Ringkasan Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 secara Singkat dan Lengkap
Baca ringkasan sejarah peristiwa proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara lengkap hanya di artikel berikut ini.
Para Pemuda yang Mendesak
Rentetan peristiwa yang terjadi dalam tempo yang sangat berdekatan terkait kekalahan Jepang dan perubahan situasi geopolitik pada 1945 menjelang berakhirnya Perang Dunia Kedua tidak mau disia-siakan oleh golongan pemuda Indonesia.
Para pemuda seperti Chaerul Saleh, Wikana, dan Sukarni, serta para pemuda dengan pemikiran radikal yang lain pada waktu itu segera bersurat dengan para tokoh nasional Indonesia.
Mereka mendesak agar para tokoh nasional segera mengumandangkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dan tidak menanti janji pemberian kemerdekaan dari Jepang.
Sikap para pemuda yang demikian tidak lepas dari sikap para tokoh nasional yang cenderung pasif, dan mempertimbangkan setiap langkah.
Ketika para tokoh nasional berusaha menimbang-nimbang apakah kalahnya Jepang merupakan momen yang tepat untuk merdeka, serta bagaimana cara diplomasi yang tepat, para pemuda sudah mengambil langkah-langkah taktis dengan melakukan sabotase di ruang-ruang publik, termasuk stasiun radio.
Pemikiran radikal yang dibawa oleh para pemuda Indonesia ketika itu lantas melahirkan sebuah peristiwa penting yang menjadi penentu atau titik kemerdekaan Indonesia, yaitu peristiwa Rengasdengklok.

Advertisement
Tanpa adanya peristiwa Rengasdengklok, bisa jadi Kemerdekaan Indonesia tidak akan dikumandangkan pada tahun 1945.
Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
15 Agustus 1945
Pada 15 Agustus 1945, beberapa kelompok pemuda mendatangi kediaman Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56, di antara mereka ada tokoh pemuda seperti Darwis dan Wikana.
Saat bertemu Soekarno, para pemuda yang mendatangi Soekarno mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan.
Namun, Soekarno punya pemikiran lain. Dia berpikiran bahwa kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan secara hati-hati dan tidak sembrono.
Para pemuda yang gagal mendesak Soekarno kemudian kembali ke tempat pertemuan mereka. Hingga kemudian muncul gagasan di antara mereka untuk menjalankan tindakan yang lebih ekstrem, yakni ‘menculik’ Soekarno dan Hatta.
16 Agustus 1945
Tepat pada dini hari 16 Agustus 1945, para pemuda melancarkan aksi ‘penculikan’.
Tokoh pahlawan nasional pada saat itu yang diculik adalah Soekarno dan Hatta. Kedua tokoh tersebut ‘diamankan’ di Rengasdengklok, sebuah daerah pelosok Karawang.
Rengasdengklok dipilih atas pertimbangan letak markas Jepang yang jauh, sehingga bisa luput dari pengawasan Jepang.