5 Contoh Osmosis dalam Kehidupan Sehari-hari Beserta Pengertiannya
5 Contoh Osmosis dalam Kehidupan Sehari-hari Beserta Pengertiannya – Proses osmosis berkaitan erat dengan proses difusi dan akan kamu pelajari pada materi Biologi kelas 11 SMA.
Salah satu contoh osmosis dalam kehidupan kita sehari-hari ada pada tumbuhan.
Nah, untuk lebih jelasnya lagi kamu bisa simak pengertian hingga berbagai contoh osmosis dalam kehidupan sehari-hari berikut ini.
Berikut Pengertian Hingga Contoh Osmosis Dalam Kehidupan Sehari-hari
Daftar Isi
Daftar Isi
Sejatinya, osmosis merupakan peristiwa perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari yang berkonsentrasi rendah ke yang berkonsentrasi tinggi.
Dalam prosesnya, molekul pelarut akan bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat hingga mendapatkan kesetimbangan konsentrasi.
Air berperan sebagai pelarut yang bersifat universal, sementara membran semipermeabel hanya dapat dilalui oleh molekul tertentu.
Jadi, osmosis adalah difusi air dari hipotonik (daerah yang berkonsentrasi rendah) ke hipertonik (daerah berkonsentrasi tinggi) hingga isotonik (menghasilkan larutan seimbang).
Pada umumnya, osmosis hanya bergerak menuju satu arah mengingat subjek dari proses ini adalah air.
Proses osmosis sendiri sering terjadi di antara cairan ekstravaskuler dengan cairan intravaskuler.
Berikut ini adalah ulasan mengenai pengertian osmosis dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Apa
itu Osmosis?
Proses osmosis sendiri pertama kali dipelajari secara menyeluruh pada tahun 1877 oleh seorang ahli fisiologi tumbuhan Jerman, Wilhelm Pfeffer.
Merupakan proses yang sangat penting dalam bidang Biologi, istilah osmosis diperkenalkan pada tahun 1854 oleh seorang ahli kimia Inggris bernama Thomas Graham.
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), osmosis didefiniskan sebagai pencampuran dua macam cairan melalui dinding sel atau selaput.
Biasanya, peristiwa osmosis sering kali disebut sebagai gerakan pasif karena tidak membutuhkan energi yang lebih.
Dikutip
dari buku Biologi karya Oman Karmana, osmosis adalah peristiwa perpindahan
molekul air (pelarut) melalui membran semipermeabel dari larutan yang
berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi.
Dapat
dikatakan bahwa osmosis merupakan perpindahan molekul pelarut (misalnya air)
melalui selaput semipermiabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air) rendah
(hipotonis) ke konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi (hipertonis).
Jika suatu larutan dipisahkan dari pelarut murninya oleh suatu membran yang permeabel terhadap pelarut tetapi tidak terhadap zat terlarutnya.
Maka, larutan tersebut akan cenderung menjadi lebih encer dengan menyerap pelarut melalui membran tersebut.
Proses
ini dapat dihentikan dengan cara meningkatkan tekanan pada larutan dengan
jumlah tertentu, yang disebut tekanan osmotik.
Hubungan ini menyebabkan persamaan guna menentukan berat molekul zat terlarut dalam larutan encer melalui efek pada tekanan uap pelarut, titik beku, atau titik didih.
Nantinya, hasil dari osmosis akan menjadi larutan yang seimbang (isotonik) dengan sendirinya.
Faktor
yang Mempengaruhi Osmosis
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi osmosis adalah sebagai berikut:
1.
Ukuran molekul yang meresap
Faktor
pertama yang mempengaruhi osmosis adalah ukuran molekul. Diketahu, ukuran molekul
yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih
mudah.
2.
Keterlarutan lipid
Molekul
yang memiliki keterlarutan tinggi akan meresap lebih cepat daripada molekul
dengan kelarutan yang rendah seperti lipid.
3.
Luas permukaan membran
Jika
luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan lebih besar, maka kadar
resapan menjadi lebih cepat.
4.
Ketebalan membran
Suatu molekul memiliki kadar resapan songsang dengan jarak yang harus dilaluinya.
Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis akan jauh lebih cepat.
5.
Suhu
Pergerakan molekul akan dipengaruhi oleh suhu. Di suhu yang tinggi, kadar resapan akan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Proses
Osmosis
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, osmosis merupakan perpindahan molekul pelarut
melalui selaput semipermiabel dari bagian yang lebih pekat atau dari bagian
yang konsentrasi pelarut rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut (misalnya
air) tinggi (hipertonis).
Proses
ini akan berlangsung hingga mencapai suatu kesetimbanga. Hal ini akan ditandai
dengan berhentinya perubahan volume larutan.
Dikutip
dari buku karya Asmadi berjudul Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, kecepatan osmosis akan tergantung pada
konsentrasi solute di dalam larutan, muatan listrik solute, suhu larutan, dan
perbedaan tekanan osmosis.
Untuk tekanannya akan bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan.
Jika konsentari molekulnya tinggi, maka tekanan osmosis pada larutan tersebut juga akan tinggi. Sehingga, air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut.
Tekanan osmosis larutan disebut juga osmolalitas yang dapat dipengaruhi oleh jumlah albumin dan natrium.
Biasanya, proses ini terjadi antara cairan intravaskuler dengan cairan ekstravaskuler.
Contoh
Osmosis dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut
ini adalah beberapa contoh osmosis dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Penyerapan air oleh tumbuhan
Penyerapan air oleh akar tumbuhan merupakan contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan sehari-hari yang pertama.
Dilansir dari Biology Dictionary, akar tumbuhan mempunyai konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan tanah di sekitarnya.
Hal tersebut menyebabkan osmosis terjadi. Dimana air dalam tanah masuk ke dalam akar tumbuhan yang kemudian memasuki xilem untuk kemudian ditransportasikan ke seluruh tubuh tumbuhan.
2.
Siput dan ular yang mati karena garam
Contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan sehari-hari yang kedua adalah siput dan ular yang mati karena ditaburi sejumlah besar garam.
Diketahui, garam membuat konsentrasi zat di luar permukaan tubuh siput dan ular tinggi.
Hal tersebut akan memicu proses osmosis, di mana kandungan air dalam tubuh siput dan ular akan tertarik ke luar permukaan tubuhnya.
Akibatnya, sel tubuh siput dan ular akan kehilangan banyak air, mengerut, dan kemudian mati.
3.
Ikan air asin tidak bisa hidup di air tawar
Contoh
peristiwa osmosis yang selanjutnya adalah ikan yang hidup di air asin tidak
dapat hidup di air tawar. Sebaliknya, ikan air tawar juga tidak bisa hidup di
air asin.
Dilansir
dari Biology LibreTexts, jika ikan air asin selnya isotonik (konsentrasi garam
zat terlarut sama) dengan air laut ditempatkan ke dalam air tawar, maka akan
terjadi osmosis.
Di mana air dari laut akan masuk ke dalam tubuh ikan karena konsentrasi zat terlarut yang tinggi.
Hal ini menyebabkan sel ikan akan dimasuki oleh terlalu banyak air, membengkak, hingga kemudian meledak atau mengalami lisis. Nah,
inilah alasan mengapa ikan laut tidak bisa hidup dalam air tawar.
4.
Pembuatan asinan
Contoh dari peristiwa osmosis keempat adalah pembuatan asinan, seperi kimchi.
Seperti yang kita ketahui, asinan dibuat menggunakan garam untuk mengurangi kandungan air di dalam sayuran atau buah-buahan.
Secara otomatis, air dalam bahan asinan akan tertarik keluar karena garam yang membuat lingkungannnya memiliki konsentrasi lebih tinggi.
5.
Wortel yang melunak
Wortel
menjadi lunak akibat kehilangan air karena menguap. Ini dapat dikembalikan
dengan merendam wortel dalam air. Wortel akan tampak segar karena menyerap
kembali air yang hilang.
Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan untuk kamu terkait pengertian hingga contoh osmosis dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga informasi di atas bisa membantu kamu memahami lebih jauh materi tentang osmosis ya.
Jika kamu ingin mengulik materi Biologi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: