Cara Menghitung Modus, Data Tunggal, Data Kelompok Beserta Contohnya
Cara menghitung modus pada data tunggal maupun agar data ganda memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Contoh Lain Penghitungan Modus
Contoh 1
Sebuah kelas memiliki 30 siswa. Saat ada pelajaran olahraga mereka diukur tinggi badannya. Berikut beberapa data tinggi badan:
Data
155
145
165
145
167
170
154
135
155
165
177
156
165
155
165
160
165
170
165
170
145
179
156
165
165
178
165
154
180
159
Dari data di atas berapa besar modus atau data yang paling sering muncul?
Data – Frekuensi
135 – 1
145 – 3
154 – 2
155 – 3
156 – 2
159 – 1
160 – 1
165 – 9
167 – 1
170 – 3
177 – 1
178 – 1
179 – 1
180 – 1
Berdasarkan frekuensi data yang sudah dikelompokkan di atas, maka sudah terlihat jika pada data 165, frekuensinya lebih tinggi dari yang lain.

Advertisement
Jadi, bisa dikatakan jika tinggi badan siswa yang ada di kelas modusnya adalah 165 cm.
Contoh 2
Saat ujian bahasa Inggris, suatu kelas yang terdiri dari 40 anak memiliki nilai sesuai dengan tabel di bawah ini.
Berdasarkan data dalam tabel tersebut kira-kira berapa besar modus data yang ada di kelas tersebut berdasarkan nilai ujian.
Nilai Ujian : Frekuensi
11-20 : 1
21-30 : 1
31-40 : 3
41-50 : 2
51-60 : 5
61-70 : 10
71-80 : 12
81-90 : 3
91-100 : 3
Dari data di atas, kita bisa menggunakan rumus modus di bawah ini:
Mo = L + (d1 / (d1 + d2)) * i
Mo = 70,5 + (2/11) * 10 = 72,318
Cara menghitung modus ternyata cukup mudah untuk dilakukan. Data ini digunakan untuk melihat bagaimana cara rata atau sebaran data yang dimiliki oleh suatu kelompok.
Meski kurang teliti, data ini juga bisa dimanfaatkan untuk melihat keseluruhan atau secara umum.
Pada data yang sifatnya tidak matematis seperti data yang berbentuk sifat, maka bisa digunakan untuk melihat mayoritas dari suatu hal.
Dengan hanya melihat waktu saja, maka bisa disimpulkan mayoritas seorang atau kelompok tertentu dalam suatu penelitian atau sebaran data.