7 Sumber Sejarah Prasasti Kerajaan Kutai dan Keterangannya

Sebagai kerajaan tertua di Indonesia, tentu saja Kerajaan Kutai punya banyak peninggalan prasasti.

20 November 2023 Zakiyah

Sumber Sejarah Prasasti Kerajaan Kutai dan Keterangannya- 7 Sumber Sejarah Kerajaan Kutai dan Penjelasannya

Mengenali asal-usul dan keterangannya menjadi kunci untuk memahami perkembangan peradaban pada masa lalu, serta mengungkap rahasia kehidupan masyarakat dan pemerintahan yang telah mengukir jejaknya dalam sejarah Nusantara.

Mamikos telah menyiapkan beberapa sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai yang bisa menambah referensi belajar!

Pengertian Prasasti

Sumber Sejarah Prasasti Kerajaan Kutai dan Keterangannya
https://pustakaborneo.id/

Prasasti merujuk pada inskripsi atau tulisan yang diukir atau dicetak pada bahan padat seperti batu, logam, atau bahan lainnya yang tahan lama. 

Prasasti memiliki peran penting sebagai sumber sejarah, karena sering kali memberikan wawasan tentang pemerintahan, kebudayaan, agama, dan aspek-aspek lain dari masyarakat pada masa lalu. 

Dalam konteks arkeologi dan sejarah, prasasti sering menjadi bukti konkret yang membantu mengungkapkan rahasia masa lalu.

Bentuk dan gaya prasasti dapat bervariasi, termasuk aksara yang digunakan, bahasa tulisan, dan desain artistiknya. 

Keberadaan prasasti sering kali mencerminkan tingkat peradaban dan kompleksitas budaya suatu masyarakat pada zamannya.

Oleh karena itu, prasasti menjadi jendela yang membuka pengetahuan kita tentang perkembangan dan dinamika berbagai peradaban di berbagai belahan dunia.

Pengertian Yupa

Yupa adalah pilar batu yang digunakan dalam upacara-upacara keagamaan atau ritual suci pada zaman kuno di India dan wilayah sekitarnya, termasuk di Indonesia. 

Yupa sering digunakan sebagai tempat persembahan atau tanda batas untuk tempat-tempat suci dalam ritual keagamaan. 

Prasasti Yupa Muara Kaman adalah salah satu contoh yang signifikan dari penggunaan yupa, dan ini merupakan artefak bersejarah yang berasal dari Kerajaan Kutai Martadipura di Kalimantan Timur, Indonesia. 

Yupa biasanya diukir dengan inskripsi yang memberikan informasi tentang pelaksanaan upacara, penyelenggaraan ritual keagamaan, serta dukungan materi atau sumbangan yang diberikan untuk keperluan keagamaan. 

Yupa sering kali dianggap sebagai simbol keagamaan yang sangat penting dalam kebudayaan kuno, dan penemuan-prasasti Yupa seperti di Muara Kaman memberikan wawasan yang berharga tentang praktik keagamaan dan struktur sosial di masa lalu.

Istilah Yupa digunakan untuk prasasti yang diukir pada monumen batu atau pilar.

Penemuan tujuh prasasti tersebut diawali dengan ditemukannya empat prasasti pada tahun 1879 di Bukit Beubus di Muara Kaman, pedalaman aliran Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. 

Tahun berikutnya, empat prasasti  dibawa dan ditempatkan di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional). Empat prasasti batu andesit tercatat D.2a, D.2b, D.2c dan D.2d. 

Tiga prasasti lagi baru ditemukan pada tahun 1940, masih di tempat yang sama.

Tiga Yupa tersebut kemudian disimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D.175, D.176, D.177.  

Tujuh Yupa  ditulis  dalam bahasa Sansekerta Pallawa awal. Tanda ini kemungkinan besar didirikan oleh para Brahmana untuk merayakan jasa dan perbuatan mulia Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai.

Ketujuh prasasti ini merupakan bukti tertulis tertua dalam sejarah kebudayaan Indonesia.

Close