5 Contoh Judul Teks Negosiasi Berbagai Tema yang Menarik, Bisa Jadi Inspirasi
5 Contoh Judul Teks Negosiasi Berbagai Tema yang Menarik, Bisa Jadi Inspirasi – Pernahkah kamu melihat dua orang sedang melakukan tawar menawar hingga akhirnya mendapatkan kesepakatan?
Kegiatan dua orang atau dua belah pihak tersebut dinamakan dengan kegiatan negosiasi.
Nah, proses negosiasi ini lebih jelasnya bisa kita pahami melalui sebuah teks negosiasi.
Berikut Contoh Judul Teks Negosiasi Berbagai Tema
Daftar Isi
Daftar Isi
Teks negosiasi biasanya memuat bentuk interaksi sosial dengan tujuan mencapai suatu kesepakatan.
Biasanya, contoh teks negosiasi ini kerap dijumpai ketika seseorang melakukan transaksi jual beli, seperti di warung, pasar, toko swalayan dan lain sebagainya.
Agar
dapat mencapai suatu kesepakatan, teks negosiasi harus mencakup struktur, seperti
pengantar, argumen, dan simpulan. Dalam struktur argumen tersebutlah, negosiasi
dapat menjadi lebih kompleks.
Untuk memahami lebih jelas terkait teks negosiasi, simak informasi selengkapnya tentang pengertian teks negosiasi hingga contohnya berikut ini.
Apa
itu Teks Negosiasi?
Merujuk pada buku karangan Tomi Rianto berjudul Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X, XI, XII, teks negosiasi adalah teks yang berisi interaksi sosial antara satu orang dengan orang lainnya untuk menetapkan keputusan di antara pihak-pihak yang berbeda kepentingan.
Sederhananya, teks negosiasi adalah teks yang berisi proses untuk mencapai suatu kesepakatan antara dua belah pihak untuk memenuhi kepuasan pihak yang bersangkutan.
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya negosiasi diperlukan ketika melakukan interaksi sosial.
Dengan begitu, proses tawar menawar pun dapat terjadi dan apa yang diinginkan oleh seseorang atau perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
Ciri-ciri
Teks Negosiasi
Guna membedakan teks negosiasi dengan jenis teks lainnya, ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan.
Mengutip dari buku karangan Tomi Rianto berjudul CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA, berikut adalah ciri-ciri umum teks negosiasi.
- Melibatkan dua belah pihak
- Menghasilkan kesepakatan
- Menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan
- Sarana untuk mencari penyelesaian atau jalan tengah
- Mengarah kepada tujuan praktis
- Memprioritaskan kepentingan bersama
- Menyangkut suatu rencana yang belum terjadi
- Kegiatan komunikasi langsung
- Berbentuk dialog atau diubah menjadi monolog
Jenis-jenis
Teks Negosiasi
Secara umum, teks negosiasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni:
1.
Teks negosiasi tuturan langsung
Jenis teks negosiasi ini dibagi lagi menjadi dua, yakni teks negosiasi pemecahan konflik yang bertujuan untuk memecahkan konflik atau masalah.
Kemudian, teks negosiasi kerja sama yang bertujuan untuk menunjukkan permohonan kerja sama antara pengusaha dan pihak bank untuk meminjam modal usaha atau kerjasama yang saling menguntungkan.
Dan terakhir, teks negosiasi penjual dan pembeli yang berisikan proses jual beli.
2.
Teks negosiasi tuturan tak langsung
Jenis teks negosiasi ini berbentuk surat menyurat di mana pihak pertama mengirimi surat pengajuan dan pihak kedua memberikan jawaban atas pengajuan tersebut.
Struktur
Teks Negosiasi
Seperti
yang sudah disampaikan di awal, teks negosiasi harus mencakup struktur agar
teks negosiasi tersebut bisa menjadi lebih kompleks. Di bawah ini adalah
struktur teks negosiasi yang perlu kamu ketahui:
1.
Orientasi
Orientasi merupakan awal dari percakapan sebuah negosiasi, misalnya memberikan kata sapaan, salam dan sebagainya.
Struktur teks negosiasi yang satu ini bisa berisikan pengenalan terhadap masalah antar pihak-pihak yang memilih perbedaan pandangan.
2.
Pengajuan
Pengajuan
merupakan usulan untuk menyelesaikan masalah dari pihak pertama.
3.
Penawaran
Pada
struktur teks negosiasi, terdapat proses tawar menawar pihak satu dengan yang
lain untuk meraih kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
4.
Persetujuan
Persetujuan
adalah pernyataan yang berisi kesepakatan atau ketidaksepakatan antara pihak.
5.
Penutup
Di tahap ini, penutup berisikan penegasan terhadap hasil negosiasi yang pada akhirnya menghasilkan suatu kesepakatan.
Contoh
Teks Negosiasi
Agar kamu bisa lebih memahami lagi seputar teks negosiasi, berikut beberapa contoh teks negosiasi yang lengkap dengan strukturnya yang dikutip dari berbagai sumber.
Contoh
1
Jual
Beli Patung Garuda Wisnu Kencana
Penjual: “Good morning, Mam. Selamat pagi.”
Pembeli: “Selamat pagi.”
Penjual: “Mari, mau beli apa?”
Pembeli: “Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?”
Penjual: “Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?”
Pembeli: “Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?”
Penjual: “Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.”
Pembeli: “Ya, dari kayu tidak apa-apa.”
Penjual: “Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk souvenir?”
Pembeli: “Saya pakai sendiri. Harganya berapa?”
Penjual: “Tiga ratus ribu.”
Pembeli: “Wah, mahal. Dua ratus ribu ya?”
Penjual: “Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat lain lebih mahal.”
Pembeli: “Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.”
Penjual: “Belum boleh. Naik sedikit, Mam.”
Pembeli: “Dua ratus tujuh puluh lima ribu.”
Penjual: “Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?”
Pembeli: “Tidak. Itu saja. Ini uangnya.”
Penjual: “Ya, terima kasih.”
Pembeli: “Terima kasih. Bye, bye. Have a nice day.”
Contoh
2
Jual
Beli Kerudung
Penjual: “Selamat siang.”
Budiman: “Selamat siang.”
Penjual: “Mau beli apa, Mas?”
Budiman: “Saya mau beli kerudung untuk Ibu saya, Mbak.”
Penjual: “Cari yang model bagaimana, Mas?”
Budiman: “Model biasa saja, Mbak. Kalau yang hijau ini berapa harganya?”
Penjual: “Rp. 50.000,-“
Budiman: “Wah, mahal juga ya Mbak, kalau Rp. 25.000,- bagaimana?”
Penjual: “Tidak bisa, Mas. Bahan bagus soalnya.”
Budiman: “Jadi tidak bisa kurang, Mbak?”
Penjual: “Rp. 40.000,- bisa, Mas.”
Budiman: “Rp. 30.000,- bagaimana, Mbak?”
Penjual: “Wah tidak bisa kurang lagi Mas.”
Budiman: “Oke deh, saya ambil kerudung hijaunya Rp. 40.000,-. Ini uangnya ya Mbak.”
Penjual: “Uangnya Rp. 50.000,- ya Mas, ini kembaliannya Rp. 10.000,-. Terima kasih banyak, Mas.”
Budiman: “Iya sama-sama, Mbak.”
Contoh
3
Terima
Kasih, Bu Mia
Kamis pagi usai pelajaran olahraga, Bu Mia, guru Kimia, masuk kelas X MIPA tepat waktu. Tak seperti biasanya, hari itu anak-anak belum selesai berganti pakaian.
Penyebabnya, mereka baru saja mengikuti ujian lari mengelilingi stadion.
Sebenarnya, hari itu Bu Mia akan memberikan ulangan. Beberapa siswa yang napasnya masih memburu dan keringatnya bercucuran, mengajukan usul pada Dani.
“Dan … minta Bu Mia menunda ulangan, dong. Capek, nih,” kata Ali.
“Waduh, aku gak berani,” jawab Dani “Lia saja suruh bilang. Dia kan ketua kelas, ” sambung Dani.
“Baiklah, aku akan mencoba merayu Bu Mia. Doakan berhasil,” kata Lia.
“Beres. Kamu kan ketua kelas.”
Dengan santun, Lia menghadap Bu Lia yang wajahnya tampak kaku melihat murid-muridnya belum juga siap mengikuti pelajaran.
“Maaf, Bu. Boleh Lia berbicara sebentar?” tanya Lia sambil duduk.
“Iya. Ada apa?”
“Begini, Bu, saya mewakili teman-teman ingin meminta maaf karena teman-teman belum selesai ganti baju. “
“Biasanya kan tidak terlambat seperti ini?” tanya Bu Mia.
“Iya, Bu. Sekali lagi maafkan kami. Kami kelelahan, Bu. Tadi baru saja ujian lari mengelilingi stadion dua kali.”
“Oh, kenapa tidak bilang tadi? Kalian sudah minum?” Suara Bu Mia berubah ramah setelah tahu penyebab Lia dan kawan-kawannya terlambat ganti baju.
“Belum sempat, Bu. Kami takut ketinggalan ulangan,” jawab Lia tetap dengan sopan. “Kalau boleh, kami minta waktu sepuluh menit untuk minum dan ganti baju, Bu. Biar badan kami segar.”
“Ya, sudah. Kalian istirahat 15 menit. Ulangannya minggu depan saja. Nanti kita latihan soal saja,” jawab Bu Lia, mengagetkan Mia dan teman-teman.
“Makasih, Bu,” kata Lia.
“Eit … tapi ingat. Kalian harus tertib. Tidak boleh gaduh dan mengganggu kelas lain dan masuk kelas lagi tepat pukul 09.00 WIB.”
“Iya, Bu. Makasih.”
Teman-teman Lia yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan Lia dan Bu Mia bertepuk tangan gembira mendengar keputusan Bu Mia.
Contoh
4
Handphone
Baru
Perihal handphone barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya. Beberapa kali Ia membujuk ayahnya agar dibelikan handphone.
Gagal meminta langsung pada ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal.
Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa Ia sangat membutuhkan HP.
“Yah, Rani benar-benar perlu handphone. Belikan, ya, Yah?” tanya Rani pada ayahnya.
“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli handphone, Ran. Lagipula ‘kan sudah ada telepon rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.
“Tapi, Yah … semua teman Rani punya handphone. Mereka dapat dengan mudah menelepon orang tuanya saat terpaksa pulang telat.”
“Lah, kalau begitu kamu jangan pulang telat,” kata Ayah lagi.
Rani hampir saja menangis.
“Tak hanya itu, Yah… Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah,” kata Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas.
Kalimat yang sudah beberapa hari Ia rancang untuk merayu ayahnya.
Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.
“Sebegitu pentingkah handphone itu bagimu, Nak?”
Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya.
“Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup Facebook atau mengunggah tugas di blog.
Kalau Rani punya handphone kan enak, bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui handphone.”
“Hm … Ayah akan membelikan handphone untuk Rani, asal ., ” Ayah seakan sengaja menggoda Rani.
“Asal apa, Yah?” tanya Rani tak sabar.
“Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan handphone itu untuk hal-hal yang positif.”
“Rani janji, Yah. Makasih, ya, Ayah,” janji Rani sambil memeluk ayahnya.
Contoh
5
Acara
Akhir Tahun Sekolah
Dua siswa sekolah menengah sedang berdiskusi menentukan acara akhir tahun sekolah.
Mereka saling mengeluarkan pendapat mengenai jenis acara apa yang paling baikdilaksanakan untuk acara akhir tahun.
Ketika itu, seorang guru datang menengahi kedua siswa tersebut. Diskusi pun berakhir dengan keputusan pengambilan suara terbanyak.
Salman: Bagaimana, ya, acara akhir tahun ini kita belum memutuskan akan mengadakan acara apa.
Husna: Ya, benar.
Salman: Aku pikir, acara akhir tahun nanti lebih baik mengadakan bazaar dan kreasi seni saja. Kemudian diselingi dengan band sekolah dan kegiatan seni lainnya.
Husna: Tapi, sebagian teman yang lain menginginkan untuk pergi karya wisata ke luar kota. Selain bisa refreshing, kita bisa menambah pengetahuan tentang tempat yang akan kita kunjungi.
Salman: Loh, kalau pergi berwisata, bukankah akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak?
Husna: Menurutku itu sepadan dengan apa yang kita dapatkan ketika berwisata. (Seketika itu, datang seorang guru)
Guru: Ada apa ini, tampaknya diskusi kalian seru sekali?
Salman: Eh, iya, Pak. Selamat siang, Pak! Silakan duduk. Begini, Pak. Kami sedang mendiskusikan untuk acara akhir tahun nanti.
Saya mengusulkan untuk mengadakan bazaar, kreasi seni, dan diselingi dengan band sekolah. Menurut saya itu lebih menghemat biaya, tetapi tetap mengasyikkan.
Husna: Ya, Pak, sedangkan saya mengusulkan pergi karya wisata ke luar kota. Itu atas usulan dari teman-teman yang lain. Kami bingung, Pak. Mau memutuskan yang mana.
Guru: Baik. Kedua usul kalian sangat baik dan bernilai positif. Bagaimana kalau Bapak usulkan agar mengumpulkan suara terbanyak saja?
Kalian buatlah semacam angket untuk memilih mana pilihan dari teman-teman yang lain. Nah, yang suaranya terbanyak, itulah acara yang akan kita laksanakan. Bagaimana?
Salman dan Husna: Setuju, Pak!
Penutup
Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos share kepada kamu terkait beberapa judul contoh teks negosiasi.
Semoga informasi di atas bisa membantu kamu memahami lebih jauh terkait teks negosiasi, ya! Buat kamu yang butuh informasi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: