Cara Menghitung Persen Bunga Pinjaman per Bulan beserta Contoh Kasusnya
Mengetahui cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan sangat penting untuk memudahkan kamu dalam pengaturan budget selama jangka waktu kredit sehingga angsuran lancar.
4. Menghitung Bunga Anuitas
Bunga anuitas adalah suku bunga pinjaman yang penghitungannya memodifikasi metode efektif sehingga jumlah angsuran tetap sama setiap bulannya. Walaupun total angsurannya sama, tapi komposisi besaran pokok cicilan dan bunga mengalami perubahan secara periodik.
Sebagai gambaran, komposisi bunga lebih besar pada masa awal angsuran dibandingkan dengan komposisi angsuran pokok. Nantinya, saat mendekati tanggal jatuh tempo, komposisi angsuran pokoklah yang lebih besar, sedangkan besaran bunganya menjadi kecil.
5. Menghitung Bunga Mengambang

Advertisement
Bank juga menetapkan jenis balas jasa lain yang disebut dengan suku bunga mengambang (floating rate). Pengertian floating rate adalah suku bunga yang besarannya tidak tetap karena mengikuti perubahan harga yang terjadi di pasaran.
Jika nilai suku bunga di pasaran naik, maka bunga yang harus dibayarkan akan naik, begitu juga sebaliknya. Sistem suku bunga mengambang dapat kamu temui pada produk pinjaman KPR selama periode tertentu.
Cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan pada sistem floating rate bisa berpatokan pada skema berbeda, misalnya fixed rate pada periode awal lalu floating rate pada periode berikutnya.
Contoh Cara Menghitung Persen Bunga Pinjaman per Bulan
Sekarang, saatnya kamu memperdalam pengetahuan tentang penghitungan bunga pinjaman berdasarkan beberapa kasus:
Contoh Kasus Bunga Flat
Seorang nasabah bernama Ardi meminjam uang sebesar Rp360.000.000 pada Bank AB. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank tersebut sebanyak 10% per tahun. Setelah mencermati ketentuan yang ada, Ardi memutuskan untuk mengambil tenor kredit selama 12 bulan.
Maka, cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan berdasarkan kasus dengan sistem flat rate tersebut antara lain:
Total pinjaman : 360.000.000
Suku bunga/tahun : 10%
Jangka waktu : 12 bulan
Pertama, hitung dulu jumlah cicilan yang harus dibayar oleh Ardi setiap bulannya:
360.000.000 12 = 30.000.000 per bulan
Setelah itu, baru menghitung besaran suku bunga per tahun:
360.000.000 x 10% = 36.000.000
Kemudian, hitung bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya:
36.000.000 12 = 3.000.0000
Jadi, setiap bulannya Ardi harus menyetor ke Bank AB sebanyak Rp30.000.000 + Rp3.000.000 yakni Rp33.000.000.
Contoh Kasus Bunga Efektif
Pak Danang mengajukan pinjaman ke sebuah sebanyak Rp120.000.000 dalam jangka waktu 12 bulan. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank per tahunnya sebesar 10%.
Berdasarkan data tersebut, maka jumlah angsuran per bulannya sebanyak:
120.000.000 12 = 10.000.000 per bulan
Pada sistem bunga efektif, besar angsuran per bulan akan berbeda karena menyesuaikan dengan bunga yang semakin mengecil. Penghitungannya sebagai berikut:
Jumlah bunga pada bulan pertama:
120.000.000 x 10% x (30/360)
120.000.000 x 10% x 1/12 = 1.000.000
Jadi, total angsuran pada bulan pertama sebesar Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Jumlah bunga pada bulan kedua:
Hitung dulu sisa pinjaman yang belum dibayar
120.000.000 โ 10.0000.000 = 110.000.000
110.000.000 x 10% x (30/360)
110.000.000 x 10% x 1/12 = 916.667
Jadi, total angsuran pada bulan kedua menjadi Rp10.000.000 + Rp916.667 = Rp10.916.667
Jumlah bunga pada bulan ketiga:
Pertama, hitung dulu sisa pinjaman yang masih menjadi tanggungan:
110.000.000 โ 10.000.000 = 100.000.000
100.000.000 x 10% x (30/360)
100.000.000 x 10% x 1/12 = 833.334
Jadi, jumlah angsuran pada bulan ketiga menjadi Rp100.000.000 + Rp833.334 = Rp10.833.334
Berdasarkan penghitungan 3 bulan pertama, sudah terlihat bahwa besaran bunga semakin menurun. Mulai dari bulan pertama sebesar 1 juta rupiah kemudian berkurang menjadi sekitar 916 ribu rupiah lalu berkurang lagi menjadi sekitar 833 ribu rupiah pada bulan ketiga.