Mengenal 8 Sifat-sifat Gelombang Bunyi Beserta Penjelasan dan Contohnya

Tagged: Edukasi

Mengenal 8 sifat-sifat gelombang bunyi – Terdapat beberapa ciri khas bunyi yang akan memengaruhi getaran masuk ke alat pendengaran manusia.

Getaran yang merambat melalui medium bisa terpantul, terbias, atau terserap, kemudian baru dapat sampai ke telinga manusia.

Makin tinggi jumlah getaran, maka akan semakin nyaring. Jadi, seberapa nyaring suara masuk ke telinga tergantung dari medium atau perantara perambatnya.

Mengenal Sifat-sifat Gelombang Bunyi

https://unsplash.com/@francogio

Medium yang dapat merambatkan gelombang ini bermacam-macam dengan kemampuan berbeda-beda dalam menghasilkan bunyi terdengar ke telinga. Ada yang menghasilkan suara kecil, besar, atau teredam seperti air.

Gelombang bunyi memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang membantu manusia dalam bertahan hidup atau menyelesaikan pekerjaan.

Contohnya dapat digunakan menentukan kedalaman laut, sebagai dasar pencarian sumber minyak, serta mendeteksi kerusakan logam.

Konsep dan pemanfaatan gelombang bunyi menjadi hal penting diketahui sebagai bentuk pembelajaran.

Bagian penting dipelajari dari gelombang yang masuk ke indera pendengaran mahkluk hidup ini adalah mengenal sifatnya.

8 Sifat-sifat Gelombang Bunyi, Penjelasan, dan Contohnya

Suara yang dihasilkan dalam ruang tertutup terdengar lebih jelas dibandingkan dalam ruangan terbuka.

Hal ini mungkin sudah diketahui dengan baik oleh semua orang. Namun, mengapa demikian? Jawabannya karena gelombang bunyi memiliki sifat-sifat khusus.

Sifat-sifat inilah yang membuat suara bisa didengar pelan, nyaring, maupun teredam.

Apa saja sifat yang menjadi ciri khas dari gelombang bunyi? Berikut penjelasan dan contoh dari sifat-sifat tersebut:

1. Mampu Merambat Melalui Berbagai Media

Sifat-sifat gelombang bunyi yang pertama yaitu gelombang tak kasat mata sehingga mampu merambat melalui berbagai medium. 

Contohnya zat padat, gas, dan cair sehingga hasil masuk ke telinga berbeda sesuai medium rambatannya.

Perambatan dapat terjadi melalui udara kemudian mengenai medium dan masuk ke indera pendengaran. 

Oleh sebab itu, ketika berada di ruang hampa udara indera pendengaran tidak dapat mendengar, kecuali memakai alat bantu sebagai medianya.

Sebagai contoh astronot di luar angkasa tidak bisa mendengar suara di sekitarnya sehingga memerlukan alat bantu berupa radio. 

Radio merupakan zat perantara untuk membantu bunyi merambat sehingga komunikasi dapat dilakukan.

Semakin padat atau rapat medium perantaranya, maka sifat-sifat gelombang bunyi berupa perambatan ini akan makin cepat lajunya dan menghasilkan suara makin besar.

Sebagai contoh, perambatan melalui ponsel mainan cenderung nyaring suaranya.

Berbeda dengan perambatan pada zat cair seperti peraduan dua batu di dalam air, maka suaranya nyaris tidak terdengar. 

Berbeda medium perambatan, maka berbeda pula hasil suara dapat masuk ke indera pendengaran manusia.

2. Refleksi atau Pemantulan

Sifat-sifat gelombang bunyi yang pertama adalah refleksi atau pemantulan. Yaitu keadaan di mana gelombang bunyi yang datang ketika mengenai permukaan suatu medium akan memberi hasil berbeda tergantung medium tersebut.

Gelombang yang mengenai suatu medium keras akan kembali ke asalnya dengan sudut yang sama. 

Sebagai contoh, ketika benda jatuh di ruang tertutup, suaranya akan terdengar lebih keras dibandingkan ruangan terbuka.

Inilah sifat-sifat gelombang bunyi disebut pemantulan. Karena jarak suara ke dinding ruangan terlalu dekat, maka hasil yang dipantulkannya tidak punya cukup waktu merambat. Kemudian kembali lebih cepat ke indera pendengaran dengan nyaring.

Berbeda jika ketika berteriak di antara tebing, di mana gelombang akan memerlukan waktu cukup lama untuk merambat ke medium terdekat dan kembali ke pendengaran. 

Hal ini akan menyebabkan suara pantul terdengar setelah yang asli terdengar, dapat berupa:

Gaung

Gaung adalah suara pantul yang terdengar kurang jelas dibandingkan suara aslinya.

Hal ini disebabkan telah bercampur dengan bunyi asli. Gaung bisa mengganggu pendengaran dan membuat suara asli tidak dapat didengar jelas. 

Umumnya terjadi pada jarak 10-20 meter dan terjadi dalam ruangan atau gedung. Misalnya gedung konser sehingga perlu diberikan peredam suara agar musik dan nyayian terdengar jelas di pendengaran penonton.

Bahan peredam yang biasa digunakan adalah Styrofoam atau gabus, karpet, busa, dan lain sebagainya. 

Biasanya diletakkan sebagai lapisan dinding ruang studio atau gedung konser. Peletakannya menyeluruh pada setiap dinding agar saya serap makin baik.

Dengan adanya lapisan ini, maka suara keras dari luar studio tidak akan masuk. Begitupula sebaliknya, suara dari dalam studio atau gedung tidak akan keluar karena terjadinya gaung dapat dihindari.

Gema

Sifat-sifat gelombang bunyi berupa pantulan dapat berupa gema, yaitu bunyi pantul yang terdengar seperti suara aslinya. 

Biasanya terjadi apabila sumber berada jauh dengan dinding pemantul. Gema akan menguatkan suara asli sehingga terdengar lebih jelas.

Gema akan terjadi jika jarak sumber dan dinding pemantul 20 meter atau lebih. Sebagai contoh ketika berteriak di lapangan atau lereng bukit. 

Suara gema akan memantul setelah teriakan terdengar dengan jelas dan memperkuat suara aslinya.

Jadi, sifat-sifat gelombang bunyi refleksi tergantung dari jarak sumber dengan dinding pemantul.

Keduanya menjadi penentu seberapa lama dan nyaringnya suara masuk kembali ke indera pendengaran setelah dikeluarkan dari sumbernya.

3. Pembiasan atau Refraksi

Selain dapat memantul, gelombang bunyi juga dapat merambat atau memasuki medium yang berbeda. 

Ketika suara memasuki medium berbeda, gelombang akan dibelokkan dan inilah yang disebut sebagai pembiasan atau refraksi.

Hal ini terjadi ketika getaran dari suatu medium masuk ke medium lain dengan sudut tertentu sehingga menghasilkan suara lebih nyaring atau pelan. Tergantung dari medium yang dimasuki oleh suara tersebut.

Contoh dari sifat-sifat gelombang bunyi pembiasan atau refraksi dapat didengar dari suara petir. Perhatikan suara petir yang terdengar di siang dan malam hari, keduanya memiliki tingkat kenyaringan berbeda.

Pada siang hari suara petir cenderung lebih pelan, karena lapisan udara bagian bawah lebih renggang sehingga gelombang yang membias berada di bagian lapisan udara atas. Inilah penyebab suara petir menjadi lebih pelan di siang hari.

Berbeda ketika petir terjadi pada malam hari, suaranya akan dibiaskan pada lapisan udara mendekati permukaan tanah. Hal ini disebabkan pada malam hari suhu lebih dingin sebab lapisan udara bagian lebih rapat. 

Jadi, sifat-sifat gelombang bunyi berupa refraksi akan memengaruhi suara yang masuk ke indera pendengaran setelah suara tersebut dibiaskan melalui medium ke medium berbeda.

4. Pelenturan atau Difraksi

Difraksi atau dapat mengalami pelenturan menjadi salah satu ciri dari gelombang bunyi. Pelenturan dapat terjadi karena adanya rentang ukuran panjang hingga beberapa meter yang menyebabkan difraksi terjadi.

Oleh sebab itu, suara dapat didengar dari jauh meskipun tidak melihat secara langsung. Sebagai contoh mendengar kendaraan dari jarak bermeter-meter sebelum melihat kendaraan tersebut. 

Seringkali suara dapat didengar terlebih dahulu meskipun sumbernya belum bisa dilihat. Hal ini karena adanya difraksi yang menyebabkan suara lebih cepat sampai ke indera pendengaran mahkluk hidup.

Sifat-sifat gelombang bunyi yakni pelenturan ini merupakan peristiwa ketika gelombang melewati celah yang ukurannya setara dengan panjang gelombang. Contoh lainnya ketika mendengar percakapan atau suara lainnya dari ruang sebelah.

5. Interferensi

Selanjutnya, interferensi yaitu perpaduan antara dua suara yang berinteraksi dengan medium sama. 

Sebagai contoh ketika mendengarkan dua loudspeaker dengan frekuensi dan amplitude yang sama.

Suara yang masuk ke dalam telinga adalah suara keras dan lemah bergantian. Inilah yang dimaksud sifat-sifat gelombang bunyi interferensi. Terdapat dua macam interferensi, yaitu dibedakan menjadi konstruktif dan destruktif.

Interferensi konstruktif adalah kondisi ketika ada dua gelombang berinteraksi dengan fase sama sehingga saling menguatkan. 

Sedangkan Interferensi destruktif terjadi ketika interaksi terjadi pada dua gelombang fase berbeda yang akhirnya saling melemahkan.

6. Membutuhkan Medium

Sifat-sifat gelombang bunyi berikutnya adalah membutuhkan medium. Artinya suara hanya dapat didengar ketika bersinggungan dengan medium, sebab merupakan gelombang yang bergerak.

Pergerakan ini akan mengantarkan bunyi pada medium tertentu. Nantinya medium ini akan menghantarkan, memantulkan, membiaskan, maupun menginterefensi dan hasil akhirnya dapat didengar indera pendengaran mahkluk hidup.

7. Pelayangan

Sifat-sifat gelombang bunyi selanjutnya adalah pelayangan, yaitu ketika dua suara keras dan lemah terjadi berurutan. 

Keduanya merambat pada medium sama secara bersamaan pada fase yang sama dan bunyi paling kuatlah akan terdengar.

Namun, apabila fase keduanya memiliki getaran berlawanan, maka yang terdengar adalah bunyi paling lemah. 

Sebagai contoh dua benda jatuh bersamaan, misalnya dua buah batu, maka akan terdengar suara nyaring.

8. Perhitungan Cepat Rambat Melalui Berbagai Medium

Terakhir sifat-sifat gelombang bunyi yang memengaruhi cepat rambatnya. Kecepatan perambatan suara sangat bervariasi, tergantung dari medium rambatnya. Kecepatan rambat ini dapat dihitung menggunakan rumus jarak dibagi waktu atau V = s/t.

V lambing dari cepat rambat gelombang (m/s), s menunjukkan jarak, dan t menunjukkan waktu. Namun, perhitungan kecepatan rambat akan berbeda tergantung zat medium perambatnya. Misalnya:

Zat padat seperti aluminium, kaca, baja, dan lain sebagainya, maka perhitungannya adalah V = √ R/p yaitu cepat rambat bunyi (m/s) = akar dari modulus young (N/M2) dibagi masa jenis (kg/m3).

Modulus merupakan ukuran kekakuan dari medium zat padat yang dapat berbeda tergantung zat padatnya. Jadi, nilai medium kaca dengan aluminium tidak akan sama, begitupula jika dibandingkan medium lainnya.

Zat cair seperti air, raksa, helium cair, dan lain sebagainya. Rumus yang digunakan V = √ B/p yaitu cepat rambat bunyi (m/s) = akar dari modulus bulk (N/M2) dibagi masa jenis (kg/m3).

Modulus bulk merupakan kecenderungan suatu benda berubah bentuk dan bergerak ke segala arah, ketika diberi suatu tegangan yang mengarahkan benda cair ke segala arah.

Zat gas atau udara perhitungan cepat rambatnya menggunakan rumus V = √ y x RT/m yaitu cepat rambat bunyi (m/s) = akar dari konstansa laplace dikali konstanta gas umum (J/mol K) x Suhu gas (k) dibagi Massa molekul relative gas.

Konstanta laplace adalah perbandingan antara kapasitas kalor gas pada tekanan tepat dengan kapasitas kalor pada volume tetap. Konstanta laplace dapat dipakai untuk gas monoatomic atau diatomik.

Penutup

Dapat disimpulkan bahwa bunyi merupakan getaran mengganggu dari udara maupun medium lain di sekitarnya. 

Gangguan ini akan merambat hingga gendang telinga sehingga menimbulkan suara. Suara ini yang disebut sebagai gelombang bunyi.

Suara yang masuk ke pendengaran mahkluk hidup merupakan hasil hantaran dari medium, karena bunyi tidak dapat didengar tanpa adanya medium tersebut.

Selain medium, bunyi juga memiliki karakteristik dasar yang memengaruhinya. 

Gelombang bunyi merupakan getaran mekanik dalam golongan longitudinal yang memiliki berbagai sifat. 

Sifat-sifat gelombang bunyi di antaranya dapat dibiaskan, dipantulkan, memiliki pelenturan, interferensi, pelayangan serta dapat dihitung cepat rambatnya sesuai medium.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta