4 Contoh Budaya Kerja Perusahaan di Indonesia dan Penjelasannya
4 Contoh Budaya Kerja Perusahaan di Indonesia dan Penjelasannya – Dalam suatu perusahaan, tentunya memiliki budaya kerjanya masing-masing.
Umumnya, budaya tersebut tercipta dan diciptakan dengan tujuan membuat karyawan di dalamnya dapat bekerja secara produktif dan mencapai hasil yang diekspektasikan perusahaan.
Selain itu, budaya kerja merupakan suatu konsep yang berfungsi untuk menata dan mengelola perilaku dan sebagai nilai kolektif, ketentuan, dan prinsip-prinsip dari para karyawannya.
Sebab, budaya kerja sendiri pun merangkap hubungan antar karyawan dengan berbagai hal di perusahaan tersebut.
Budaya Kerja Perusahaan di Indonesia
Daftar Isi
Daftar Isi
Adanya budaya pekerjaan itu dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satu di antaranya adalah di mana atau lokasi dari perusahaan tersebut berdiri.
Mulai dari lokasi paling umumnya, seperti negara, hingga ke tempat yang paling khusus.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa budaya kerja yang umum diterapkan pada perusahaan-perusahaan.
Meskipun tidak sama secara keseluruhan, tetapi terdapat budaya kerja perusahaan yang umum diterapkan. Untuk mengetahui apa saja budaya tersebut, simak dan cermati artikel ini dengan baik, ya.
Pengertian Budaya Kerja
Budaya kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berlandaskan keyakinan, nilai, dan norma yang dikembangkan dalam organisasi.
Tujuannya adalah untuk menjadi pedoman bagi anggota-anggotanya. Di mana budaya kerja ini juga diharapkan dapat menjadi jalan untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal maupun integrasi internal.
Tidak hanya pengertian di atas, budaya kerja pun dapat diartikan sebagai hasil pikiran atau program mental.
Nantinya, budaya kerja akan berfungsi untuk meningkatkan efisiensi kerja dan hubungan antar manusia. DI mana pada hal ini hubungan tersebut terjalin karena pekerjaan.
Contoh Budaya Kerja Perusahaan di Indonesia
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Indonesia memang memiliki sejumlah budaya kerja yang diterapkan pada masing-masing perusahaannya.
Berdasarkan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI), terdapat empat jenis budaya kerja yang umum di perusahaan. Berikut ini empat jenis budaya kerja tersebut.
1. Hierarchical Culture
Pertama-tama, ada hierarchical culture yang mengacu pada struktur jabatan di suatu perusahan.
Oleh karena itu, jalannya perusahaan atau suatu praktik bisnis mengacu pada control atasan, aturan, dan struktur yang berlaku. Selain itu, konsep lingkungan kerja pun diatur menjadi formal demi tercapainya stabilitas.
Perusahaan yang kendalinya dipegang penuh oleh para pejabat tinggi biasanya didasari oleh penilaian bahwa mereka memiliki pengalaman dan kemampuan yang mumpuni.
Jika budaya ini mampu dijalankan dengan tepat dan sebagaimana mestinya, maka produktivitas dan visi perusahaan dapat tercapai.
2. Adhocracy Culture
Kedua adalah budaya adhocracy culture. Budaya kerja ini berlandaskan pada energi dan kreativitas para karyawannya dan dengan begitu akan tercipta lingkungan yang dinamis serta kreatif.
Para pemimpin dan karyawan diharapkan dapat berperilaku sebagai sosok inovator yang berani untuk mengambil risiko hingga memacu karyawan lainnya untuk bertindak demikian.
Selain itu, mutu paling utamanya didasari oleh inovasi dan juga eksperimen yang diikuti dengan kebebasan untuk masing-masing individu.
Karyawan yang diberi kebebasan untuk banyak berinovasi nantinya akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Seperti jika di masa depan terjadi persaingan dengan perusahaan lain, maka perusahaan yang menerapkan adhocracy culture ini dapat tetap bertahan.
Oleh karena itu, budaya kerja di perusahaan tersebut haruslah meyenangkan, pegembangan yang berkelanjutan, terdapat suatu standar, mampu mengantisipasi kebutuhan dan dapat menemukan solusi yang kreatif.
3. Clan Culture
Berikutnya adalah clan culture yang menitikberatkan pada aspek kolaborasi.
Perusahaan yang menerapkan budaya ini cenderung menganggap para karyawannya sebagai satu keluarga dalam menjalin hubungan.
Dengan begitu, komitmen dan nilai-nilai seperti team work, komunikasi, dan musyawarah dapat terjalin dengan mudah.
Selain itu, budaya kerja yang demikian ini memiliki strategi untuk meningkatkan kualitas perusahaan dengan pembentukkan tim, keterbukaan komunikasi, pengembanagan produktivitas karywan dan juga pemberdayaan para karyawannya.
4. Market Culture
Terakhir, ada market culture. Budaya kerja yang satu ini secara sederhana dapat dianggap sebagai yang paling agresif.
Sebab, terjadinya penghambatan proses pembelajaran untuk karyawan sangat dimungkinkan terjadi.
Persaingan tidak hanya terjadi di antar perusahaan yang masih satu industri, tetapi juga di antara para karyawan dalam perusahaan tersebut.
Selain itu, karyawan dituntut untuk menyempurnakan visi perusahaan dengan keadaan performa yang sulit untuk dicapai.
Faktanya, tuntutan performa memang dapat menjadi motivasi untuk karyawan dapat berprestasi.
Namun, jika terlalu banyak kritik dan pendapat yang tidak perlu justru akan menimbulkan efek yang sebaliknya. Budaya kerja pun menjadi tidak sehat dan karyawan akan menjadi tidak produktif serta tidak jujur.
Tujuan Budaya Kerja di Perusahaan Indonesia
Diciptakannya budaya kerja bukanlah tanpa arti. Faktanya, budaya kerja diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu, berikut adalah tujuannya:
- Menggariskan batasan yang jelas dengan perusahaan lainya
- Memberikan identitas untuk para karyawan
- Menstimulasi timbulnya komitmen yang bahkan melampaui kepentingan individu
- Menjadi perekat sosial
- Suatu mekanisme pembentukan dan control untuk menentukan sikap serta perilaku karyawan
Unsur-Unsur Budaya Kerja Perusahaan di Indonesia
Setelah mengetahui jenis dan tujuan dari adanya budaya kerja, berikutnya adalah memahami unsur-unsur apa saja yang adalah dalam budaya kerja. Berikut adalah poin-poin tentang unsur budaya kerja, antara lain:
1. Asumsi Dasar
Asumsi dasar dalam budaya kerja dapat dijadikan dasar pijakan untuk menilai dan berperilaku sebagai karyawan dari suatu perusahaan
2. Keyakinan
Dalam budaya kerja, setiap individu atau karyawan memiliki keyakinannya.
Keyakinan tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk nilai-nilai dengan rupa semboyan, visi misi perusahaan, dan ide atau prinsip bisnis.
3. Kepemimpinan
Orang-orang yang tergabung dalam suatu perusahaan atau berjalannya bisnis tentunya membutuhkan sosok pemimpin.
Di mana, pemimpin akan menjadi orang terdepan dalam menciptakan dan mengembangkan perusahaan.
4. Pemecahan Masalah
Saat menjalankan bisnis atau dalam suatu perusahaan, kehadiran masalah adalah hal yang umum dan pasti akan terjadi. Dua masalah utama tersebut meliputi persoalan adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal.
Keduanya akan menimbulkan persoalan yang berbeda di tiap-tiap perusahaan, tetapi dengan budaya perusahaan itu pula lah masalah harus dapat diatasi sesuai dengan keyakinan dasar yang dipatuhi oleh para karyawan.
5. Value Sharing
Berikutnya adalah value sharing, di mana keadaan untuk menilai sesuatu yang diinginkan oleh seseorang menjadi hal yang penting.
6. Proses Belajar
Budaya kerja tidak hanya mensejahterakan perusahaan atau organisasi itu, tetapi juga berlaku untuk para karyawannya.
Keyakinan yang telah dianut oleh para karyawan perlu untuk dikembangkan dan juga diteruskan kepada setiap individu.
Hal itu dimaksudkan agar seluruhnya memiliki pedoman untuk berperilaku di perusahaan.
7. Adjustment
Terakhir, adaptasi atau adjustment. Setiap perusahaan menganut budaya kerja yang berbeda-beda, tetapi justru disitulah anggota atau karyawan harus mampu menyesuaikan diri.
Poin yang satu ini tidak berkaitan dengan lama atau barunya seorang karywan atau bahkan durasi karyawan tersebut mengabdi, tetapi lebih fokus pada perilaku dan kesesuaian masing-masing individu.
Nah, itu tadi informasi terkait budaya kerja di perusahaan Indonesia. Kira-kira tempatmu bekerja sekarang masuk dalam jenis perusahaan yang menganut budaya kerja yang mana?
Semoga informasi di atas dapat membantu kamu dan memberikan informasi tambahan serta menjadi ilmu untuk kamu yang membacanya, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: