapa gejala atau ketidaknyamanan.

Misalnya seperti keluarnya cairan yang tidak biasa dari kulup penis, otot kulup penis yang terasa tegang, kulup bengkak dan kemerahan, hingga rasa sakit atau gatal di sekitar area genital.

3.
Penyakit Peyronie

Peyronie’s disease atau penyakit Peyronie merupakan salah satu jenis gangguan sistem reproduksi yang terjadi akibat timbulnya jaringan parut pada penis.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit Peyronie.

Namun, terdapat dugaan bahwa penyakit Peyronie dipicu oleh cedera pada penis yang terjadi lebih dari satu kali, seperti saat olahraga atau berhubungan seksual.

Umumnya, Peyronie lebih sering ditemukan pada pria berusia 50 tahun ke atas. Selain itu, Peyronie rentan dialami oleh mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tersebut.

Gejala utama dari penyakit ini adalah gangguan ereksi yang menyebabkan penis tidak dapat ereksi dengan sempurna.

Selain itu, sejumlah gejala yang umum dialami oleh penderita Peyronie adalah nyeri pada penis khususnya pada saat ereksi, terdapat jaringan parut (plak) di bawah kulit penis, terdapat benjolan pada penis, bentuk penis memendek, hingga disfungsi ereksi.

4.
Prostatitis 

Prostatitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar prostat.

Berbicara soal penyebab prostatitis dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu prostatitis bakteri akut, prostatitis bakteri kronis, chronic pelvic pain syndrome, dan asymptomatic inflammatory prostatitis.

Umumnya, prostatitis disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi dapat terjadi akibat bakteri yang berada pada urine bocor atau rembes ke kelenjar prostat hingga kemudian bersarang di kelenjar prostat.

Sementara, prostatitis non bakterial dapat terjadi karena cedera atau infeksi saluran kemih, stres, peradangan atau iritasi saraf.

Pada kebanyakan kasus, prostatitis tidak bisa dicegah.

Namun, beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko terkena prostatitis bisa dicegah dengan menerapkan praktik seksual yang aman dengan menggunakan alat proteksi saat melakukan hubungan intim.

5.
Hipogonadisme

Pada pria, hipogonadisme merupakan kondisi di mana tubuh tidak menghasilkan cukup hormon testosteron.

Kondisi ini menyebabkan kelenjar seks di tubuh hanya bisa memproduksi sedikit atau sama sekali tidak menghasilkan hormon.

Padahal, hormon ini mempunyai peran yang penting, tidak hanya terkait dengan seksualitas, melainkan juga kondisi tubuh secara menyeluruh.

Jika hipogonadisme menyerang pria dewasa, maka gangguan tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan reproduksi sebagai gejalanya.

Misalnya seperti penurunan libido, penurunan fungsi organ reproduksi, gangguan produksi sperma hingga infertilitas atau kemandulan.

6.
Kriptorkismus

Penyakit lain yang juga bisa menyerang sistem reproduksi pria adalah tidak turunnya testis (undescended testicle) atau kriptorkismus.

Nah, kriptorkirmus ini adalah kondisi ketika testis tidak turun atau tertunda ke skrotum (kantong testis) saat bayi dilahirkan.

Kondisi seperti ini bisa terjadi biasanya hanya terjadi pada salah satu testis dan umumnya dialami oleh bayi yang lahir prematur.

Umumnya,
testis akan turun secara alami dalam beberapa bulan setelah bayi lahir. Namun,
pada beberapa kasus, ada beberapa bayi yang butuh penanganan medis untuk
mengatasi kondisi ini.

Penanganan kriptorkismus dapat dilakukan dengan cara operasi ataupun melalui terapi hormon.

Penanganan penting dilakukan karena kriptorkismus bisa saja menyebabkan komplikasi bila dibiarkan, mulai dari gangguan kesuburan hingga kanker testis.

Deretan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

static.vecteezy.com

Sistem reproduksi pada wanita memiliki fungsi yang beragam dan saling berkaitan satu sama lain.

Terdiri dari organ luar dan dalam, sistem reproduksi wanita terdiri dari beberapa bagian untuk mendukung proses reproduksi berjalan dengan lancar dan baik.

Secara garis besarnya, sistem reproduksi pada wanita terbagi menjadi dua, yaitu eksternal dan internal.

Pada eksternal, terdapat klitoris, labia mayora dan minora, mons pubis, dan orificium vagina. Sementara pada internal, ada vagina, rahim, serviks, ovarium, dan tuba falopi.

Organ reproduksi pada wanita bisa berfungsi baik apabila memiliki anatomi atau struktur yang normal dan juga dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi demi kelancaran siklus menstruasi.

Sebagai seorang wanita, tentu penting sekali untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi agar dapat terhindar dari penyakit-penyakit yang tidak diinginkan.

Namun pada kenyataannya, ada berbagai penyakit yang seringkali menyerang sistem reproduksi wanita hingga saat ini. Apa saja penyakit-penyakitnya?

1.
Endometriosis

Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang paling sering ditemui adalah endometriosis. Perlu kamu ketahui bahwa endometriosis merupakan kondisi yang sering ditemui pada wanita.

Kondisi ini terjadi ketika lapisan jaringan di rahim tumbuh di organ atau bagian tubuh lain, misalnya di ovarium, usus, dan pada jaringan yang melapisi panggul.

Karena pengaruh hormonal dalam siklus menstruasi menyebabkan jaringan yang salah tempat tadi menjadi meradang atau nyeri dan membesar hingga membentuk kista.

Pertumbuhan jaringan ini bisa berujung menyebabkan masalah kesuburan akibat perlengketan, nyeri haid yang berat, nyeri saat bersanggama dan BAB, benjolan perut yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Rasa sakit umumnya ditemukan pada daerah perut, punggung bawah, atau daerah panggul.

Beberapa wanita ada pula yang tidak merasakan gejala sama sekali. Umumnya, endometriosis menyerang wanita di usia 30–40 tahunan.

2.
Cystitis

Penyakit lain yang juga bisa menyerang sistem reproduksi wanita berikutnya adalah cystitis.

Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih atau daerah sekitar panggul mengalami nyeri kronis hingga menimbulkan ketidaknyamanan terus-menerus.

Wanita lebih rentan mengalami infeksi kandung kemih disebabkan saluran kencing yang lebih pendek dibandingkan pria.

Wanita
yang menderita penyakit ini biasanya akan sering merasa berkemih
(anyang-anyangan), nyeri di akhir berkemih, ada ketidaknyamanan atau nyeri di
perut atau panggul, sensasi seperti mendapat tekanan pada perut, dan nyeri saat
berkemih.

Ketidaknyamanan
pada penyakit cystitis ini dapat berkisar dari sensasi terbakar ringan hingga
nyeri yang cukup parah. Tingkat ketidaknyaman yang dialami tiap orang juga beragam,
bisa terus-menerus atau jarang.

3.
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering menyebabkan pada masalah kesuburan.

Penyakit ini biasanya lebih sering ditemukan pada wanita dengan usia subur.

PCOS dapat menimbulkan berbagai gejala, namun gejala yang paling umum adalah gangguan menstruasi di masa pubertas, seperti nyeri, pendarahan, dan siklus yang tidak teratur.

Jika kondisi ini tidak segera diobati, dikhawatirkan PCOS dapat menyebabkan gangguan kesuburan dan beragam penyakit.

Dalam kasus yang lebih serius, PCOS merupakan penyakit yang bisa mengakibatkan masalah pada fungsi jantung hingga penurunan berat badan.

Meski gejala PCOS sering muncul saat remaja, ada pula penderita PCOS yang baru mengalami gejalanya ketika dewasa atau pada periode tertentu.

Hingga saat ini, PCOS adalah salah satu penyakit yang masih belum dapat disembuhkan secara tuntas.

Artinya, masih belum tersedia pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara menyeluruh hingga akarnya.

4.
Mioma Uteri

Mioma uteri atau yang lebih dikenal dengan istilah miom merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang terdiri dari otot dan jaringan fibrosa.

Biasanya, wanita pada usia subur cenderung lebih sering mengalami kondisi ini.

Berasal
dari otot polos yang terdapat di rahim, pada beberapa kasus mioma berasal dari
otot polos pembuluh darah rahim. Jumlah dan ukuran mioma juga bervariasi, ada
yang ditemukan satu atau lebih dari satu.

Sebagian besar ditemukan pula mioma tidak bergejala pada wanita usia 35 tahun, sedangkan sebagian kecil lainnya ditemukan secara tidak sengaja ketika melakukan check up rutin.

Ada baiknya juga jika kamu melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan secara rutin, agar mioma tidak berubah menjadi semakin ganas.

Pasalnya, mioma juga bisa menyebabkan keguguran hingga tindakan pengangkatan rahim (histerektomi).

5.
Kanker Serviks

Secara singkat, kanker serviks merupakan jenis kanker yang dimulai di leher rahim yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (human papiloma virus).

Leher rahim ini berbentuk seperti silinder berlubang yang berfungsi menghubungkan bagian bawah rahim wanita ke vagina.

Biasanya, kanker serviks terjadi pada wanita berusia 30 sampai 45 tahun, khususnya mereka yang sudah aktif secara seksual.

Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dirinya mengidap kanker serviks karena gejala yang tidak terlalu terlihat.

Gejala kanker serviks pada umumnya dirasakan ketika penyakit sudah menjadi lanjut. Untuk itu, penting sekali dilakukan pemeriksaan lebih awal pada mereka dengan faktor risiko untuk deteksi lebih dini.

Gejala yang biasanya dikeluhkan oleh penderita kanker serviks adalah pendarahan, keputihan yang berbau busuk, nyeri saat buang air kecil, nyeri panggul, dan kesulitan buang air besar.

6. HIV/AIDS

Penyakit lain yang juga bisa menyerang sistem reproduksi wanita adalah HIV/AIDS.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih dan menekan sistem kekebalan tubuh manusia.

Sementara, AIDS merujuk pada sekelompok gejala yang disebabkan oleh penurunan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi HIV.

Jika seseorang wanita terkena HIV, maka kemungkinan besar ia juga dapat menularkan kepada pasangannya, janin yang dikandungnya, dan akan lebih rentan terhadap penyakit infeksi serta keganasan/kanker.

Penyakit HIV ini berisiko di kalangan remaja di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia saja.

Penularan HIV dapat terjadi disaat cairan tubuh seseorang yang mengidap HIV masuk ke tubuh orang lain melalui berbagai cara.

Mulai dari melakukan hubungan seks tanpa kondom, transfusi darah, dan penggunaan alat suntik secara bersama-sama.

Sedangkan, penularan kepada janin yang dikandungnya bisa melalui plasenta saat hamil, persalinan, dan menyusui.

Penutup

Itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu terkait jenis-jenis penyakit yang menyerang sistem reproduksi pria dan wanita.

Semoga informasi di atas cukup membantu kamu agar bisa lebih peka dalam memahami kesehatan reproduksi, ya!

Jika kamu butuh informasi terbaru dan bermanfaat lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan cari informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta