Rangkuman Konflik Sosial Suku Sampit beserta Penyebab dan Penyelesaiannya

Ingin tahu apa penyebab dan penyelesaian konflik Sampit? Dalam artikel ini Mamikos akan berikan rangkuman informasinya untuk kamu!

09 Januari 2023 M Ansor

Apa Penyebab dan Dampak Terjadinya Konflik Sampit?

Rangkuman konflik sosial suku Sampit yang penting untuk kamu ketahui kedua adalah penyebab yang melatar belakangi terjadinya perang Sampit.

Di atas sudah sempat disebutkan bahwa salah satu pemicu permasalahan ini adalah karena persaingan ekonomi. Namun, hal tersebut bukan satu-satunya alasan di balik konflik ini. 

Masih ada hal-hal lain yang memicu permasalahan ini terjadi. Salah satunya adalah perbedaan nilai atau kebiasaan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Kemudian, hal ini berlarut menjadi sebuah kesalah pahaman.

Contohnya, masyarakat Dayak yang menganggap bahwa masyarakat migran Madura adalah orang yang kasar karena sering membawa celurit atau benda tajam ketika beraktivitas dan mudah tersulut kemarahan (temperamental) ketika terjadi suatu konflik.

Dikutip dari Kompas.com, pada pertengahan bulan Desember tahun 2000 hubungan antara masyarakat suku Dayak dan Madura kembali memanas karena adanya bentrok di Desa Kereng Pangi.

Sampai akhirnya terjadi perkelahian di desa pertambangan emas Ampalit yang menjatuhkan satu korban meninggal dari suku Dayak bernama Shandong.

Mendapati kejadian ini, keluarga dan kerabat korban pun sangat marah. 

Pergesekan antara kedua belah pihak pun semakin memanas. Dikutip dari Jatim.inews.id, pada tanggal 18 Februari 2001 pembunuhan kembali terjadi.

Namun, kali ini yang menjadi korbannya adalah tiga orang warga Madura. Kejadian ini dihubungkan dengan konflik Desa Kereng Pangi sebelumnya.

Masyarakat Madura menganggap bahwa masyarakat Dayak adalah pelakunya.

Mereka mulai mendatangi rumah-rumah milik masyarakat Suku Dayak untuk mencari tahu siapa pelakunya. Namun, upaya tersebut tidak berhasil, akhirnya mereka membakar rumah-rumah tersebut.

Karena tak terima, masyarakat Dayak akhirnya melakukan penyerangan terhadap masyarakat Madura.

Peristiwa ini kemudian menjalar ke seluruh pulau Kalimantan dan menewaskan 500 orang serta 1.335 orang masyarakat Madura lainnya harus mengungsi.

Bagaimana Penyelesaian Konflik Sampit?

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menjembatani kedua tokoh dari suku Dayak dan Madura untuk melakukan pertemuan formal maupun informal.

Pemerintah setempat pun melakukan Kongres Rakyat Kalimantan Tengah di Palangkaraya pada tanggal 4 sampai 7 Juni 2001. Kongres ini dihadiri oleh masyarakat Dayak yang terbagi ke dalam dua kubu.

Kedua kubu tersebut memiliki selisih paham, ada yang menolak secara keras agar suku Madura tidak bisa kembali ke Kalimantan Tengah.

Ada juga yang membolehkan suku Madura untuk kembali namun dengan beberapa syarat.

Setelah diskusi yang berjalan alot, akhirnya kedua suku berdamai dan masyarakat Madura kembali dibolehkan untuk tinggal di Kalimantan Tengah dan sekitarnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah Kalimantan Tengah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 yang didalamnya berisi beberapa poin untuk mengatur permasalahan yang terjadi. 

Salah satunya, masyarakat Madura yang memilih untuk kembali tinggal di Kalimantan Tengah harus menghargai aturan dan budaya setempat sesuai dengan filosofi “di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung”.

Selain itu, untuk memperingati perjanjian damai, pemerintah setempat juga membangun sebuah tugu perdamaian yang berlokasi di Kabupaten Sampit.

Penutup

Demikianlah rangkuman konflik sosial suku Sampit mulai dari latar belakang, penyebab, dampak, hingga penyelesaiannya.

Semoga ulasan yang telah Mamikos berikan dapat menambah pemahamanmu terkait peristiwa tersebut ya.

Jika kamu ingin mengetahui informasi lain terkait contoh konflik sosial yang terjadi Indonesia ataupun yang lainnya.

Kamu dapat mengunjungi blog Mamikos Info karena akan ada berbagai artikel menarik dan bermanfaat dari berbagai topik yang dapat kamu baca untuk menambah pengetahuan. 

Close