5 Pakaian Adat Jawa Tengah Laki-laki dan Perempuan beserta Keterangannya
Di Jawa Tengah, terdapat beberapa pakaian adat yang biasa dikenakan masyarakat. Pakaian adat ini juga kerap dikenakan saat melangsungkan upacara adat.
3. Basahan

Basahan adalah pakaian adat Jawa Tengah yang juga merupakan warisan dari salah satu kebudayaan Mataram.
Ciri khas dari pakaian adat Jawa Tengah yang satu ini adalah tidak ada atasan yang menutupi seluruh badan.
Pria yang mengenakan Basahan akan bertelanjang dada dan hanya mengenakan dodot yang menutupi pusar saja.
Di bagian dadanya, mempelai pria mengenakan kalung dan memakai kuluk sebagai penutup kepala.
Mempelai pria juga membawa keris sebagai lambang kekuatan. Nantinya, keris tersebut akan diambil ketika kedua mempelai sungkem dengan orangtua.
Dikenal juga dengan nama Dodot, pakaian adat yang satu ini biasanya mengenakan kain kemben panjang dan lebar bernama kain Dodot.

Advertisement
Pakaian adat Basahan berbeda dengan pakaian adat Jawa Tengah lainnya karena identik tidak mengenakan luaran dengan riasan Paes Ageng Kanigaran.
Dulunya, Basahan hanya boleh dikenakan di lingkungan kerabat Keraton saja. Namun kini, pakaian adat Jawa Tengah tersebut dapat dipakai oleh khalayak umum guna menunjukkan identitas Jawa Tengah.
Pakaian adat Basahan punya makna dan filosofi yang mendalam, di mana dalam pakaian tersebut mengandung simbol berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dimana simbol tersebut terdapat di setiap elemen tata rias hingga busana yang digunakan.
4. Surjan

Sujan adalah salah satu pakaian adat Jawa Tengah yang juga populer di tanah air. Ciri khas dengan motif luriknya, Surjan kerap dipergunakan oleh pria pada saat upacara Grebeg.
Tidak hanya satu jenis saja, Surjan juga punya beberapa jenis lainnya.
Jika sebelumnya kamu melihat Surjan yang identik dengan motif lurik bergaris-garis berwarna coklat dan hitam. Maka, Surjan berikutnya adalah Surjan Ontrokusuma.
Berbeda dengan Surjan Lurik, Surjan Ontrokusuma terbuat dari kain sutera yang identik dengan motif bunga (kusuma).
Di sisi lain, pemakaian Surjan Ontrokusuma konon hanya diperuntukkan bagi para bangsawan yang ditampilkan ketika ada hari-hari besar atau upacara adat.
Meskipun begitu, diantara keduanya tetap yang paling sering dikenakan adalah Surjan dengan motif lurik garis-garis.