Ringkasan Cerita Kancil dan Buaya Singkat dan Lengkap beserta Pesan Moralnya

Ringkasan Cerita Kancil dan Buaya Singkat dan Lengkap beserta Pesan Moralnya – Banyak kisah atau dongeng yang bisa dibacakan sebagai pengantar tidur.

Cerita yang paling sering dibacakan pengantar tidur adalah cerita tentang Kancil. Cerita ini tidak hanya lucu dan menarik digunakan pengantar tidur, tetapi juga memiliki pesan moral.

Nah, bagi kamu yang ingin tahu ringkasan cerita Kancil dan Buaya lengkap dengan pesan moralnya, yuk, baca artikelnya sampai selesai!

Cerita Kancil dan Buaya Singkat dan Lengkap beserta Pesan Moralnya

Canva/@graphicsrf

Di bawah ini adalah contoh ringkasan cerita Kancil dan Buaya dalam beberapa versi lengkap dengan pesan moralnya.

Contoh Cerita Kancil dan Buaya 1

Suatu hari Kancil sedang mencari makan di hutan. Ketika Kancil sedang asyik makan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Hujan yang turun hari itu tidak hanya deras, tetapi berlangsung lama. Akibatnya, membuat sungai meluap karena tidak mampu lagi menampung debit air.

Setelah kenyang, Kancil ingin segera pulang. Tetapi, Kancil merasa bingung karena sungai yang dilewatinya tadi airnya meluap.

Kancil tidak pandai berenang. Ia takut akan hanyut apabila memaksa menyeberangi sungai yang sedang meluap itu.

Sementara itu waktu sudah semakin sore. Kancil merasa takut kalau pulang kemalaman dirinya akan menjadi santapan harimau.

Di saat Kancil sedang kebingungan inilah tiba-tiba Kancil mendapat ide cemerlang. Saat itu dia melihat ada delapan ekor Buaya yang sedang bermain di sungai.

Kancil segera menghampiri kedelapan Buaya yang sedang asyik bermain itu. Para Buaya ini sebenarnya sedang kelaparan.

Sebab, sedari kemarin mereka belum makan sama sekali. Melihat Kancil berjalan ke arah mereka membuat para Buaya gembira.

“Hahahaha, aku senang sekali kamu datang Kancil. Kami tidak perlu repot mencari makan karena makanan yang kami cari datang sendiri,” kata Buaya yang paling besar.

Meski nyawanya sedang terancam, tetapi Kancil tidak sedikitpun merasa takut. Sebisa mungkin ia terlihat berani berdiri di depan para Buaya.

“Siapa bilang aku datang untuk menyerahkan diri? Kalian salah. Apa kalian tidak berpikir dengan tubuh sekecil ini mana mungkin bisa bikin kalian kenyang?” kata Kancil.

“Meski kecil yang penting kami bisa makan. Kami sudah sejak kemarin tidak makan. Walau kamu kecil, tetapi kami bisa menjadikan dagingmu sebagai penunda lapar,” kata Buaya lainnya.

“Percuma kalian memakanku. Dagingku sedikit. Kalau kalian ingin makan besar dan kenyang. Aku ada kabar baik buat kalian. Apa kalian mau mendengarnya?”

Taktik Kancil Menyeberang Sungai

Mendengar ucapan Kancil ini membuat para Buaya berpikir keras. Mereka yang sejak kemarin tidak makan ingin segera mengisi perutnya dengan kenyang.

Sebab, tidak ingin kehilangan kesempatan makan hingga kenyang. Buaya lantas meminta Kancil untuk menceritakan kabar baik yang dimaksud.

“Cepat katakan kabar baik yang kau maksud. Jika tidak, aku akan langsung memakanmu!” perintah Buaya yang paling besar.

“Begini tadi aku mendengar akan ada rombongan orang desa yang akan memberi beberapa ekor sapi untuk kalian jadikan makanan. Nah, aku diutus rombongan orang desa itu untuk menghitung berapa jumlah kalian.”

“Kami berjumlah delapan,” seekor Buaya menyela.

“Ah, masa? Yang benar? Masa hanya delapan?” sanggah Kancil.

“Begini saja kami akan berjejer dari sisi sungai sini sampai sisi sungai yang lain. Kamu hitung sendiri. Awas kalau sampai kelewatan kamu tahu akibatnya,” kata pemimpin Buaya.

Para Buaya lantas berjejer, setelah itu Kancil dengan cerdiknya menggunakan punggung Buaya untuk menyeberangi sungai.

Saat berada di atas punggung Buaya Kancil sembari menghitung berapa jumlah punggung Buaya yang telah dilewati.

Begitu selesai menyeberangi sungai berkata, “Ternyata benar, jumlah kalian ada delapan. Aku akan mengatakannya kepada para warga desa.”

“Lantas kapan mereka akan mengirimnya kepada kami?” tanya pemimpin Buaya.

“Lho, aku tadi hanya bilang akan mengirim sapi buat kalian. Mengenai kapan waktunya, aku sendiri tidak tahu secara pasti. Bisa jadi akan dikirim nanti sore. Bisa juga akan dikirim tahun depan.”

Saat itu pemimpin Buaya sudah sadar bahwa dirinya dan teman-temannya telah ditipu Kancil. Sebab, sudah terlanjur, akhirnya mereka bisa mengeram kesal.

“Awas, ya! Kalau kamu lewat sini lagi. Kami akan langsung memangsamu,” kata pemimpin Buaya kesal.

Sementara itu Kancil yang sudah menyeberangi sungai dan merasa aman dari ancaman Buaya segera berlalu untuk menuju kediamannya.

Pesan Moral Cerita Di Atas

Pesan moral yang dapat diambil dari kisah di atas bisa dilihat dari dua sisi yakni dari sisi Buaya dan dari sisi Kancil.

Pesan moral yang bisa diambil dari sisi Buaya adalah jangan mudah percaya terhadap sesuatu yang belum jelas dan belum ada buktinya. Sebab, bisa jadi janji yang terdengar manis sebenarnya adalah suatu tipuan.

Sementara pesan moral yang bisa diambil dari sisi Kancil adalah jangan mudah takut saat berhadapan dengan sesuatu yang menyeramkan. Pakailah kecerdasan supaya dapat selamat dari ancaman.

Contoh Cerita Kancil dan Buaya 2

Suatu hari kerajaan hutan gempar. Singa si raja hutan menderita sakit yang parah. Sudah banyak obat dan ramuan dicoba. Tetapi, hingga sekarang sakitnya si raja hutan belum dapat disembuhkan.

Pagi tadi Musang memeriksa kembali kesehatan Singa. Saat itu barulah diketahui sakit yang sedang diderita Singa.

Ternyata sakit yang diderita Singa ini sangat langka dan butuh tanaman khusus untuk dapat mengobatinya.

Sebenarnya banyak hewan yang ingin mencarikan tanaman langka tersebut. Tetapi, Musang lebih memilih Kancil untuk menjalankan tugas tersebut.

Salah satu alasan yang membuat Kancil dipilih menjalankan tugas itu karena hanya Kancil saja yang pernah menjelajah seluruh penjuru hutan.

Dengan pengalaman yang dimilikinya ini, tentu akan memudahkan Kancil untuk menemukan tanaman langka yang bisa dibuat menyembuhkan sang raja hutan.

Setelah mendapatkan informasi dimana letak tanaman itu berada, Kancil segera berangkat menuju lokasi yang telah diberitahukan.

Selama melakukan pencarian berkali-kali Kancil istirahat. Sebab, selain harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, jalan yang harus ditempuh juga menguras tenaga.

Beberapa saat kemudian sampailah Kancil pada tempat yang diberitahukan. Sayangnya, ketika Kancil tiba di sana keadaannya sudah jauh berubah.

Gunung yang menjadi tumbuhnya tanaman langka itu berada di tengah danau yang luas dan dalam. Biru air danau menjelaskan betapa dalamnya danau tersebut.

Saat itu Kancil hampir putus asa. Ia sempat menyesal pada dirinya sendiri kenapa dirinya tidak bisa berenang.

Seandainya dirinya bisa berenang, pastinya ia akan dapat dengan mudah mendapatkan tanaman langka yang diminta Musang.

Kancil Membuat Rakit Kecil

Saat merenung di pinggir danau, Kancil mendapat ide. Ia ingin membuat rakit kecil yang akan digunakannya untuk ke gunung yang berada di tengah danau.

Kancil lalu mengumpulkan ranting-ranting kecil dan dahan pohon kering yang jatuh berserakan di pinggir danau.

Setelah merasa cukup lalu ranting dan dahan itu diikat kuat dengan menggunakan tali yang terbuat dari sulur tumbuhan.

Tak lama kemudian rakit buatan Kancil jadi. Kancil segera menaiki rakit tersebut. Sayangnya, ketika rakit sudah hampir mencapai tengah danau.

Tiba-tiba tali pengikatnya putus. Akibatnya, ranting dan dahan menjadi berantakan dan Kancil pun terjatuh ke dalam danau.

Kejadian ini membuat Kancil ketakutan setengah mati. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga agar tubuhnya tidak tenggelam.

Di saat Kancil sedang berjuang untuk tidak tenggelam. Tiba-tiba, muncullah Buaya. Kemunculan Buaya ini membuat takut ketakutan.

Sebab, Kancil mengira bahwa Buaya ini akan memangsanya. Namun, nasib baik masih berpihak kepada Kancil.

Buaya Menolong Kancil

Sang Buaya yang muncul ini rupanya tidak berniat untuk menjadikan Kancil sebagai mangsanya. Sang Buaya ini justru memberikan pertolongan kepada Kancil.

Buaya meminta Kancil untuk naik ke atas punggungnya. Mendapat bantuan Buaya ini tentu membuat Kancil merasa senang bukan kepalang.

Sebab, selain bisa selamat karena tidak jadi tenggelam di danau. Kancil juga dapat lebih cepat sampai tujuan.

Beberapa saat kemudian Kancil telah sampai di gunung yang berada di tengah danau. Setelah sampai Kancil segera mencari tanaman yang dimaksud.

Saat itu Kancil tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Buaya yang telah membantu dan menyelamatkan nyawanya.

Saat itu Kancil sempat kebingungan. karena di dalam gunung itu ternyata banyak tanaman yang bentuknya hampir serupa.

Beruntung di dalam gunung itu Kancil ingat bahwa tanaman langka yang dicarinya itu memiliki aroma yang harum.

Kancil lalu memakai indra penciumannya untuk menemukan tanaman yang diminta Musang.

Setelah beberapa kali mencoba mencium satu tanaman dan tanaman lainnya, akhirnya Kancil dapat menemukan tanaman yang dimaksud dan memetiknya. Setelahnya, Kancil segera bergegas pulang.

Kancil merasa terkejut saat tahu Buaya masih setia menunggunya. Saat itu Buaya menyuruh Kancil untuk segera naik ke punggungnya.

Buaya berjanji akan mengantarkan Kancil pulang dengan selamat. Buaya akan memilih lewat jalur sungai agar Kancil bisa segera sampai dan lekas menyerahkan obat yang dicarinya itu kepada Singa.

Kebetulan danau yang menjadi tempat tinggal Buaya ini adalah muara dari sungai besar yang mengalir tidak jauh dari tempat tinggal Singa.

Tawaran dari Buaya ini tentu disambut dan diterima dengan baik oleh Kancil. Segera Kancil berdiri di atas punggung Buaya.

Tak lama kemudian Kancil dan Buaya segera melesat pergi. Beberapa saat kemudian Kancil dan Buaya sudah sampai.

Kedatangan Kancil yang diantar Buaya ini membuat seluruh warga hutan kaget. Bahkan, Singa pun kaget dengan kehadiran Buaya.

Ia tidak menyangka sahabat lamanya akan datang mengunjunginya. Sementara Singa dan Buaya sedang bercakap-cakap.

Kancil diminta Musang untuk meracik obat. Setelah obat jadi, barulah Kancil diminta menyerahkan ramuan yang dibuat untuk diminum musang.

Beberapa waktu kemudian, Singa kembali sehat seperti sedia kala. Singa yang kembali sehat membuat semua yang hadir gembira. Tak lupa Singa mengucapkan terima kasih kepada Kancil dan Buaya.

Pesan Moral Cerita Di Atas

Pesan moral yang bisa diambil dari ringkasan cerita di atas adalah saling membantu dan tolong menolong dalam persahabatan itu sangat penting.

Bersahabat bisa dilakukan dengan siapa saja dengan menghargai setiap perbedaan yang ada. Persahabatan yang kuat akan membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin untuk dilakukan.

Demikian contoh ringkasan cerita Kancil dan Buaya singkat yang bisa diberikan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah