30 Nama Regu Pramuka Putri dan Putra yang Keren, Aesthetic, dan Unik
Jika kamu salah satu anggora regu pramuka baik putra maupun putri, berikut ini Mamikos punya beberapa inspirasi nama regu yang bisa kamu gunakan.
Pada tahun 1912 berdirinya cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) menjadi awal mula organisasi kepanduan di dalam Indonesia.
Organisasi itu pun memiliki kwartir besar sendiri ketika pecahnya Perang Dunia 1 dan berganti nama menjadi Vereeniging Nederlandsch Indische Padvinders (NIPV) di tahun 1916.
Di tahun yang sama Javaansche Padvinders Organisatie diprakarsai oleh S.P. Mangkunegara VII dan menjadi organisasi kepanduan indonesia
Sejalannya kepanduan dengan pergerakan nasional melahirkan organisasi-organisasi kepanduan pada tahun-tahun berikutnya.
Organisasi-organisasi kepanduan Indonesia pun berhasrat memiliki kesatuan sehingga melahirkan PAPI “Persatuan Antara Pandu Indonesia” pada tanggal 23 mei 1928.
Melalui PAPI pun terlahirlah KBI (kepanduan Bangsa Indonesia) yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh organisasi kepanduan pada saat itu.
10 tahun kemudian KBI pun berkembang menjadi BPPKI yaitu Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia.

Advertisement
Dalam era pendudukan Jepang dan sepeninggalan Belanda dari Indonesia, Organisasi kepanduan menjadi salah satu yang dilarang oleh Jepang.
Namun semangat kepanduan tetaplah terbakar karena pramuka sangat menjunjung tinggi nilai kesatuan.
Itu semua dianggap Jepang sebuah ancaman sehingga mereka melarang Pramuka untuk berdiri di era tersebut.
Beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan yang telah dikuatkan oleh Janji Ikatan Sakti dan didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh.
Hal-hal itu membuat Pandu Rakyat Indonesia diakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan oleh keputusan menteri pendidikan.
Namun setelah tahun-tahun itu ternyata menjadi tahun-tahun yang sulit Pandu Rakyat Indonesia yang digempur oleh Belanda.
Bahkan pada peringatan kemerdekaan di tahun 1948, dalam acara api unggun di gedung pegangsaan timur 56 Jakarta, Belanda membuat Soeprapto gugur sebagai martir gerakan kepanduan Indonesia.
Dalam setiap wilayah yang diduduki oleh Belanda, Pandu Rakyat Indonesia pun resmi dilarang.
Tapi, justru keadaan ini mendorong terbentuknya berbagai perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia, Pandu Puteri Indonesia, dan Kepanduan Indonesia Muda.
Pada tahun 1950 seiring berakhir era perjuangan bersenjata dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia, Pandu Rakyat Indonesia mengadakan kongres ke dua di tahun 1950.
Kongres tersebut menghasilkan keputusan bahwa Pandu Rakyat Indonesia tidak menjadi satu-satunya wadah kepanduan di indonesia.
Namun 10 hari setelah itu wakil-wakil dari organisasi kepanduan mengadakan konferensi di jakarta dan melahirkan Ikatan Pandu Indonesia menjadi sebuah federasi.
Pada tahun 1953 IPINDO pun resmi menjadi anggota kepanduan dunia.